88

hai

aku bakal banyak update buat story ini kayaknya

kita liat aja ya...

ini bakal jadi perjuangan berat untuk chanyeol

.

.

.

putri sekarang berada di sebuah ruangan putih.. dia terus berjalan di ruangan tanpa ujung dan terus memanggil chanyeol juga arsya. entah kenapa, sulit sekali menemukan dua orang yang begitu di cintainya itu disini. tempat macam apa ini? 

"hiks.. hiks..."

suara tangis...

sebuah suara tangis yang terdengar di telinga putri membuatnya berlari hingga menemukan dua orang sosok kecil yang menangis sambil memeluk lututnya.

"nak.. kamu siapa?"

dua orang anak kecil itu menatap putri nanar. mereka tak menjawab pertanyaan putri sedikitpun dan hanya menepis kedua tangan putri yang menyentuh pundak kecil mereka

"pergi! jangan pernah menyentuh kami"

"pembunuh!!! pergi !!!!"

putri mulai mundur ke belakang, entah kenapa dadanya terasa sesak dan sakit mendengar ucapan kedua anak itu. dia menangis dan berderai air mata.

BRUKK!!

"ya Tuhan. sayang.. kamu gak apa apa?"

chanyeol segera berlari menghampiri istrinya yang terjatuh dari tempat tidurnya. dia memeriksa apakah putri terluka atau tidak dan membantu istrinya itu untuk bangkit dan kembali naik ke atas ranjang mereka.

"sayang, mana yang sakit? kok bisa jatuh gini sih?"

"chan.. ini dimana?"

"apa? ini.. ini di kamar kita, di rumah sayang"

"rumah? anak anak itu mana?"

"anak anak? siapa?"

"yang tadi nangis chan.. tadi, ada dua anak nangis disini"

"gak ada siapa siapa disini. bahkan, arsya juga tidur nyenyak kok di kamarnya. gak ada yang nangis sayang"

tubuh putri melemas.. mimpi kah? kenapa terasa begitu nyata? bahkan suara mereka masih terngiang di telinga putri sekarang. tapi, sosok anak itu sudah tak ada lagi sekarang. chanyeol membawa tubuh putri dalam dekapan nya.

"kamu kenapa hmm... mimpi buruk?"

"chan.. aku, aku gak mau kehilangan anak kita lagi.. enggak chan"

"sstt... tenang ya sayang, aku janji bakal cari jalan keluar untuk ini. kita cari jalan keluarnya sama sama ya.. kamu yang tenang"

"kamu janji kan? jangan pernah korbanin anak kita lagi"

"iya... aku janji"

"tapi chan..."

"apa lagi sayang?"

"kamu... gak marah sama aku?"

"marah? untuk apa?"

"aku... sebagai istri aku selalu menyulitkan kamu, aku selalu membuat kamu dalam masalah.. bahkan, di saat kita mau memiliki anak.. selalu aja kita mendapat kesulitan seperti sekarang. ada aja yang terjadi di saat seperti ini. aku pasti nyusahin kamu banget dan buat kamu sedih terus. iya kan?"

chanyeol tersenyum getir mendengar ucapan istrinya, tangannya mengusap lembut pipi putri

"jangan pernah berpikiran seperti itu lagi... kamu istri aku, apapun yang terjadi sama kamu itu sudah jadi tanggung jawab aku sebagai suami kamu. aku sudah berjanji di hadapan Tuhan dan kedua orang tua kita untuk menjaga kamu dan aku mampu mempertaruhkan segalanya untuk kamu dan keluarga kita.. aku mencintai kamu dari dulu sampai saat ini dan sampai kapanpun juga, gak akan pernah berubah apapun yang terjadi. kamu cukup percaya sama aku, aku akan menjaga kamu sebagai suami kamu dan menjaga keluarga kita sebagai seorang kepala keluarga. jadi, jangan pernah berpikiran yang aneh aneh lagi. paham?"

putri mengangguk kecil dan tersenyum tipis sambil menatap suaminya yang kembali merengkuh dirinya ke dalam pelukan hangat sembari mengecup puncak kepala putri berkali kali.

"aku cinta kamu... aku sangat mencintai kamu"

"maafin aku..."

"sstt... jangan nangis atau bilang maaf lagi..."

"aku cinta kamu chan... jangan tinggalin aku"

"gak akan pernah sayang, sampai kapanpun aku gak akan pernah meninggalkan kamu. gak akan pernah..."

putri mengeratkan lagi pelukannya pada chanyeol dan membenamkan wajahnya ke dalam dada bidang chanyeol.

"sekarang bobok lagi ya.. ini masih malam. besok kita ke rumah sakit buat ketemu dokter."

"peluk..."

"iya aku peluk sayang... sini bobok sama aku ya..."

chanyeol kemudian memeluk putri dengan erat dan bersenandung kecil sambil tangannya menjadi penopang kepala putri dan tangan yang satunya menepuk pelan tubuh putri agar cepat tertidur. matanya menerawang, dia berusaha menenangkan istrinya terus menerus semantara dalam hatinya menjerit dan merasa takut jika harus kehilangan lagi nantinya.

entah putri.. ataupun anak mereka lagi..

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

kok aku baper ya nulis part ini?


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top