80
Halo...
Lanjut
.
.
.
putri masih saja tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh chanyeol. katakanlah dirinya sedang bebal atau memang hatinya yang penuh dengan keegoisan seperti yang chanyeol katakan tadi. apapun itu, dalam lubuk hatinya yang terdalam dia memang belum bisa sepenuhnya menerima gagasan chanyeol untuk meminta maaf pada semua mantan pegawainya.
"apa aku memang bebal? kenapa aku begini?"
putri memilih mengurung dirinya di ruang kerja sementara chanyeol sendiri sudah teelelap ke alam mimpinya dari tadi karena kelelahan. putri berusaha sekuat mungkin untuk mengatasi hatinya. hingga, dia memutuskan melakukan satu hal malam itu.
.
.
.
'sayang.. aku keluar dulu ya'
sebuah pesan kecil di tinggalkan putri untuk chanyeol, berharap agar pesan itu bisa membuat chanyeol paling tidak merasa lebih tenang karena putri sudah berpamitan sebelum memutuskan untuk keluar dari rumahnya.
putri berada di belakang kemudi mobilnya malam ini. dia melajukan mobilnya menuju ke sebuah rumah kecil yang diketahui sebagai rumah milik salah satu mantan pegawainya yang terlibat sebuah kasus korupsi yang cukup besar. dia sebelumnya, sempat datang kesana bersama chanyeol dan mendapat sambutan kurang menyenangkan dari istri mantan pegawainya tersebut. putri masih terus saja berada di dalam mobil dan memperhatikan rumah itu dari jauh.
--other side on--
seorang wanita yang usianya terbilang paruh baya terlihat baru saja pulang bekerja, syal tebal yang melilit di lehernya tak mampu menahan hembusan angin hingga membuat nafas sang wanita itu memperlihatkan uap nya. dia terlihat agak tergesa gesa untuk masuk ke dalam rumah karena salju yang mulai turun sedikit demi sedikit di luar.
"ibu baru pulang?"
"iya.. mana ayahmu?"
"ayah belum pulang bu"
"hah! laki laki itu selalu saja begitu. dia tak pernah memikirkan kita dan hanya memikirkan kesenangannya sendiri"
"nanti biar aku mencari ayah. ibu masuklah dan istirahat"
"hahh... seandainya ayahmu tak berhenti bekerja. hidup kita tak akan sesulit ini."
"ayah diberhentikan karena dia memang bersalah bu"
"bersalah? bersalah apa? ayahmu sendiri yang bilang jika dia tak melakukan apapun. tapi, wanita sombong itu langsung memecat nya tanpa ampun. gara gara dia, hidup kita jadi sengsara!"
"ya sudah bu, ibu masuklah. disini dingin, biar aku mencari ayah"
"eoh.. cepat cari dia. jangan sampai dia mati di tengah salju karena kedinginan"
--other side off--
.
.
--Skiipp--
'tuk tuk tuk tuk'
jari jari putri mengetuk di sebuah meja kecil di kafe tempat dia menunggu seseorang malam itu
"maaf ya, lama nunggunya"
"enggak kok mas..."
"tumben, minta ketemu aku disini. kok gak di rumah aja? ada apa?"
putri terlihat tersenyum tipis pada fariz sebelum menceritakan semuanya. termasuk ide chanyeol untuk meminta maaf pada seluruh mantan pegawainya. juga tentang perasaan dan hatinya yang selama ini masih saja terasa begitu berat untuk bisa melakukan itu dan merasa takut juga sakit hati atas sikap yang diterima putri dari mantan pegawainya dan juga keluarganya. reaksi fariz ternyata sangat di luar dugaan, dia justru terlihat tersenyum dan mengusap lembut pipi adik kembarnya.
"chanyeol mau istrinya jadi sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan lebih sabar. itu sebabnya dia meminta kamu melakukan hal itu"
"maksud mas, selama ini aku gak dewasa?"
"iya. kamu sadar gak puu? selama ini, selama kamu menjabat sebagai seorang sajangnim. semua yang kamu inginkan selalu dengan mudah kamu bisa dapatkan. kamu cukup mengatakan nya dan semuanya akan berjalan sesuai yang kamu inginkan. secara tidak langsung itu membuat kamu jadi sosok yang kurang dewasa dan kurang sabar"
"hubungannya sama semua ini?"
"semua yang menimpa diri kamu dan keluarga kecil kamu selama ini tidak lain adalah buah dari perbuatan kamu sendiri kan? kamu sendiri mengakui hal itu. dendam dan sakit hati yang dimiliki oleh orang orang itu yang membuat hidup kamu gak tenang. chanyeol, cuma mau kamu memperbaiki diri kamu untuk memperbaiki kesalahan yang kamu buat di masa lalu kamu. agar masa sekarang dan masa depan kalian bisa lebih tenang dek"
"tapi hati aku masih belum bisa sepenuhnya menerima ini mas"
"maka dari itu... kamu harus memaafkan diri kamu dulu, kalahkan semua ego yang ada di dalam diri kamu. nantinya, kamu akan dengan sendirinya melangkahkan kaki kamu untuk memperbaiki kesalahan masa lalu kamu"
"...."
"suami kamu cuma mau istrinya tumbuh jadi wanita yang lebih baik. itu cara dia mendidik kamu sebagai istrinya. pahami itu baik baik dan pahami diri kamu baik baik untuk suami kamu"
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
jadi kalau ada yang bingung, beberapa part belakangan ini menceritakan tentang bagaimana putri harus berdamai sama masa lalunya. dimana dia sering banget tanpa sadar menyakiti orang lain terutama mantan pegawainya. sekalipun dia hanya melakukan tindakan yang memang seharusnya dilakukan.
dan chanyeol sendiri disini akan jadi sosok suami yang membimbing putri sebagai istri untuk bisa memaafkan dirinya sendiri dan masa lalunya.
kira - kira... putri bisa berdamai sama masa lalunya atau enggak? bakalan ada konflik lagi atau enggak? silahkan tunggu part selanjutnya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top