48
Hai
Doakan author supaya idenya lancar terus ya..
Makasih
.
.
.
"Hmm... Sebentar lagi..."
Sekujur tubuh putri sudah berkeringat, kedua kaki dan tangannya juga sudah gemetar dan lemas setengah mati.
"Istirahat dulu"
"Tinggal sedikit lagi dokter"
Putri terus berjalan pada sebuah jalur khusus untuk peserta terapi seperti dirinya. Dia belajar untuk berjalan lagi, setelah sekian lama terus berbaring. Selama ini, ada sebuah tongkat yang menopang tubuhnya untuk beraktivitas dan menurutnya itu akan menyulitkan jika dia akan menggendong Arsya.
Yup, akhirnya putri memutuskan untuk memberikan nama itu ke bayi kecilnya. Park Arsya. Entah kenapa dia selalu suka nama itu dan terdengar cukup baik untuk perpaduan nama antara Indonesia dan Korea.
"Hufffttthhh"
Akhirnya dia mencapai garis akhir dengan jalan yang tertatih dan langka yang cukup berat. Dia berharap bisa pulang secepatnya dan mengurus Arsya dengan tangannya sendiri.
"Dokter..."
"Ya?"
"Boleh kah saya memandikan bayi saya?"
"Apa kamu ingin melakukannya?"
"Iya, jika di ijinkan. Saya mau belajar mengurus segala perlengkapan dan kebutuhan bayi saya sendiri "
"Jika kamu merasa kamu mampu ya silahkan saja. Itu hak mu sebagai ibunya."
.
.
--skiipp--
Setelah mendapat ijin dan restu dari dokter terapinya. Putri kini sedang menghadap ke arah tumpukan baju bayi yang sebelumnya di antarkan oleh kang ahjumma ke rumah sakit. Ada sebuah baju kecil dengan gambar kelinci putih di bagian depan baju nya.
Putri tersenyum memandang baju kecil itu dan langsung menciumnya sesaat. Lalu meletakkan baju itu ke sebuah kasur kecil di meja tamu di dalam ruang rawatnya.
Ada minyak telon, bedak, minyak wangi bayi dan popok kecil disana. Ada juga handuk lucu dengan gambar boneka yang terbentang disana.
Perlahan putri masuk ke kamar mandi dan mengecek suhu air, lalu dia mulai menggendong Arsya dalam pelukannya dan membawanya ke kamar mandi sendiri. Perlahan, dia memandikan Arsya sesuai seperti yang diajarkan oleh perawat sebelumnya
"Wuahhh.. anak mommy udah wangi.. papah pasti suka kalau liat kamu udah begini."
Putri mengganti bajunya dengan sangat lembut agar tak menyakiti bayinya yang terus saja terlelap.
.
.
Cklek
"Sayang..?"
"Ehh, kamu kok udah pulang? Tumben"
Chanyeol mendekat dan melihat bayinya sudah berpakaian lengkap juga wangi khas seorang bayi tercium disana.
"Kamu mandiin dia sendiri?"
"Iya.. aku belajar"
Chanyeol kembali tersenyum kecil mendengar jawaban istrinya.
"Oh ya, tadi dia pup. Aku udah bisa bersihin pup nya sama popok nya juga. Gak susah ternyata. Cuma mesti ati2 sama pelan2 aja, soalnya dia kan masih kecil kulitnya juga halus banget."
Cupp
"Kok aku yang dicium? Kan dia yang udah wangi sayang"
"Aku seneng banget denger kamu begini. Walaupun aku tahu kamu capek dan kurang tidur buat bisa ngasih ASI dan juga ngurusin anak kita dengan kondisi kamu yang masih begini. Kamu gak ngeluh sedikitpun dan malah bahagia banget"
"Ya kan dia anak kita Chan, aku mau kasih full 100% perhatian sama kasih sayang aku buat dia"
"Iya..."
"Ahh iya, aku gak boleh panggil kamu Chan lagi. Aku harus belajar panggil kamu papah"
"Kenapa begitu?"
"Ya kan gak lucu, masa nanti anak aku manggil ayahnya Chan Chan.. gitu.. gak sopan donk"
"Hehehe, iya juga ya.. tapi kalo berdua aja gak papa panggil Chan kok"
"Iya.. papah Chanyeol.."
"Aku merinding denger kamu manggil begitu"
"Yeuu.. biasain donk"
"Ya udah iya, halo anak pap-"
"STOP!"
gerakan tangan chanyeol otomatis berhenti saat ingin menyentuh anaknya
"Kenapa?"
"Bersihin badan kamu dulu, kamu baru dari luar kan. Cuci tangan kamu dulu sebelum pegang Arsya"
"Iyaaaa... Ratuku.."
Chanyeol pun bergegas masuk kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, dia tak sabar untuk bermain dengan bayi kecilnya itu.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top