57

ayo lanjutkan ya

gimana nasib putri, arsya dan chanyeol?

hayooo

.

.

.

dokter Yoon menatap putri yang sedang terlelap sekarang ini dengan pandangan tak percaya. gila, bagaimana bisa wanita di hadapannya menyetir mobilnya sendiri selama hampir 2 jam dalam kondisi baru saja terkena luka tembak seperti ini. jantung dokter Yoon bahkan terasa hampir melompat keluar saat melihat wanita itu berada di depan pintu apartment nya 2 jam yang lalu.

--Flashback On--

"aku harus ke rumah sakit sekarang"

putri kembali melajukan mobilnya membelah jalanan Seoul, namun dia baru ingat. jika orang itu bisa saja mengejarnya lagi ke rumah sakit. dia berpikir keras karena posisi fariz yang masih berada di Perancis untuk urusan pekerjaan. dirinya hanya punya satu tempat untuk di tuju, dan tempat itu adalah...

dokter Yoon

putri memutar balik kemudinya dan melaju kencang ke apartment dokter Yoon, berharap yoon ada di apartment nya sekarang

'ting nong'

"ya sebentar, siapa ya?"

"ini aku oppa, putri"

yoon langsung membuka pintu dan terkejut melihat kondisi putri yang sudah amburadul seperti ini. dia membawa putri masuk ke apartment nya dan menyadari luka bekas tembakan di punggung putri yang sudah cukup parah

"kamu tertembak?"

"ada penyusup di rumah"

"apa? arsya gimana?"

"dia udah aman sekarang, chanyeol juga... oppa, aku minta tolong sama oppa. tolong keluarkan peluru ini dari punggungku"

"oh.. apa???!!! aku?? kamu gila? ini di rumah puu, bukan rumah sakit"

"aku gak bisa ke rumah sakit oppa, kondisi nya gak memungkinkan oppa tolong ya"

"tapi puu.. aku gak jamin apa obat bius nya cukup untuk menyelesaikan operasi ini"

"gak perlu bius. aku bakal tahan rasa sakitnya selama oppa keluarin pelurunya"

yoon nampak berpikir sejenak, dia menimbang nimbang apa yangharus dilakukan olehnya sekarang, jika dia mundur dan tak mengeluarkan pelurunya. kondisi putri akan semakin parah, tapi... jika dia mengeluarkan peluru nya, putri akan merasakan sakit yang luar biasa.

"kamu yakin bisa menahan sakitnya puu?"

"iya oppa, aku bisa"

"oke, aku bakal keluarin peluru nya"

yoon mempersiapkan semua alat alat medis yang dimiliki dan disimpan olehnya di lemari, sementara putri sudah mulai berbaring dan menggulung sebuah kain untuk di gigit olehnya agar suara teriakan nya bisa sedikit di tahan.

.

.

"aku mulai ya"

yoon menyiramkan alkohol ke luka putri untuk mensterilkan area luka yang akan dilakukan pembedahan, hal itu tentu saja membuat rasa perih dan panas yang menyakitkan untuk putri hingga dia berteriak dalam diamnya karena menggigit gulungan kain itu. tangannya mencengkeram pinggiran sofa dan air matanya jatuh mengalir.

"tahan sebentar" 

belum selesai dengan sakit yang dia rasakan sebelumnya, sekarang yoon mulai membuka luka itu dengan pisau bedah nya untuk mengeluarkan peluru dari dalam sana. beruntungnya, letak peluru itu tak terlalu dalam hingga bisa dengan cukup mudah di ambil oleh yoon.

"aarrggghh... sakit" 

air mata putri kembali mengalir menahan segala rasa sakitnya selama pembedahan berlangsung dan kesadarannya langsung hilang saat itu juga

--Flashback Off--

.

.

--Skiipp--

"hmmhh"

"kamu udah sadar?"

"jam berapa ini?"

"jam 1 pagi, kamu tak sadarkan diri selama 2 jam penuh"

putri bangkit dan memaksakan untuk duduk di ranjang besar itu.

"aku hampir mati melihat kamu seperti ini. aku akan antar kau bertemu suamimu"

"jangan, nanti aja. aku masih punya urusan yang harus aku selesaikan"

"sekarang?"

"iya"

"sendirian?"

"iya"

"putri, jangan nekat. aku baru beberapa jam yang lalu mengeluarkan sebuah peluru laknat dari punggungmu dan kamu hampir mati karenanya. jangan gila dan bertindak kuat menghadapi semuanya sendirian hanya untuk melindungi keluargamu"

"ini bukan hanya untuk itu oppa, aku juga harus menyelesaikan apa yang aku mulai"

yoon tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi disini. dia hanya tahu, kalau wanita di hadapannya ini sudah berubah lagi menjadi monster.

"setidaknya, hubungi suami dan anakmu dulu. pastikan mereka tak mengkhawatirkan kamu"

"oppa pinjam ponsel nya dan laptop"

"untuk apa?"

"aku harus menghubungi beberapa orang. tapi, aku gak mau keberadaan ku di lacak oleh orang yang tak seharusnya. aku akan menyembunyikan lokasi ponsel ini."

"hacking?"

"iya..."

"mck, dasar hacker !"

yoon menggerutu namun tetap memberikan ponsel dan laptop nya. entah apa yang silakukan putri pada dua gadget kesayangannya. dia berjanji akan menagih biaya kerusakan pada wanita itu jika dia sudah selesai dengan urusannya dan jika dua gadget nya itu sampai rusak.

.

.

"halo, sayang.."

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top