89

Hai

Nunggu story ini gak?

.

.

.

"Maafkan aku putri, chanyeol.. tak ada cara lain selain kita harus menggugurkan kandungan kamu puu"

Pagi itu setelah semalaman merasa khawatir dan tak tenang, chanyeol membawa putri untuk bertemu dengan dokter Kim. Mereka berharap dokter Kim memiliki solusi lain selain harus menggugurkan kandungan putri atau semacamnya. Jujur saja, mereka sama sekali tidak siap jika harus kehilangan kembali anak mereka.

Tapi, semua itu musnah sudah setelah dengan sangat yakin dan pasti dokter Kim menyatakan bahwa itulah satu-satunya cara agar putri selamat dan setelah janin digugurkan putri harus di sterilisasi atau diangkat kandungannya agar nantinya dia tak lagi perlu takut untuk mengandung dan membahayakan nyawanya lagi untuk ke sekian kalinya.

"Aku gak mau.. aku gak bisa lepaskan anak aku lagi"

"Sayang..."

"Enggak Chan! Aku gak mau!"

"Putri, bicara baik baik ya.. kita cari solusinya baik baik. Pikirkan Arsya juga putri..."

Tubuh putri membeku begitu juga dengan chanyeol yang selalu ada disampingnya. Tangan chanyeol tak lepas menggenggam erat tangan putri dan mengusap lembut punggung tangan istrinya selama dalam perjalanan pulang setelah menemui dokter Kim.

Tak ada pembicaraan apapun diantara mereka berdua selama di dalam mobil, chanyeol dan putri sama sama larut dalam pikiran mereka masing-masing.

.

.

"Kamu istirahat dulu ya.. aku mau siapin makan malam buat kita sama Arsya"

grepp

"jangan buat aku jadi jauh lebih buruk lagi sebagai istri kamu chan"

"puu... maksud kamu apa?"

"kamu ke kamar arsya aja, biar aku yang siapin makan malam"

ucap putri datar membuat chanyeol semakin bingung dengan tingkah istrinya itu. dia akhirnya mengikuti permintaan putri dan segera ke kamar arsya untuk mengajak putra kecilnya itu bermain sembari menunggu putri menyiapkan makan malam.

.

.

.

--Skiipp--

"mommy..."

"ya sayang..."

"mommy nangis?"

"enggak sayang, mommy cuma capek dan ngantuk aja"

"mau bobok cama alca?"

"disini?"

"hehehe..."

"udah, arsya tidur aja ya.. mommy juga mau tidur. besok arsya udah mulai sekolah kan?"

"iya mommy... celamat bobok"

"iya sayang, selamat tidur juga ya..."

.

.

cklek

"arsya udah tidur?"

"iya, baru aja"

sreett

brukk

"maafin aku..."

chanyeol memeluk pinggang putri yang duduk di pangkuannya dan menenggelamkan kepalanya ke dada istrinya. 

"buat apa chan?"

"aku.. udah pikirin semuanya tadi.. dan aku, juga udah putuskan tentang ini semua"

putri menatap lekat ke arah chanyeol, dia melihat dengan tatapan penuh ke khawatiran pada suaminya itu.

"chan..."

"ijinin aku buat melindungi kamu dan memegang peranan aku sebagai suami kamu yang melindungi kamu dan menjaga kamu sebagai istri aku puu"

jujur, putri sudah tahu persis kemana arah pembicaraan chanyeol saat ini. hati dan pikirannya sudah menunjukkan ke satu arah pasti. tapi, dia masih berusaha keras untuk menepis semua kemungkinan itu.

"enggak..."

"sayang, ini jalan satu - satunya untuk kita dan aku gak mau kehilangan kamu begitu juga sama arsya... aku mohon.."

"chan! ini anak kita"

"aku tahu sayang, aku tahu... aku juga berat memutuskan ini. tapi, akan jauh lebih berat kalau aku tahu aku harus menghadapi hal yang sama seperti saat kelahiran arsya atau bahkan yang lebih buruk lagi nantinya."

"kamu tega banget chan"

"sayang, aku mohon... pahami posisi aku. aku juga tersiksa dengan posisi ini"

"aku lebih baik-"

"kamu mau mati dan meninggalkan aku juga arsya? kamu tahu persis, anak ini juga kemungkinan besar gak bisa lahir dengan selamat. apa kamu mau aku dan arsya harus kehilangan kamu dan anak kita lagi dalam satu waktu yang sama? itu yang kamu inginkan?"

putri menunduk lemas, tubuhnya kembali bergetar dan dia terisak menangis tersedu dalam dekapan chanyeol.

"ini salahku... ini semua kesalahanku"

"sstt... jangan bilang begitu sayang"

"aku yang membuat anak kita terus meninggal bahkan sebelum mereka lahir chan. aku gak bisa jadi ibu yang baik untuk mereka. aku juga bukan istri yang baik untuk kamu.. aku selalu.. menorehkan luka untuk kamu"

"sayang, aku mohon berhenti berpikir seperti itu... ini bukan seperti yang kamu pikirkan."

"kasih aku waktu chan"

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top