37
hai
lanjutkan ya
.
.
.
chanyeol sekarang berbaring di sebelah putri sambil memeluknya erat, putri memang sengaja meminta dokter kim menunda operasinya untuk bisa memiliki waktu sedikit lebih banyak dengan chanyeol dan fariz.
hanya 2 jam...
hanya 2 jam waktu yang diberikan oleh dokter kim, dia tak mau mengambil resiko lebih besar dengan membiarkan putri menunda operasinya jauh lebih lama lagi.
"nanti.. anak anak mau pada kesini"
"...."
"kalau nanti anak kita lahir... mau di kasih nama siapa?"
"kamu suka sama langit kan?"
"iya..."
"karena kamu suka langit dan awan, juga... kakaknya ada di atas awan sekarang memandang kita. seperti aku nantinya... kita beri nama dia haneul. park haneul"
"terlalu korea, aku mau anakku punya nama indonesia karena ibunya orang indonesia. itu akan mengingatkan aku tentang dirimu"
"hmm... kalau begitu kamu bisa pilih salah satu namanya di surat yang aku siapkan untukmu di rumah nanti"
"surat? surat apa?"
"aku... menuliskan sebuah surat untuk kamu. aku taruh di kamar anak kita, disana ada beberapa nama Indonesia yang aku suka juga dengan artinya. aku gak yakin kamu mau pakai itu. tapi, kalau kamu memang menginginkannya pilihlah salah satu."
"kamu bahkan menyiapkan namanya sendiri?"
"dan bajunya... aku menjahit baju baju untuk anakku... ada beberapa sulaman dan rajutan juga disana."
"sayang..."
"aku tahu aku salah karena melakukan ini sama kamu chan... aku tahu keputusan aku menyakiti kamu, tapi... jujur... aku memang sengaja tak ingin kamu tahu ini supaya kamu tidak mengorbankan anak kita untuk kedua kalinya. aku juga tahu kamu menginginkan anak ini chan..."
"walaupun aku harus kehilangan kamu? bagaimana kamu memikirkan itu?"
"chan... anak kita begitu ingin melihat ayahnya"
"dia juga ingin melihat ibunya sayang"
"aku tahu..."
"gimana aku bisa menjalani hidup aku tanpa kamu puu, aku bahkan gak bisa membayangkan semuanya. aku gak bisa membayangkan kalau aku harus kehilangan kamu dari sisi aku"
"kehadiran putra kita akan mengobati luka hatimu. aku jamin itu"
chanyeol kembali menangis, sungguh bayangan itu begitu nyata di hadapannya sekarang. dia tak mampu lagi menyembunyikan kehancuran nya lagi disini. dia sudah benar benar hancur, sangat hancur....
"kamu akan merasakan kehadiran ku di sana. di setiap sudut rumah kita... anak kita, dia juga akan merasakan kasih sayang ku dan kehadiran ibunya di sisi nya"
"aku... gak akan pernah menikah lagi jika sampai aku harus kehilangan kamu"
"chan..."
"apapun yang kamu katakan, tak akan berpengaruh lagi sekarang. kalau memang keputusan mu untuk pergi dan membiarkan aku mengurus anak kita. maka, aku hanya akan menghabiskan sisa hidupku untuk mengurus dan membesarkan dia sampai tiba waktunya aku menyusul kamu kesana"
putri hanya diam, dia mengeratkan pelukan nya pada chanyeol dan menghirup aroma khas suaminya, yang bisa jadi akan menjadi yang terakhir kalinya dia lakukan.
"kalau begitu, limpahi dia dengan kasih sayang... jadikan dia pria yang tangguh dan kuat seperti dirimu. lelaki yang lembut dan bertanggung jawab, juga setia dan punya hati yang tulus. aku... aku akan menunggu kamu bersama anak kita di sana... hmm"
chanyeol mengangguk kecil, dia menangis terus menerus sambil mengecup pucuk kepala putri.
"aku cinta kamu... sampai akhir, aku akan hanya mencintai satu wanita... kamu... putri anisya. hanya kamu satu - satunya..."
"aku juga mencintai kamu dengan seluruh hidupku chanyeol..."
.
.
.
PART SELANJUTNYA AKAN ADA SURAT DARI PUTRI UNTUK CHANYEOL
dan... SURPRISE nya nanti... wkwkwkwk
kemungkinan story ini aku buat dua versi ending yaitu, sad ending dan happy ending
alasannya?
karena menurut feel seharusnya story ini jatuh ke sad ending dengan meninggalnya putri. tapi, banyak banget dari kalian pembaca ku yang baik pengen supaya bisa happy ending.
jadi, aku akan buat kalian merasakan setiap ending nya dan supaya menentukan mana ending yang terbaik menurut kalian.
SETUJU?
TIDAK SETUJU?
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top