39
hai ayo lanjutkan
selamat membaca
.
.
.
'tuuutt tuuutt tuuutt'
"tekanan darah menurun dokter"
"detak jantungnya melemah"
"berikan dia transfusi darah sekarang ! peras darahnya !!! cepat !"
chanyeol terus merapalkan doa dari bibirnya. dia hampir saja kehilangan kesadarannya saat mendengar suara jantung putri yang mulai melemah.
"dokter, pendarahan besar terjadi"
suara vacuum terdengar memekakkan telinga.darah terus keluar dari luka yang ada di perut putri. baju operasi dokter kim dan fariz sekarang sudah penuh dengan cipratan darah dan fariz terus menerus melelehkan air matanya sambil membantu dokter kim menangani pendarahan pada adiknya.
"kamu kuat sayang, kamu kuat..."
"kita harus segera mengeluarkan bayinya sebelum ibunya kehilangan lebih banyak darah lagi"
seorang perawat mendekat dan mulai menekan bagian atas perut putri untuk mengeluarkan bayinya dari dalam perut putri. chanyeol hanya bisa memejamkan matanya, tanpa bisa berucap apapun lagi. dia tak mampu menatap putri dalam kondisi seperti ini, hingga akhirnya...
"ooooekkk oooekkk...."
sebuah tangan kecil mengacung ke udara dengan lima jari kecil yang cantik di sana seolah sedang menyapa sang ayah yang tengah menatap ke arah dirinya. mata chanyeol pun langsung mengarah ke putra kecilnya yang tampan
"ini putra anda tuan, sehat dan sempurna"
chanyeol menerima putranya dalam gendongannya, memeluk bayi kecil itu hangat.
"ya Tuhan... anakku..."
bayi kecil yang begitu sempurna. bentuk matanya yang mengikuti bentuk mata ayahnya namun memiliki warna mata coklat milik ibunya. seluruh wajahnya hampir mirip dengan chanyeol kecuali warna matanya yang persis seperti milik putri.
"anda bisa meletakkan dia di dada ibunya"
chanyeol lalu meletakkan bayi kecilnya itu ke dada putri yang masih terpejam, tangan kecil itu terus bergerak hingga menyentuh bibir dan pipi ibunya, bibir kecilnya bergerak seolah memberi ciuman untuk ibunya yang masih tak sadarkan diri, tangis nya juga seketika berhenti begitu kulit mereka bersentuhan
"ini mommy kamu sayang, mommy lagi berjuang buat kamu nak..."
jari kecil itu lalu menyentuh jari telunjuk chanyeol yang ada di dekatnya.
"sayang, bertahan aku mohon.. anak kita disini..."
.
.
--Skiipp--
"operasinya memang sudah selesai tapi kondisi putri semakin kritis"
tubuh chanyeol merosot, kedua kakinya sudah tak mampu lagi menopang bobot tubuhnya
"kita hanya bisa berdoa yang terbaik untuk putri"
.
.
chanyeol melihat putranya yang tertidur lelap di dalam box bayi.
"sayang... ini papah"
ucap chanyeol terbata karena menahan tangis nya, terasa begitu lembut dan tipis kulit bayinya saat bersentuhan dengan tangannya.
.
.
.
MAAF PART INI PENDEK
GAK SANGGUO NGELANJUTIN NIH, HADUHH
SEMANGAT AUTHOR
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top