189 (SEHIDUP SEMATI)
Hai
Lanjut
.
.
.
"Mami..."
Arsya memegang tangan ibunya dan mencium tangan putri lembut, air mata yang menetes dari pelupuk matanya kini membasahi punggung tangan sang ibu yang terus saja memejamkan matanya.
"Mami.. Arsya disini mi, mami gak mau buka mata mami? Mami gak mau lihat Arsya mi? Arsya kangen banget sama mami.."
Ucap Arsya di tengah isak tangisnya. Dia terus saja mengecup punggung tangan sang ibu dengan air mata yang terus mengalir deras.
"Sya.. kita harus keluar dulu karena mami harus siap siap buat masuk ruang operasi"
Chanyeol yang sebelumnya berada di luar untuk mengurus segala hal yang dibutuhkan oleh putri sebelum operasi, juga mendapat penjelasan tambahan dari dokter Choi dan beberapa dokter anestesi juga dokter spesialis lainnya yang akan menangani operasi putri siang itu.
"Iya pah, sebentar lagi.."
Chanyeol menepuk pundak anaknya lagi dan memilih kembali keluar dari ruangan itu setelah mengecup kening putri sekilas, memberikan waktu untuk putra tunggalnya itu sedikit lebih lama bersama sang ibu.
"Papah tunggu di luar ya, jangan lama lama.. nanti perawat mau masuk"
"Iya pah, Arsya ngerti.."
.
.
Arsya terus saja memandangi wajah pucat ibunya yang terus terpejam, dia mengusap lembut wajah putri dan menelusuri lekuk pipi nya dan menyentuh juga bibir mungil ibunya yang membiru.
"Arsya belum berbakti sama mami.. Arsya belum bisa bahagiain mami... Arsya masih suka ngebantah kalau mami kasih tahu Arsya dan masih suka bandel mi.. Arsya mohon sama mami buat bangun sebentar aja.. kasih Arsya kesempatan untuk jadi anak yang baik buat mami. Arsya pengen kasih banyak kebahagiaan buat mami dan papah.. buka mata mami.. Arsya mohon mi..."
Arsya lalu mengecup kedua punggung tangan ibunya dan juga kening putri cukup lama, sekali lagi air matanya menetes dan membasahi wajah sang ibu.. dia berharap ibunya bisa bertahan sedikit lebih lama untuk bisa bersama dengan dirinya.
"Arsya sayang sama mami..."
Selesai mengucapkan itu, Arsya segera berlalu dan pergi keluar tepat saat perawat masuk dan membawa baju operasi untuk putri. Dia meminta Arsya keluar sementara mereka akan mempersiapkan putri untuk segera masuk ke ruang operasi.
.
.
--meanwhile--
Di lokasi syuting nya, Sehun terlihat cukup gelisah dan cukup penasaran karena manager EXO yang terlihat cukup panik dan tegang hari ini. Raut wajah sang manager yang juga tak seperti biasanya membuat Sehun terus bertanya tanya dalam hati tentang ada apa yang sebenarnya terjadi. Dia beberapa kali memeriksa grup chat anggota EXO agar tahu ada informasi terbaru atau tidak. Tapi hasilnya nihil, tak ada berita penting kecuali jadwal dari masing masing member yang keluar disana.
Tapi bukan Sehun namanya, jika dia menyerah begitu saja dan membiarkan rasa penasaran bersarang terlalu lama di hatinya. Perlahan dia mendekat saat melihat manager nya sedang menelepon seseorang yang entah siapa itu.
"Halo, ini aku.. gimana hasilnya?"
Tanya sangat manager yang menelepon suho yang memang berada di rumah sakit saat ini.
"Ada sel kanker baru yang tumbuh di dekat area kanker yang sebelumnya, kayaknya ukurannya lebih besar dan cukup ganas sampai ada pendarahan di organ dalam nya putri juga Hyung.."
"Astaga, lalu gimana sama putri sekarang?"
"Dia gak bisa di operasi untuk kankernya, tapi dia akan menjalani operasi untuk menghentikan pendarahan yang ada di dalam tubuhnya terlebih dahulu sambil menunggu kondisinya siap untuk menjalani operasi selanjutnya yang lebih besar"
"Oke aku ngerti, kamu stay aja disana buat temenin Chanyeol dan Arsya.. juga pantau kabar terbaru dari putri. Untuk jadwal mu nanti bisa aku atur ulang lagi, kamu gak perlu khawatir. Chanyeol lebih butuh kalian di saat seperti ini.."
"Iya Hyung, aku mengerti.. oh ya Hyung, gimana sama Sehun dan Jongin? Apa kita akan tutupi ini terus dari mereka?"
"Sehun sama Jongin sampai saat ini belum tahu kondisi putri sama sekali, aku rasa aku akan beritahu mereka saat proses syuting sudah selesai. Aku gak mau mereka pecah konsentrasi karena hal ini. Terutama Jongin yang ada di Jepang sekarang"
"Iya udah, aku percayain sama Hyung aja gimana baiknya sama Sehun dan Jongin. Yang penting jangan sampai mereka syok karena mereka juga sangat dekat dan akrab sama putri selama ini.."
"Oke.. aku ngerti, ya udah aku tutup dulu telepon nya. Langsung kabari aku kalau ada apa apa ya"
"Oke Hyung"
Bip
Manager EXO itu kemudian menghela nafas berat dan mengusap wajahnya cukup frustasi karena dia tak membayangkan kalau kondisi putri justru akan seburuk ini setelah perjalanan panjang liburan mereka berdua dengan Chanyeol.
Dia mengingat bagaimana putri meminta dirinya untuk mencari lokasi wisata yang indah dan menarik di beberapa negara.
Saat sedang mengingat memori itu, sang manager terkejut setengah mati saat melihat sosok Sehun yang sudah berdiri di hadapannya dengan wajah yang merah padam menahan Anatar amarah dan air mata karena terlihat jelas dia sudah berkaca-kaca sekarang.
"Sehun-aa.."
"Hyung, apa yang Hyung sembunyikan dari aku selama ini? Apa Hyung.."
"Itu.. aku bisa jelaskan sama kamu hun, ada alasan kenapa aku melakukan ini semua"
"Aku gak butuh alasan apapun!! Aku hanya mau tahu apa yang sedang Hyung sembunyikan dariku sekarang!!!"
Sehun terlihat sudah tak bisa menahan emosinya lagi. Putri yang dia anggap sebagai kakaknya sendiri, yang selama ini merawat nya seperti seorang adik atau bahkan anaknya.. putri yang terlihat dingin di luar tapi sangat hangat di dalam.. putri yang terus mau mendengarkan setiap cerita dan curahan hatinya sekalipun dia sendiri dalam kondisi yang tak baik dan selalu membela dirinya saat Chanyeol sedang memarahi dirinya.
Gadis itu, dari awal sudah menempati ruang khusus di hati Sehun sebagai kakak dan ibunya... Dan juga gadis yang spesial yang menjadi inspirasi nya selama ini. Bukan cinta sepasang kekasih, tapi lebih pada antara saudara dengan saudaranya yang lain. Hingga jika terjadi sesuatu pada putri, maka Sehun juga akan ikut terluka seperti sekarang.
"Hyung... Jawab aku..."
Suara Sehun merendah, terdengar sedikit isakan disana dan air matanya mulai turun dari kedua pelupuk matanya yang sudah memerah.
"Putri.. dia sedang kritis sekarang"
Manager hyung tak bisa lagi melanjutkan penjelasannya karena saat itu juga tubuh Sehun langsung ambruk, seluruh hatinya runtuh. Bagaimana mungkin gadis yang sebelumnya penuh tawa saat akan memulai perjalanan nya dengan cahbyeol itu sekarang justru seperti ini keadaan nya.
"Bagaimana bisa? Kenapa bisa begitu?"
"Aku rasa kamu sudah mendengar semuanya hun.. tapi, perjalanan liburan putri kali ini bersama Chanyeol memang bukanlah perjalanan biasa. Karena perjalanan ini merupakan perjalanan terakhir yang memang sudah disiapkan oleh putri dan cahbyeol untuk berpamitan dengan kita semua.. Chanyeol sudah pasrah dengan kondisi putri dan akan menerima setiap resiko dan apapun yang terjadi pada putri akhirnya.. jika sampai hal buruk terjadi pada istrinya itu..."
"Dimana Noona sekarang?"
"Dia ada di rumah sakit dan mau menjalani operasi sekarang. Aku tahu kamu mau kesana, tapi sekarang kamu harus memenuhi kewajibannya kamu buat kerja. Profesional hun, dan sekarang kamu lanjutkan pekerjaan kamu dulu baru kita ke rumah sakit"
"Siapa yang ada disana?"
"Ada Suho, Baekhyun, jongdae dan minseok.. mereka stay disana dan akan kasih kabar secara intens sama kita disini"
"Ya udah, oke.. aku lanjutin kerja dulu. Aku percaya sama Hyung"
Sehun memeluk manager Hyung dengan erat untuk menenangkan hati dan pikirannya sebelum akhirnya melanjutkan syutingnya seperti biasa.
.
.
Di Jepang, jongin juga baru diberitahu oleh manager Hyung yang juga mendampinginya selama syuting di Jepang. Dia sendiri juga sangat syok, dia memikirkan banyak hal tentang putri dan terutama soal Arsya..
Keponakan nya yang sangat dia cintai, saat ini pasti akan merasa syok dan bingung dengan semua kondisi yang dia hadapi saat ini.
"Kita bisa pulang kapan ke Korea?"
"Kalau sesuai jadwal, besok pagi"
"Malam ini aja bisa gak? Kita langsung ke rumah sakit"
"Oke.. nanti aku atur ulang jadwal kepulangan kita dan pesenin tiket pesawat nya."
"Iya hyung"
.
.
--skiipp--
"Uhuk.. uhuk.."
Chanyeol merasa kepalanya pening dan tubuhnya tak karuan, dia beberapa kali batuk dan suaranya hampir hilang.
"Papah.. minum dulu"
Arsya memberikan teh hangat untuk Chanyeol dan sebutir obat untuk ayahnya. Fariz meminta Arsya memberikan obat itu untuk Chanyeol karena melihat kondisi adik iparnya yang terlihat cukup buruk sekarang.
"Dari siapa?"
"Fariz samchon, samchon masih di dalam sekarang makanya minta aku buat kasih obatnya ke papah"
"Hmm.. makasih ya"
"Iya pah, papah mending istirahat aja dulu.. atau makan apa gitu. Papah belum makan apapun dari tadi papah sampai kesini"
"Papah belum pengen makan sya.. nanti aja"
Arsya hanya mengangguk kecil, dia mengerti benar perasaan sang ayah yang sekarang pasti lebih memikirkan kondisi ibunya yang sedang akan di bawa ke ruang operasi.
"Keluarga pasien putri anisya"
"Iya.. itu kami"
"Kami akan segera membawa nyonya Park putri untuk ke ruang operasi. Anda bisa mengikuti kami dan menunggu di ruang tunggu operasi"
"Baik suster, terima kasih"
Chanyeol yang di dampingi beberapa member EXO dan juga Arsya serta manager EXO sekarang mulai berdoa dalam hatinya agar operasi bisa berjalan dengan lancar.
"Aku mohon bertahan sebentar lagi sayang.. hanya sebentar"
Gumam Chanyeol lirih, sementara itu Suho merasakan keanehan pada diri Chanyeol saat ini.
"Ya Tuhan, semoga firasatku salah"
Ucap Suho dalam hatinya
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top