36
happy or sad ending?
happy reading guys
.
.
.
chanyeol masuk ke ruangan intensif tempat putri di rawat sementara waktu, suara alat pen deteksi detak jantung terdengar disana. putri nampak begitu lemah berbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah yang memucat. dari jauh, chanyeol masih bisa melihat senyum terukir di wajah putri yang tengah mengusap lembut perutnya sambil sedikit merintih menahan rasa sakitnya.
tap tap tap
putri memandang wajah suaminya. dia mengulas senyuman yang begitu manis untuk chanyeol yang sudah berurai airmata. tangan nya direntangkan begitu lebar, mengharapkan pelukan hangat dari suaminya.
chanyeol masih menatap putri dan akhirnya menghambur ke dalam pelukan hangat istri yang begitu di cintainya. tangis nya langsung pecah begitu tangan putri menyentuh tubuhnya yang sudah bergetra dan isak tangis nya terdengar keras. ada luka besar disana dan putri tahu itu.
"sstt... sayang..."
jari kecil putri mengurai lembut rambut chanyeol sambil memeluk erat suaminya. membuat tangis chanyeol semakin meluap, tak ada suara yang keluar dari lelaki itu, hanya isak tangis yang meluncur dari bibirnya.
"maafin aku ya... maaf, aku gak jujur sama kamu"
"aku gak bisa... aku gak bisa kehilangan kamu. aku gak sanggup."
air mata putri sudah menetes dari tadi, dia tahu... keputusannya sudah melukai suaminya.
"aku mohon putri, jangan bilang kalau kamu mau ninggalin aku.. aku gak sanggup. gimana, gimana cara aku bisa hidup lagi kalau kamu gak ada di sisi aku?"
"aku.. minta maaf..."
tubuh chanyeol merosot, dia berlutut di samping ranjang istrinya, tangannya menggenggam erat tangan putri dengan terus menangis
"aku...gak akan bisa hidup tanpa kamu. gak akan bisa... sayang, aku mohon.. bilang kalau ini bohong. kamu gak akan ninggalin aku kan? iya kan?"
"..."
"aku mohon putri... sayang, aku gak bisa...."
tangan putri memegang wajah chanyeol dan menyeka air mata di wajah chanyeol.
"kamu.. pasti bisa, ada anak kita sayang.. hmm"
"..."
"kamu.. harus jadi ayah yang kuat buat anak kita nantinya. aku mohon sama kamu"
"kenapa harus begini? kenapa harus kamu? kenapa? aku gak bisa...."
"sayang... aku mau mengabulkan harapan kamu. sebagai perempuan, aku akan sempurna kalau aku bisa memberikan kamu keturunan, tugas ku sebagai istri kamu. akan lengkap setelah bayi kita lahir. dia berhak hidup sayang. anak kita punya hak untuk hidup dan mengenal ayahnya."
"...."
"janji sama aku, janji kalau kamu akan jadi ayah yang kuat untuk anak kita."
"aku gak bisa... tanpa kamu... aku..."
"pasti bisa. aku tahu kamu bisa... jangan pernah benci sama dia, dia malaikat kita. kehadirannya di sisi kamu... adalah kado terakhir yang bisa aku berikan untuk kamu"
"enggak... aku gak mau kehilangan kamu... atau pun anak kita. aku gak mau..."
chanyeol kembali memeluk putri dan terus menangis.
"dengerin aku, aku.. melakukan ini sebagai bentuk rasa cinta aku ke kamu dan juga anak kita"
"..."
"saat anak kita lahir nanti, tolong jaga dia dengan baik. buat dia tumbuh kuat dan tampan juga baik hati seperti ayahnya. ajarkan dia segala kebaikan yang kamu miliki. dan beritahu dia, kalau aku... begitu mencintai dia dengan seluruh hidupku."
chanyeol mengecup kening putri dan bibirnya cukup lama setelah putri mengucapkan itu.
putri menatap wajah suaminya yang sudah berlinang air mata dan begitu kacau.
"aku sayang kamu... aku.. cinta sama kamu, kamu tahu itu kan?"
chanyeol mengangguk kecil sambil terus terisak.
"jaga anak kita... ya?"
chanyeol kembali mengangguk dan semakin menangis.
"aku cinta kamu.. putri... aku cinta kamu..."
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
ampun author berlinang air mata
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top