56

Hai

Ayo lanjutkan

.

.

.

DORR !!!

putri membalikkan tubuhnya sambil terus mendekap arsya yang masih menutup mata dan telinganya. dia merasakan peluru sudah menembus punggung nya, hingga terasa begitu panas dan sangat sakit. 

"mommy..."   

"sstt..."

putri masih terus menepuk pelan punggung putra nya agar tetap tenang sementara dia juga harus terus berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang mulai sedikit terhuyung agar tak terjatuh. lelaki itu masih menodongkan pistol nya dan putri tahu persis itu, dengan sisa tenaganya dia berlari membawa arsya dalam gendongannya menuju ke luar rumah melewati pintu belakang dan menuju ke garasi mobil. dengan cepat putri menyambar kunci mobil yang ada di sana dan segera membawa masuk arsya ke mobilnya untuk di bawa pergi dari rumah.

.

.

"mommy, dak apa apa?"

"iya sayang... mommy baik baik aja, kamu gak luka kan?"

"iya... tadi cuala apa mi?"

"petasan. tadi suara petasan sayang"

putri terus mengobrol dengan putranya dan berusaha keras mempertahankan kesadarannya, dia terus mengembangkan senyum di wajahnya yang mulai berkeringat dingin agar putra kecilnya tak ketakutan.

"mommy kepanasan?"

"hmm.. sedikit"

"mommy angis?"

"enggak, mommy gak nangis"

ckiitt

putri menghentikan mobilnya di sebuah rumah panti asuhan tempat dia biasanya menjadi relawan disana. membawa arsya ke tempat fariz atau saudaranya yang lain akan membahayakan arsya sendiri. dia harus disembunyikan di tempat yang tak bisa di jangkau oleh sembarang orang.

"ini dimana mi?"

putri tidak menjawab pertanyaan arsya dan langsung turun untuk menggendong arsya masuk ke dalam panti asuhan itu.

.

.

.

--Skiipp--

"putri?"

"bibi... aku mau minta tolong"

bibi kim yang melihat luka di punggung putri hampir berteriak jika saja putri tak memberikan tanda jika dirinya baik baik saja dan meminta bibi kim untuk tetap diam dan tenang. putri menurunkan arsya dan membelai lembut wajah putranya sambil terus tersenyum.

"nak.. kamu disini dulu ya, sama bibi kim. mommy mau nyusul daddy sama uncle dulu"

"alca ikut mi"

"arsya gak usah ikut. bobok aja dulu disini ya, besok pagi kalau arsya bangun mommy pasti sudah ada di samping arsya lagi sama daddy okay sayang?"

"mommy janji?"

"hmm.. mommy janji nak, nurut ya sama bibi disini..."

tangan kecil itu terulur dan membelai wajah ibunya yang penuh keringat dingin dan menahan tangis.

"mommy sakit?"

"enggak. mommy baik baik aja"

"cepat pulang ya mi"

"iya sayang"

cupp

.

.

"apa kamu yakin baik baik saja?"

"tolong jaga saja dia disini, aku akan segera mengirim orang kesini untuk mengamankan tempat ini sementara aku pergi."

"punggung kamu sudah mengeluarkan banyak darah putri"

"aku baik baik saja bi.."

putri kembali masuk ke mobil dan melajukan mobilnya menuju ke sebuah tempat, dia sengaja mematikan ponsel nya agar orang jahat itu tak bisa melacak keberadaannya sekarang.

.

.

.

--Skiipp--

'tuuttt tuuuttt'

"halo?"

"daniel, ini aku putri. tolong kirim siapapun ke panti asuhan di XXX dan jaga putraku disana"

"sajangnim? apa anda baik baik saja?"

"aku baik, aku minta tolong lakukan yang aku minta sekarang"

"baik sajangnim"

cklek

tubuh putri merosot dan bersandar di dinding sebuah kotak telepon umum yang ada di pinggiran jalan. dia kembali berusaha berdiri dan menelepon chanyeol, dia harus mencegah chanyeol untuk tak pulang ke rumah karena dia tak ingin terjadi sesuatu lagi pada suaminya.

.

.

"aku mohon angkat..."

.

"halo?"

"sayang, ini aku"

"sayang? ini nomor siapa?"

"aku.. akan jelaskan nanti, tapi nanti setelah acara selesai tolong jangan pulang dulu dan pergi ke panti asuhan XXX. jaga anak kita disana dan bawa dia ke tempat yang aman. daniel ada disana bersama dia"

"daniel? apa terjadi sesuatu?"

"iya, tapi semuanya baik baik aja. jaga anak kita. aku harus menyelesaikan semuanya dulu sekarang"

"kamu terluka?"

"aku baik baik aja, aku gak luka sayang"

chanyeol terdengar menghembuskan nafas nya berat, dia tahu istrinya berbohong sekarang. tapi dia juga harus bisa memahami situasi gila ini.

"kembalilah dengan selamat, aku akan jaga arsya selagi kamu pergi"

"makasih.."

"aku cinta kamu"

"aku juga cinta kamu chan..."

bip

BRUKK

nafas putri mulai terengah, tubuhnya sudah mati rasa dan semuanya terasa berputar sekarang. tapi dia kembali berusaha kuat untuk sadar dan kembali ke mobilnya.

"aku harus ke rumah sakit sekarang"

ucapnya lirih sambil berjalan lemah ke dalam mobilnya, dia kembali melajukan mobilnya menuju ke sebuah rumah sakit. dia tak bisa bertarung jika dia sudah terluka seperti ini.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top