34
Hai
Aku lanjut lagi ya
.
.
.
"Hmmhh.. aduuhhh.."
putri memegangi perutnya sambil terus merintih kesakitan, keringat dingin mulai meleleh membasahi sekujur tubuhnya. saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam dan chanyeol belum pulang dari latihannya bersama EXO, hingga membuat putri sendirian di rumah malam ini.
sreett
putri berusaha meraih ponsel nya yang berada di atas meja kecil di samping ranjangnya. dia mendial nomor Fariz yang diyakini olehnya sedang berada di rumah sakit sekarang
'tuuutt tuuutt'
"halo dek?"
"mas.. perut aku sakit"
ucap putri setengah terbata karena menahan sakit yang luar biasa di perutnya.
"ha? ya udah, kamu tunggu aja di rumah aku bawa ambulans kesana"
bip
putri sedikit menghela nafas dan mencari posisi yang paling nyaman untuknya dan bisa menahan rasa sakitnya. di terus memegangi perutnya sambil mengusap lembut perutnya. tangannya kembali mendial sebuah nomor yang tak lain adalah nomor dari suaminya.
chanyeol...
dia berharap, chanyeol bisa merespon dengan cepat teleponnya. dan beruntungnya, keinginan nya terkabul. hanya menunggu satu kali nada tunggu chanyeol mengangkat telepon putri dengan segera.
"chan... perut aku sa-kit"
"sayang, tunggu disana aku pulang sekarang"
bip
.
.
.
chanyeol melajukan mobilnya seperti orang kesetanan, dia hampir menabrak semua orang yang melintas di depannya karena panik mendengar suara putri yang bergetar.
sementara itu, di rumah putri berusaha menguatkan dirinya dan menyiapkan segala kemungkinan yang ada. dia terus menenangkan bayinya yang sedari tadi bergerak tanpa henti. seolah memberi tanda jika dia ingin segera dilahirkan ke dunia ini.
"nak... mommy mohon, sabar ya.. papah sebentar lagi kesini"
tak lama setelah mengucapkan itu, putri yang sudah sangat lemah dan hampir kehilangan kesadarannya mendengar suara fariz masuk dan di ikuti chanyeol di belakangnya. beberapa petugas medis juga segera masuk untuk membawa putri ke dalam ambulans.
"sayang... bertahan, sayang..."
chanyeol menggenggam erat tangan putri yang sudah terasa sangat dingin. matanya yang sayu dan seolah tak mampu lagi me respon apapun saat ini membuat rasa cemas dan takut melingkupi hati chanyeol.
"chan..."
"iya sayang, aku disini... aku sama kamu. yang kuat ya..."
air mata chanyeol seketika menetes mendengar suara istrinya yang begitu lemah dan lirih
.
.
.
--Skiipp--
kondisi putri terus menurun selama perjalanan di ambulans, fariz yang mendampinginya saat itu merasakan sedikit kejanggalan saat memeriksa bagian dada di dekat rusuk adiknya. perasaannya tak tenang, seolah ini bukan hanya akan menjadi persalinan biasa untuk adiknya.
di rumah sakit, dokter kim sudah menunggu dan menyiapkan segala peralatan dan ruangan untuk menangani putri sesuai kabar yang terakhir diterima dari fariz.
.
.
di sebuah ruangan yang dingin, dokter kim terlihat cemas dengan kondisi putri saat ini. dia terus memandangi putri yang merintih kesakita di hadapannya.
"putri... kamu sudah tidak bisa mundur lagi sekarang"
"aku.. akan tetap menyelamatkan anakku"
"aku harus meminta persetujuan suamimu terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan operasi."
"aku.. ingin melahirkan secara normal dokter"
"resiko nya jauh lebih besar. aku mohon, untuk kali ini dengarkan aku. kamu harus operasi dan aku akan meminta persetujuan dari chanyeol"
putri tersenyum kecil sambil mengangguk lemah.
"aku... mau bertemu suamiku sebentar"
dokter kim keluar ruangan itu dan bertemu dengan chanyeol juga fariz yang sudah menunggu sedari tadi di sana. wajah cemas dan tak nyaman dari dokter kim menunjukkan ada sesuatu yang tak beres disana.
"yeol... aku minta maaf sebelumnya, tapi... hanya anakmu yang akan selamat nantinya."
wajah chanyeol semakin memucat mendengar ucapan dokter kim.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top