193 (FOREVER WITH YOU)
Hai
Lanjut
.
.
.
--dream on--
'semua yang bernyawa akan kembali pada Tuhan'
'Semua pertemuan akan berakhir dengan perpisahan'
'perpisahan dengan cara apa? Hanya Tuhan yang tahu bagaimana cara kita terpisah dengan orang yang kita cintai..'
'sakit.. perih.. terluka.. tertawa.. bahagia.. cinta dan kasih sayang, semua anugerah yang vldiberikan Tuhan pada kita untuk bisa merasakan segalanya'
Angin berhembus sejuk menerpa wajah seorang wanita yang terlihat memejamkan matanya dibhaanparab rumput hijau dengan bunga bunga indah di sekitarnya. Rambut hitam dan panjangnya yang sangat indah terlihat ikut menari bersama Dnegan semilir angin saat itu.
Cupp
Hangat..
Cupp
Lembut...
Perlahan mata nya mengerjap dan mulai terbuka perlahan.
"Chanyeol..."
"Hai sayang..."
"I-ini dimana? Kamu kenapa ada disini?"
"Aku temenin kamu sayang, kita disini buat ketemu sama anak anak kita. Kamu ingat kan?"
"Anak.. kita? Arsya?"
"Bukan sayang, bukan Arsya.. tapi channie dan si kembar.."
Chanyeol lalu membantu putri bangkit dan merapihkan rambut istrinya yang tampak berantakan dengan menggunakan jari tangannya. Dia lalu menopang tubuh putri yang sedikit lemah untuk berdiri dan menggenggam erat tangan putri.
"Kenapa aku gak pakai alas kaki? Kamu juga.. mana alas kaki kamu sayang?"
"Kita gak perlu pakai itu sayang, tanah nya juga gak akan menyakiti kaki kamu..."
Putri menatap Chanyeol dan kakinya juga kaki cahbyeok secara bergantian. Sekalipun dia tahu ini adalah Padang rumput tapi bisa saja ada serangga atau apapun yang bisa menyakiti dirinya terutama Chanyeol sendiri.
"Sayang.. kamu kenapa?"
"Enggak, aku ga apa apa kok"
Chanyeol tersenyum lembut dan mengecup pipi gembung putri. Dia baru menyadari satu hal, tubuhnya tak terasa sakit sedikitpun.. dia terasa jauh lebih sehat dan segar dari biasanya. Tubuhnya juga terasa lebih nyaman dari sebelumnya.
Lamunan putri langsung buyar seketika begitu dia melihat suaminya sudah berjongkok tepat di hadapannya.
"Ayo naik sayang"
"Naik apa?"
"Naik ke punggung aku sayang, aku mau bawa kamu jalan jalan sekarang"
Putri tersenyum cerah dan langsung mengalungkan lengannya pada leher jenjang dan mengaitkan kakinya ke pinggang suaminya. Dia juga langsung memeluk erat Chanyeol yang mulai berdiri dan membawanya berjalan mengelilingi tempat itu
"Chan..."
"Ya sayang.."
"Kenapa disini sepi banget? Gak ada orang lain selain kita disini ya?"
Ucap putri yang dari tadi memperhatikan ke sekelilingnya.
"Iya.. hanya kita berdua"
"Terus anak anak kita mana? Kenapa kita gak bisa ketemu Arsya disini?"
"Kita masih bisa lihat Arsya dari sini. Tapi untuk bisa bersama Arsya itu mungkin belum bisa sekarang sayang... Ada waktunya atau akan bersama sama kita disini"
"Apa kita udah meninggal Chan?"
Chanyeol tersenyum mendengar ucapan putri
"Kenapa kamu tanya begitu?"
"Anak anak kita.. channie dan si kembar.. mereka kan udah meninggal semua, tapi tadi kamu hilang kalau kita bisa ketemu mereka disini. Artinya kita juga udah meninggal kan sekarang?"
"Nanti kamu akan tahu sayang.."
"Tapi kalau iya, kenapa kamu harus ikut disini? Seharusnya kan cuma aku aja yang ada disini? Cuma aku aja yang pergi.. iya kan?"
"Kita itu satu sayang, kalau salah satu dari kita pergi maka yang lain juga pasti akan ikut pergi"
"Terus Arsya? Dia sendirian?"
"Dia sudah dewasa. Kamu akan lihat nanti.. percaya sama aku"
Chanyeol melanjutkan perjalanan nya yang menggambarkan sepertinya cukup jauh.
"Chan.."
"Hmm..?"
"Apa gak berat? Dari tadi kamu terus jalan sambil gendong aku tanpa istirahat sedikitpun. Ini jauh banget dan lama banget.. kita istirahat dulu aja yuk"
"Kita udah hampir sampai sayang, anak anak kita udah menunggu kita berdua disana."
Dan benar saja, tak lama berselang mereka sampai di sebuah kebun bunga yang begitu indah. Ada banyak bunga dengan warna warni yang cantik berada disana. Tulip, Lily, mawar, dan segala jenis lainnya yang putri tak tahu apa namanya tapi begitu indah. Wangi semerbak bunga pun tercium kuat di indera penciuman putri saat ini.
"Turun dulu.."
Chanyeol kembali berjongkok sedikit untuk menurunkan putri dari gendongannya. Dia lalu menggenggam erat tangan putri dan menuntunnya ke sebuah tempat dimana ada anak anak mereka menunggu dari tadi
"Mami..!!!"
"Mami..."
"Mami..."
Tiga orang anak kecil berlarian menuju ke arah putri dan mulai memeluk erat ibunya. Dua anak lelaki yang tampan dan satu orang anak gadis yang begitu cantik.
"Akhirnya mami datang kembali bersama papah.. kami sudah menunggu mami dari tadi"
Ucap channie dengan bersemangat di pelukan ibunya, membuat putri melengkungkan senyuman kecil di wajah cantiknya.
"Mami.. kami selalu menunggu mami disini..."
"Apa.. mami terlalu lama datang?"
"Tidak.. sekalipun itu ribuan tahun, kami tak akan pernah lelah menunggu mami disini"
Ucap si gadis cantik yang memiliki mata yang sangat mirip dengan putri saat ini. Putri mulai memeluk satu per satu anak anaknya dan mengusap lembut rambut juga punggung mereka, mengecupi wajah manis ketiganya sambil berurai air mata.
"Apa mami benar benar akan disini sekarang?"
Tanya si kembar
"Mami akan pulang dulu sebentar bersama papah. Nanti kami akan kembali lagi kesini untuk bertemu dan tinggal bersama kalian lagi disini"
Ucap Chanyeol menegaskan
"Artinya.. makinharus kembali pergi?"
"Mami akan segera kembali pada kita. Dia hanya pergi sebentar saja, lagipula kita juga belum mempersiapkan semua yang harus kita siapkan untuk tinggal dengan mami dan papah disini"
Ucap channie yang di angguki oleh Chanyeol..
"Kita akan pergi lagi? Tapi aku baru saja bertemu dengan mereka chan"
"Kita akan tinggal dengan mereka jadi kamu jangan khawatir. Ada yang harus kita selesaikan sebelum kita menetap disini"
"Urusan apa?"
"Arsya sayang"
Seketika itu juga tubuh putri membeku dan air matanya jatuh, dia langsung terduduk lemas saat mendengar nama putra nya itu.
"Aku.. akan berpisah dengan anakku.. lagi.."
Chanyeol merangkul putri dan mengecup puncak kepala istrinya
"Kita harus pergi sekarang. Agar kita bisa lebih cepat kembali pada channie dan si kembar. Lagipula, ada hal lain yang harus aku lakukan untuk memenuhi semua tanggung jawabku padamu sebagai suami sayang"
Putri hanya diam dan menatap Chanyeol dengan pandangan yang penuh pertanyaan. Dia lalu mengangguk kecil sebelum memeluk kembali putra dan putrinya lalu mulai bangkit dengan di bantu oleh chanyeol.
"Kami akan menunggu mami dan papah disini. Mami masih bisa melihat Arsya dari sini mami..."
Ucap channie sambil tersenyum kecil.
Putri mengangguk dan akhirnya mengikuti chanyeol yang berjalan sambil menggenggam tangan putri menuju cahaya putih yang sangat terang dan menyilaukan
--dream off--
Cahaya matahari pagi mulai menelusup masuk ke dalam ruangan putri dan menghangatkan suhu ruangan itu. Angin semilir yang masuk membuat tirai langsung ikut menari mengikuti tiupan angin.
"Ehmm.."
Chanyeol mulai mengerjapkan matanya beberapa kali saat cahaya matahari menerpa wajahnya dan membuat matanya silau, dia harus butuh beberapa waktu untuk menyesuaikan diri.
"Selamat pagi sayang... Kamu cantik banget hari ini"
Bisik Chanyeol tepat di telinga istrinya sambil memeluk erat putri dan mencium pipi gembung istri nya yang masih terlelap.
"Aku kangen banget sama kamu, aku tahu aku gila kalau bicara sendiri seperti ini. Tapi aku yakin kamu mendengar apa yang aku ucapkan sayang, aku juga tahu kalau kamu pasti akan bangun sebentar lagi"
Ucap Chanyeol sambil mengusap wajah istrinya. Hingga tanpa disadari, pintu ruangan inap putri terbuka dan menampakkan sosok Arsya yang berdiri di ambang pintu sambil melipat tangannya ke depan dadanya
"Papah udah bangun?"
"Hmmhh.. iya Sya, baru aja.. papah ketiduran lama banget ya?"
"Bukan lama banget pah, tapi super lama banget. Dari waktu mami di bawa masuk ke ruang rawat inap sampai sekarang mungkin udah belasan jam papah tidur di samping mami sambil meluk mami erat begitu"
"Oh ya? Wahh.. papah minta maaf ya"
"Gak usah minta maaf pah, Arsya ngerti kalau papah juga pasti capek banget. Dan lega karena operasi mami udah selesai. Makanya papah bisa tidur sampai lama begitu.."
"Tapi gak ada masalah kan selama papah tidur dari kemarin?"
"Gak ada sih, paling cuma dokter sama perawat aja yang bingung gimana mau bangunin atau pindahin papah dari samping mami. Secara papah peluk mamak kenceng banget begitu dan gak bisa dilepas. Dokter Choi aja sampai ketawa lihat pasiennya tiba tiba ada dua"
"Dasar kamu tuh! Ada ada aja"
"Hehehhe.. ya udah, papah mandi aja dulu. Aku udah bawain baju hantunya papah sama sarapan dari rumah tadi. Biar mamah aku aja yang jagain dulu"
"Hmm.. oke"
Chanyeop pun beranjak dan mulai berjalan menuju kamar mandi setelah mengambil handuk dan baju ganti. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti dan dia berbalik kembali menuju ke arah putri untuk..
Cupp
Cupp
Cupp
Sekedar mencium pipi dan bibir istrinya itu.
"Astaga, papah.. masih sempat aja begitu ya.."
"Heheheh... Gak apa kan sya, sama mami kamu juga kok begini nya"
Ujar chanyeol sambil terkekeh yang di tanggapi gelengan kecil dari Arsya.
"Suka hati papah aja lah"
.
.
Selama menunggu Chanyeol mandi, Arsya tak hanya diam menjaga ibunya. Dia mengambil air hangat yang ditaruh di tempat khusus dan mengambil handuk kecil kesukaan ibunya yang sengaja Arsya bawa dari rumah. Dia dengan telaten membersihkan wajah, tangan, dan kaki sang ibu dengan handuk yang dicelup ke air hangat itu.
"Seger kan mi? Maaf ya mi, Arsya pegang wajah mami sebentar.. pelan pelan kok lagipula airnya hangat, jadi mami gak akan kedinginan"
Gumam Arsya lirih pada putri sambil membasuh wajah ibunya.
"Arsya tahu kalau mami bisa dengar dan mengerti yang Arsya ucapkan juga bisa merasakan apa yang Arsya lakukan selama ini sama mami. Sekalipun mami belum bisa merespon ucapan dan tindakan Arsya sekarang..."
"..."
"Mami.. arsya sudah pikirkan banyak hal semalaman saat Arsya melihat papah memeluk mami dengan erat seperti itu. Arsya memikirkan tentang kesehatan mami, kondisi mental mami saat mami sadar nanti, juga tentang bagaimana kondisi kesehatan papah dan mental papah jika suatu saat mami harus pergi..."
"..."
"Papah pernah bilang kalau Arsya bisa saja kehilangan mami kan? Karena penyakit mami ini, tapi.. mami... Jujur Arsya gak siap.. banyak hal yang masih ingin Arsya lakukan untuk mami dan juga papah. Arsya belum bisa bahagiakan kedua orang tua Arsya, yang selama ini selalu jaga Arsya.. penuhi keinginan Arsya yang kadangkala tak masuk akal dan tak menyenangkan.. memaafkan semua perilaku kurangajar Arsya dan terus mengerti Arsya dalam keadaan apapun. Yang mau menerima Arsya dan memaafkan Arsya sekalipun Arsya sering nyakitin kalian berdua dengan sikap maupun ucapan Arsya.. Arsya pengen bahagiakan mami dan papah.."
"..."
"Tapi... Kalau memang merelakan mami pergi adalah hal yang bisa membuat mami bahagia dan senang. Bisa membuat mami tak merasakan sakit lagi, Arsya akan berusaha untuk ikhlas mi.. sekalipun itu berat untuk Arsya... Arsya akan lakukan, demi kebahagiaan mami.."
"..."
"Ada satu hal lagi yang membuat arsay khawatir mi, Arsya gak tahu kenapa.. tapi Arsya merasa.. bukan hanya mami yang akan pergi ninggalin Arsya sendirian disini. Tapi juga.. papah..."
"..."
"Apa mami juga akan meminta papah ikut saat mami pergi nanti?"
Tanya Arsya dengan berurai air mata, dia menelusupkan wajahnya di tangan sang ibu dan menangis terisak disana. Perasaan nya kuat mengatakan bahwa dia akan kehilangan dua orang yang begitu berharga di hidupnya. Entah kapanpun itu...
.
.
--meanwhile--
--bathroom--
Chanyeol baru saja selesai mandi dan akan memakai pakaian gantinya saat tiba-tiba saja...
"Aahhhkkk!!"
Dadanya terasa begitu nyeri dan nafasnya terasa sangat sesak, keringat mengucur dari keningnya dan dia terus meremas baju bagian depannya untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakannya.
Brukk
Chanyeol jatuh terduduk di kamar mandi sambil terus meningkat kesakitan yang tanpa henti
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
TINGGAL 1 PART LAGI
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top