86
Lanjut
.
.
.
--flashback ON--
"Selamat ya puu.. kamu positif hamil"
"Hamil dok? Syukurlah.."
"Iya kamu hamil 3 Minggu.. tapi, maaf sekali lagi puu ada yang mau aku beritahu sama kamu"
"Tentang apa dok?"
"Mungkin kamu lupa tentang ini. Tapi, kondisi tulang rusukmu yang belum baik bisa mempengaruhi lagi kehamilan kamu yang sekarang puu.. aku tidak mau kalau kejadian saat kelahiran Arsya kembali terulang padamu. Atau bahkan lebih buruk lagi puu"
"Maksud dokter.. aku harus merelakan lagi kehamilanku ini?"
"Aku harus egois sekarang puu.. kamu harus gugurkan kandunganmu sebelum semakin membesar"
"Dokter.."
"Suami kamu akan setuju dengan usulan ku putri. Aku yakin akan hal itu"
"Apa gak ada jalan lain dokter? Apa gak bisa dokter obati rusuk saya sementara saya berjuang untuk anak ini?"
"Itu bisa aja terjadi.. tapi, jika ini dipaksakan dan hasilnya buruk, bisa jadi bukan hanya kandunganmu yang harus digugurkan tapi juga kalau terpaksa aku harus mengangkat kandunganmu putri"
Degg
Hati putri mencelos mendengar ucapan dokter Kim. Jika kandungannya diangkat maka dia tak akan bisa untuk memiliki keturunan lagi. Sementara dia mau memenuhi impian chanyeol untuk memiliki 1 orang anak lagi mengisi rumah tangga mereka.
"Saya..."
"Aku berikan waktu untuk kamu bisa berdiskusi dengan suami mu. Jangan tutupi kondisi ini lagi darinya. Jangan buat dia semakin hancur daripada kemarin puu"
"Baik dokter. Saya mengerti"
--flashback off--
Perasaan putri tak karuan sekarang. Dia berada dalam dilema besar, sebagai wanita.. jika sampai kandungannya diangkat maka dia sudah tak lagi sempurna. Tapi, dia juga tak bisa membuat ini semakin sulit lagi.
.
.
.
--skiipp--
"Sayang.. "
"Udah pulang? Aku siapin Ir mandi dulu ya"
Grepp
"Aku gak mau mandi sekarang.."
"Kalau gitu aku buatin teh-"
"Gak perlu sayang.. kamu belum tidur dan aku tahu dari mata kamu kalau ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu"
"Aku baik baik aja Chan"
"Jangan bohong lagi sayang, aku tahu kamu punya banyak hal yang mau dibicarakan sama aku sekarang"
"Kamu masih capek"
"Enggak, aku gak capek. Sini.. duduk di pangkuanku..."
Chanyeol menarik putri untuk duduk di pangkuannya dan mencium kening istrinya sangat lembut, seolah dia akan menyakiti putri jika dia tak berhati hati. Putri tak bisa lagi menahan segala perasaan nya. Dia memeluk erat chanyeol dan mencari rasa nyaman dan ketenangan dalam pelukan suaminya itu sekarang.
"Kalau kamu mau nangis, aku bakal dengerin tangisan kamu dan semua cerita kamu sayang"
"Chan.."
"Ya sayang"
Jawab chanyeol sambil mengusap punggung putri.
"Kalau aku bilang aku hamil lagi. Gimana?"
"Kamu hamil?"
Ya Tuhan, lihatlah mata Chanyeol yang langsung berbinar cerah hanya karena mendengar kata hakim dari bibir Putri malam itu.
"Iya tapi, aku.."
"Kamu gak bisa mempertahankan kehamilan kamu?"
"Kamu.. tahu dari mana?"
"Mata kamu sayang... Aku tau dari tatapan mata kamu kalau itu adalah masalahnya sekarang. Seorang ibu pasti akan bahagia jika tahu dia akan memiliki anak lagi, tapi aku lihat ada kecemasan dari mata kamu. Persis saat kehamilan Arsya dulu"
"Chan.. aku minta maaf, aku bakal pertahankan ini aku-"
"Relakan ini sayang.. kalau memang melepaskan dia adalah yang terbaik untuk kesehatan kamu. Maka, lakukan saja"
"Tapi Chan.. ini gak semudah itu. Masalah nya sekarang, kemungkinan besar aku gak akan bisa lagi beri kamu seorang anak Chan.. aku, gak akan bisa jadi wanita yang sempurna lagi untuk kamu. Aku.. bakal jadi wanita yang cacat Chan"
"Maksud kamu? Aku gak ngerti kenapa kamu bisa bilang begitu. Jelasin sama aku pelan pelan. Ada masalah apa lagi?"
Putri menghembuskan nafas kasar sambil menatap lekat manik mata Chanyeol yang terlihat khawatir. Tangisnya kembali pecah saat menceritakan bahwa dia harus mengangkat kandungan nya sekarang. Membuat dia tak bisa lagi menjadi wanita yang sempurna.
.
.
"Angkat kandungan kamu. Aku ikhlas sayang"
"Chanyeol!"
"Kamu tetap sempurna apapun yang terjadi. Dimata aku kamu adalah wanita paling sempurna. Gak perlu khawatir tentang apapun lagi. Aku mohon.."
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top