91

Halo

Lanjut lagi ya

Ada yang nunggu kelanjutan story ini?

.

.

.

putri sudah mulai terdiam, dia sudah sedikit tenang setelah mendapat pelukan hangat dari chanyeol malam itu. chanyeol menggendong nya dan membawa putri ke ranjang milik mereka, menyelimuti tubuh putri dan mengecup kening istrinya itu lembut.

"tidur ya sayang..."

grepp

"kamu mau kemana chan?"

"aku gak kemana mana sayang.. aku cuma mau ke bawah sebentar dan nengok arsya. siapa tahu dia butuh sesuatu."

"jangan pergi..."

rintih putri kecil dan lirih sambil memegang tangan chanyeol dengan erat.

"kamu mau aku disini sampai kamu tidur?"

putri mengangguk kecil sebagai jawaban. membuat chanyeol tersenyum lembut ke arahnya dan mulai mengarahkan tangannya untuk membelai lembut kepala istrinya dan mengurai rambut putri yang menutupi keningnya

"ya udah.. aku disini.. kamu tidur ya"

chanyeol mengusap usap kepala putri terus menerus dengan lembut dan perlahan hingga tak lama mata putri akhirnya terpejam. dengkuran halus yang keluar dari nafasnya membuat chanyeol bisa sedikit menarik nafas lega karena dia yakin istrinya sudah terlelap. dengan perlahan, chanyeol bangkit dann menaikkan selimut ke tubuh putri. dia beranjak ke kamar arsya untuk menengok putra kecilnya.

hati dan pikirannya benar benar tak bisa tenang, dia terus menghembuskan nafas nya dengan kasar mengingat bagaimana putri meminta untuk berpisah dengannya tadi. matanya terpejam dan keningnya mengernyit menandakan dirinya benar benar sangat lelah.

'tuuutt tuuutt'

"halo?"

"faa? maaf aku harus ganggu kamu malam malam begini, tapi apa kamu ada waktu sekarang?"

"apa terjadi sesuatu?"

"aku butuh seorang teman"

"oke, aku kesana"

bip

chanyeol kembali menghembuskan nafasnya. dia bisa saja menelepon member EXO atau sahabatnya yang lain, tapi.. untuk masalah yang dihadapi nya saat ini. dirasakan bahwa fariz adalah orang yang paling tepat untuk di ajak bicara, selain karena dia merupakan saudara terdekat. hubungan batinnya dengan putri juga dirasakan chanyeol akan membantunya suatu saat nanti.

.

.

--Skiipp--

"maaf aku memintamu datang malam ini"

"ada masalah lagi sama dia?"

"dia hamil"

ucap chanyeol lesu.. berita yang seharusnya menggembirakan baginya, sekarang justru seolah menjadi petaka tersendiri bagi chanyeol.

"lagi? apa rusuknya sudah tidak apa apa?"

"justru itu masalahnya hyung.. aku..."

"duduk.. dan ceritakan semuanya padaku. apa yang terjadi"

chanyeol mulai duduk dan menceritakan semuanya pada fariz yang menyimak dengan seksama semua yang dikatakan oleh chanyeol. tangannya berkali kali menepuk pundak chanyeol karena melihat iparnya itu sangat frustasi dengan kondisi ini.

"dia bahkan... meminta aku untuk berpisah dengannya hyung..."

fariz menarik nafas panjang, dia tahu apa yang dirasakan chanyeol tapi, di sisi lain dia juga memahami posisi putri sebagai seorang wanita. sebagai dokter, meskipun bukan di bidangnya. fariz sudah sering mendengar kasus seperti ini dari dokter kim atau dokter lainnya. sang suami, awalnya memang akan merelakan tapi. begitu mereka melihat sosok anak kecil di sekelilingnya maka... kemungkinan besar untuk sang suami harus berpisah dan mencari wanita lain yang bisa memberikannya keturunan sesuai yang diinginkan.

"yeol..."

"aku bukan laki laki seperti itu hyung.. cintaku sama dia bahkan gak bisa aku ukur dengan apapun hyung. aku.. aku merasa lebih sakit melihat dia hancur begini hyung.. sumpah, aku mau mati rasanya waktu dia bilang dia ingin bercerai dariku"

"emosinya sedang tidak stabil yeol.. itu sebabnya dia berpikiran seperti itu."

"aku takut hyung... aku takut kalau aku harus kehilangan dia hyung..."

"arsya.. apa dia baik baik saja?"

"ya..."

"untuk sementara waktu, arsya biar aku yang urus. kamu urus putri baik baik. dia gak akan bisa menjaga arsya dengan baik jika emosinya masih tidak stabil seperti sekarang, dampingi dia dan pastikan semuanya baik baik saja."

"apa.. aku harus mengubah keputusanku?"

"jawaban dari semuanya ada pada hati kamu yeol.. entah kamu memilih mempertahankan adikku atau keponakan ku.. aku akan mendukung apapun yang kamu putuskan."

"kalau dia marah dan seperti tadi lagi.. aku harus apa?"

"yeol... kamu suaminya kan? kamu tahu persis bagaimana harus mencairkan hatinya. gunakan naluri kamu dan rasa cinta kamu untuk bisa menenangkan putri. cinta akan membuat segalanya bisa dilewati, sesulit apapun jalannya"

"aku ngerti hyung..."

"malam ini, aku akan menginap disini. kamu istirahat aja, aku akan carikan baby sitter sementara untuk mengurus arsya yang berada di bawah pengawasan ku secara langsung. aku juga akan menguhubungi dokter park untuk melihat kondisi mental putri sekarang. kuatkan hati kamu yeol..."

chanyeol mengangguk lesu dan langsung dipeluk erat oleh fariz.

.

.

.

nunggu adegan berdarah?

part selanjutnya ya

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top