60
Lanjut lagi ya
Happy reading guys
.
.
.
DORR!! DORR!!
tembakan tepat mengenai bagian jantung putri dan darah langsung keluar dari tubuhnya. Tubuh putri terhempas dan langsung ambruk dengan banyak darah di sekujur tubuhnya.
"Sayang... "
Chanyeol memeluk tubuh putri dan membuat pakaian nya kini penuh dengan darah, dia menangis terisak melihat putri yang sudah menutup matanya.
"PUTRI! ENGGAK!!!"
"Putri... Bangun, ya Tuhan... Kamu udah janji buat kembali dengan selamat buat aku sama Arsya puu... Bangun sayang bangun..."
Tangan chanyeol gemetar, dia menyentuh wajah putri dan membelai nya dengan sangat lembut. Mencium wajah istrinya hingga dia menyadari sesuatu. Istrinya, masih hidup.. dia masih bernafas.
"Sayang.. kamu.."
"Jangan nangis lagi sayang"
.
.
--flashback ON--
Putri berada di dalam mobil bersama dengan Shin mi sahabatnya yang bekerja sebagai hacker. Dia mengangsurkan sebuah koper besar yang dibawa bersama dengan file yang diminta oleh putri sebelum nya.
"Ini rompi anti peluru, pakai ini untuk sekedar berjaga jaga jika orang itu bertindak nekat"
"Apa kamu juga bawa yang aku minta?"
"Hmm, ada beberapa kantung darah disini."
Putri memakai rompi itu dan memasang beberapa kantung darah di dada dan perutnya, dia berharap usahanya ini berhasil
"Berharap aja kalau dia gak menembak kepalamu. Karena kalau itu sampai terjadi, maka semua ini gak akan berguna lagi. Kamu akan tetap mati putri anisya"
Putri mengulum senyum di wajahnya
"Kamu akan tetap merasakan sentakan kuat dan rasa panas, tapi itu lebih baik"
"Oke, aku ngerti"
"Ingat puu, dia bersenjata, dia bisa saja menusukmu dengan pisau atau hal lainnya untuk membunuh dirimu, kamu menempatkan diri kamu sendiri di hadapan maut sekarang"
"Aku punya kesempatan, 50:50 untuk bisa menang dan kembali pada keluargaku"
--flashback off--
.
.
.
Taktik gila putri untuk mengelabui Hyun jae berhasil, Hyun jae menembak tepat di jantungnya dan mengenai jantung darah yang terpasang di dada putri hingga membuat darah itu muncrat keluar seolah olah berasal dari tubuh putri sendiri.
Hanya dirinya dan shin mi yang tahu tentang ini, bahkan seluruh orang yang ada disana sempat mengira putri benar benar sudah meninggal.
Chanyeol memeluk putri dan mengecup seluruh wajah istrinya yang dipenuhi peluh juga darah yang entah milik siapa
"Ya Tuhan terima kasih, sayang.."
"Uhmm.. Chan, ini sakit"
Ucap putri sambil memegang dadanya, peluru itu sedikit menancap di dada putri menlskipun tak menembus tubuhnya karena tertahan oleh rompi itu. Ucapan putri membuat Chanyeol sadar dan kembali berteriak meminta pertolongan hingga Yoon dan Fariz akhirnya datang mendekat
Yoon dengan tanggap membuka baju putri untuk melihat lukanya, dia menghembuskan nafas lega tapi juga sekaligus khawatir dengan kondisi putri sekarang
"Kita bawa dia ke rumah sakit"
Grepp
Tangan putri menahan Yoon yang akan beranjak
"Oppa, bawa alatnya kan? Lakukan saja disini, aku harus segera pulang. Aku gak mau anakku melihat ibunya terluka."
Yoon menatap putri dan chanyeol yang nampak bingung secara bergantian. Dia tak yakin bisa melakukan itu lagi dalam kondisi seperti sekarang. Terlalu kacau dan tempatnya tidak steril.
"Oppa bisa kan? Aku mohon, aku... Sudah memiliki obat bius ku sendiri untuk menahan sakitnya"
Ucap putri sambil menggenggam tangan chanyeol dengan erat dan tersenyum ke arah Yoon sambil menatapnya seolah mengatakan bahwa dia yakin dengan semua ini.
"Yeol, aku harus melakukan pembedahan untuk mengeluarkan peluru yang menancap di tubuh putri sekarang disini.. "
"Apa? Tapi?"
"Bisa sayang, aku bisa"
"Peluk dia dan pastikan dia bisa menahan rasa sakitnya selama aku melakukan pembedahan"
Ucap Yoon yang di anggukkan chanyeol, sementara Fariz hanya memejamkan matanya dan mencium kening adiknya sekilas sebelum kembali mengurus Hyun jae..
"Kamu kuat dek"
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top