191 (SEHIDUP SEMATI III)
Hai
Lanjut
.
.
.
"Sehun-aa..."
Chanyeol melihat Sehun yang duduk di kursi roda dan dengan infus yang menempel di tangannya.
"Kamu baik baik aja?"
Tanya Chanyeol dengan raut wajah kahwatir pada Sehun sekarang. Membuat Sehun ingin meninju wajah tampan Hyung nya itu karena meenanyakan pertanyaan yang seharusnya ditanyakan Sehun pada lelaki itu dan keponakannya
"Hyung khawatir padaku?"
"Tentu.. apa yang terjadi? Kamu terluka saat syuting? Atau apa?"
"Samchon sakit apa?" Tanya Arsya pada Sehun, lagi lagi dengan wajah khawatir.
"Ya oh Sehun!! Ada apa dengan mu? Kenapa kamu datang dengan kursi roda dan infus? Apa ada yang tak beres pada dirimu?"
Sehun kembali mengulum senyumnya miris... Orang orang disini dan mengkhawatirkan putri juga dirinya sendiri tapi justru masih sempat khawatir pada Sehun saat ini.
"Aku gak tahu kenapa aku justrueraaa lebih sakit saat Hyung malah khawatir padaku saat ini."
"Apa maksudmu?"
"Aku baik baik saja Hyung, sungguh.. aku hanya terlalu lelah karena aku langsung kesini selesai syuting. Itu saja.. jadi tak ada yang perlu di khawatirkan"
"Kamu adik kami, mana mungkin Hyung mu tak khawatir padamu ha?"
Grepp
Sehun meluk erat sosok Chanyeol yang masih saja khawatir dengan dirinya di saat chanyeol sendiri masih harus mengkhawatirkan banyak hal yang lebih penting dari dirinya sekarang
"Aku sayang padamu Hyung.. aku harap Hyung tahu, sekalipun aku selalu jahil dan nakal pada Hyung sampai detik ini. Itu semua aku lakukan karena aku mencintaimu sebagai kakak kandungku sendiri Hyung.."
Ucap Sehun lembut setengah berbisik di telinga Chanyeol sambil memeluk lelaki tinggi itu. Membuat Chanyeol terhenyak dan tak lama membalas pelukan Sehun.
"Aku tahu... Aku juga sayang padamu, kamu adikku hun.."
Air mata Sehun menetes, dia tak tahu apa yang akan terjadi dimasa dpena nanti. Tapi, perasaan nya tentang Chanyeol dan putri tak akan salah lagi. Bahwa kedua kakaknya itu akan pergi jauh tak lama lagi.. dan ucapan Fariz tadi seolah mempertegas perasaan nya selama ini yang masih terombang-ambing
"Aku tahu apa yang Hyung inginkan saat waktunya datang.. dan saat itu tiba, aku yang akan menjadi pelindung untuk Arsya dan menjaga dia dengan nyawaku sendiri Hyung"
Ucap Sehun yang sekali lagi membuat Chanyeol tersentak kaget.
"Ini rahasia"
"Aku tahu..."
Sehun melepas pelukannya dan menatap dalam manik mata Chanyeol dengan sangat lekat sebelun akhirnya memeluk erat Arsya yang sedang duduk di samping ayahnya.
"Apa samchon benar benar tak apa? Tak ada yang sakit?"
"Gak ada sya.. samchon hanya terlalu capek dan butuh istirahat sebentar"
Aku gak baik baik aja sya, aku takut melihat kehancuranmu saat waktunya datang nanti. Apa aku sanggup untuk menjadi penopang kuat di hidupmu jika hal mengerikan itu terjadi nanti.. apa aku bisa menjadi samchon yang baik untukmu dan menjaga mu selama mungkin? - Sehun.
"Samchon mau duduk di sampingku?"
"Tentu.."
"Apa kamu benar baik baik aja?" Tanya Suho lagi meyakinkan.
"Iya hyung, jangan khawatir soal aku"
.
.
--skiipp--
--ruang operasi--
Dokter Choi mulai membuka area bedah yang ada di tubuh putri. Dia mulai mencari area dan organ yang mengalami pendarahan di tubuh putri hingga akhirnya dia menemukan ada dua organ yang sudah cukup parah mengalami pendarahan, yaitu bagian lambung dan paru - paru putri.
"Kita sudah menemukan letak pendarahan nya.. ini sebabnya tadi dia sempat muntah dan batuk darah. Segera siapkan suction dan tambah lagi transfusi darahnya."
"Baik dokter"
Suction disiapkan untuk menyedot darah yang ada dalam organ tubuh putri saat itu. Selagi suction menyala dan menyedot semua darah pekat itu, perawat dan dokter anastesi terus memeras darah di kantung darah agar masuk ke dalam tubuh putri lebih banyak dan lebih cepat
"Tut Tut"
Suara dari alat yang ada di ruang operasi menyala, menandakan tekanan darah putri sekarang mulai turun terus menerus secara kontinyu dan saturasi oksigennya juga semakin menurun dengan cukup drastis.
"Kondisi pasien memburuk, tekanan darah menurun drastis"
Ucap salah satu dokter anastesi yang mengawasi jalannya operasi dan mengawasi monitor yang menunjukkan kondisi tekanan darah putri saat itu.
"Stop! Mundur.."
Tegas dokter Choi pada seluruh perawat dan asisten dokter yang ada disana. Dia menghela nafas panjang dan memandang ke arah area bedah dengan tatapan kosong sebum akhirnya memejamkan matanya sebentar. Dia tak boleh melakukan kesalahan meskipun hanya sedikit sekarang, karena nyawa putri yang menjadi taruhannya disini.
"Dokter..."
"Berhenti dulu, tubuhnya menolak kehadiran kita"
Ucap dokter Choi lirih, dia kemudian beralih dan mulai menatap ke arah putri yang terpejam. Mendekatkan wajahnya ke wajah putri dan seolah membisikkan sesuatu pada wanita yang tak sadarkan diri itu.
"Tolong ijinkan aku untuk menyelamatkan mu sekali lagi putri.. aku yakin kamu belum sepenuhnya menyerah"
Bisik dokter Choi sangat lirih di telinga putri hingga mungkin hanya dirinya dan putri juga Tuhan yang tahu tentang hal ini.
Dokter Choi kembali duduk di tempatnya dan menunggu kondisi putri meningkat, sampai akhirnya monitor itu kembali menunjukkan angka yang telah diharapkan oleh banyak orang disana. Angka saturasi oksigen dan tekanan darah nya ikut naik dan mulai stabil perlahan. Membuat dokter Choi tersenyum.
"Terima kasih banyak ya Tuhan, terima kasih banyak putri.."
Dia akhirnya melanjutkan suction yang tadi sempat terhenti dan akhirnya pendarahan mulai berhenti hingga akhirnya lokasi pendarahan juga di jahit lagi dan di pulihkan.
.
.
Di ruang tunggu operasi, Chanyeol masih terus berdoa dan tak berhenti merapalkan doa doa untuk istrinya, sampai tanpa terasa bahunya terasa cukup berat dan ternyata Arsya tertidur di pundak Chanyeol.
"Dia kayaknya kecapekan"
Ucap jongdae yang melihat Arsya tak sengaja tertidur pulas di pundak Chanyeol.
"Dia gak istirahat sama sekali dari kemarin malam dan langsung kesini waktu tahu putri mau dibawa ke rumah sakit."
Chanyeol perlahan menyandarkan tubuhnya dan membuat posisi Arsya lebih nyaman saat bersandar di bahunya, dia sangat perlahan agar tak membangunkan putra tunggalnya itu. Waktu terus berjalan dan beberapa kali juga Chanyeol melirik arloji di tangan kirinya.
"Kenapa lama banget Hyung?"
Tanya Chanyeol pada Fariz yang juga dari tadi terus mondar mandir di depan pintu ruang operasi dengan gelisah.
"Aku gak tahu juga Yeol, harusnya gak memakan waktu selama ini. Aku harap gak ada masalah selama di dalam yang buat operasinya jadi lebih lama lagi"
Chanyeol mengangguk kecil
"Maaf Hyung, tapi kenapa Hyung gak ikut masuk ke dalam ruang operasi seperti biasanya?"
Tanya Baekhyun, dia memang cukup penasaran dengan hal itu karena melihat Fariz yang hanya pasrah menunggu di ruang tunggu bersama cahbyeol dan yang lainnya di saat dirinya punya akses untuk ikut masuk ke dalam ruang operasi dan mengawasi jalannya operasi pada putri dengan mata kepalanya sendiri
"Aku mau Baek.. tapi hatiku menolak keras hal itu, berat banget kalau aku harus membayangkan hal semacam itu terjadi pada adikku. Sekalipun aku sudah ratusan kali atau ribuan kali masuk keluar ruang operasi untuk menangani kasus yang lebih rumit dan berat daripada kasus adikku sendiri"
"Oh.. aku ngerti, aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama kalau aku jadi Hyung.."
Fariz hanya mengangguk sesaat, dia kembali melirik ke pintu ruang operasi yang tak kunjung terbuka. Hatinya masih saja tak tenang dan dia terus berdoa untuk keselamatan adik kembarnya.
Ting
Lampu ruang operasi sudah berubah warna dari merah menjadi hijau, artinya operasi sudah selesai dan putri mungkin sedang berada di ruang pemulihan sekarang.
Tak lama, dokter Choi keluar dengan wajah yang terlihat cukup lelah.
"Dokter, bagaimana kondisi istri saya?"
Chanyeol segera membangunkan Arsya dan berlari kecil.menuju dokter Choi dengan raut wajah khawatir dan penuh harap.
"Area pendarahan cukup luas dan banyak, kami sempat menghentikan operasi beberapa waktu selama di dalam karena kondisi putri yang sempat menurun drastis dan hampir mengalami koma lagi.. tapi, beruntungnya.. kondisi pasien perlahan membaik hingga kami mampu menyelesaikan operasi dengan baik dan lancar"
"Syukurlah, ya Tuhan..."
"Kami akan menunda operasi pengangkatan tumor pasien sampai beberapa waktu ke depan hingga kondisi pasien benar benar pulih"
"Kami mengerti dokter"
"Lalu.. putri sekarang?"
"Dia ada di ruang pemulihan sekarang. Jika dia sudah setengah sadar dan tak ada komplikasi setelah operasi. Maka kami akan segera memindahkan nya ke ruang perawatan. Anda bisa menjenguknya nanti disana"
"Baik dokter, terima kasih banyak.. terima kasih sekali lagi saya ucapkan dokter.."
"Sama sama"
"Terima kasih banyak Sunbae.."
Ucap Fariz dengan mata yang berkaca-kaca
Sekarang Fariz, Chanyeol, Arsya dan member EXO yang lain sudah bisa bernafas sedikit lebih lega saat tahu putri sudah berhasil melalui tahap pertama operasi nya.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top