186 (LET ME GO putri side)
Hai
Lanjut
Full of putri side
.
.
.
Hari ini.. hari yang begitu aku tunggu, hari dimana aku akan pergi berbulan madu dengan Chanyeol. Suamiku yang paling aku cintai..
Sejujurnya, ini bukan liburan biasa yang aku rencanakan dengan Chanyeol, bukan bulan madu biasa seperti yang dilakukan oleh pasangan lainnya. Karena ada sebuah tujuan tertentu yang aku ingin kan dari perjalanan ku kali ini. Aku ingin menghindar dan menjauh... Dari tatapan nanar dan khawatir dari putra semata wayangku yang paling aku sayang.. Arsya..
Sudah beberapa bulan terakhir, aku melihat matanya yang selalu penuh rasa khawatir dan ketakutan, pandangan mata yang sulit aku artikan dan sangat aku benci karena dia terlihat begitu lelah dengan kondisiku selama ini. Berkali kali aku selalu datang ke kamar putraku setiap tengah malam hanya untuk menatap wajahnya yang damai dalam tidur, yang selama beberapa bulan ini tak pernah lagi aku lihat.
--flashback on--
Drap drap drap
Cklek
"Capek ya sayang? Maafin mami ya nak.. mami harusnya bisa jagain kamu. Bukannya buat kamu lebih capek dan lebih sakit kayak sekarang"
Aku mengusap lembut rambut Arsya, memandangi wajah damai yang sangat aku rindukan. Aku sangat ingin melihat dia yang begitu bahagia seperti dulu...
Cupp
"Selamat tidur sayang.."
Aku memutuskan untuk langsung kembali ke kamar karena aku tak ingin mengganggu waktu istirahat nya malam ini.
BLAMM
"Melihat Arsya lagi sayang?"
Tanya Chanyeol sambil bersedekap tangan di depan pintu kamar kami. Dia menatapku dengan tatapan yang sangat lembut meski ketegasan terdengar dari nada bicaranya.
"Iya.."
Aku mendengarnya menghembuskan nafas panjang dan mendekat padaku, dia memelukku erat. Pelukan yang selalu aku rindu dan aku suka seumur hidupku...
Jika ada yang mengatakan bahwa selalu mendapat pelukan bisa jadi hal yang membosankan, itu tak pernah berlaku untukku. Pelukan Chanyeol selalu jadi hal yang paling aku rindukan dan paling aku sukai selama ini... Sesuatu yang menjadi candu.
"Maaf aku buat kamu bangun malam"
Ucapku lirih, aku memang sangat menyesal karena aku tahu lelakiku ini juga punya waktu istirahat yang sangat sedikit semenjak penyakitmu datang. Dia selalu bangun lebih awal sebelum aku bangun untuk menyiapkan semua kebutuhan ku bahkan sarapan pagi ku, dan selalu tidur setelah aku terlelap entah jam berapapun itu.
"Gak apa, aku ngerti.. kamu mau tidur sekarang? Atau kamu mau ngapain dulu?"
Aku menatap matanya, ada banyak pertanyaan di hatiku untuk dirinya. Yang selama ini belum sempat aku tanyakan padanya..
"Kamu gak marah?"
"Marah untuk apa?"
"Marah karena aku buat kamu bangun, karena aku tiba tiba bangun tengah malam dan keluar dari kamar tanpa ijin kamu. Entah.. pasti ada banyak hal yang buat kamu bisa marah sama aku kan?"
"Kamu lucu kalau mikir kayak gitu"
Chanyeol menggendong aku seperti koala dan membawa tubuhku ke balkon di ruang keluarga lantai 2 rumah kami..
"Aku ambilin jaket dulu ya sayang"
"Peluk aja boleh?"
Chanyeol kembali tersenyum lembut dan mengusap kepalaku.
"Iya boleh kok sayang"
Sekali lagi aku merasakan kehangatan dari pelukan Chanyeol
"Chan.. aku boleh tanya gak sama kamu?"
"Tanya apa?"
"Kamu capek gak? Jujur deh"
"Capek buat ngurusin kamu maksudnya? Atau capek dalam hal yang lain?"
"Semuanya.."
"Jujur enggak, mungkin gini ya sayang.. kalau aku bilang secara fisik mungkin aku memang capek karena aku kurang istirahat dan selalu mikirin kamu.. tapi, capeknya aku langsung hilang kalau aku kayak gini. Peluk kamu, atau dekat sama kamu.."
"Beneran? Yakin?"
"Yakin sayangku"
"Aku lihat kamu sama arsya, kalau aja aku gak sakit kan pasti kalian gak secapek ini Chan.."
"Wajar lah sayang, namanya juga istri dan ibu nya yang lagi sakit kok ya pasti nya kita banyak mikir dan cemas soal kamu. Aku dan Arsya juga gak mau kamu sampai sakit dan kecapekan atau kenapa kenapa. Kamu gak usah terlalu mikir atau ngerasa gak enak sama hal kayak begini. Udah jadi kewajiban buat aku dan Arsya untuk jagain kamu.."
"..."
"Satu hal lagi, jangan pernah bilang maaf buat hal kayak gini. Aku gak suka kamu lakuin itu, aku tahu kamu terbebani sama semuanya. Tapi maaf yang kamu ucapin ke aku itu malah buat aku jadi tambah sedih"
"Iya.. aku tahu kok"
"Aku boleh tanya gak sama kamu?"
"Tanya apa?"
"Alasan kamu buat minta kita liburan berdua tuh apa? Aku tahu kalau kamu tuh pengen banget liburan, tapi setahu aku.. kamu pengen nya kita liburan bertiga sama Arsya.. bukan nya berdua cuma sama aku aja. Aku bukannya gak senang kita liburan bareng cuma berdua sayang, tapi aku rasa ini aneh aja.. kamu bukan tipe orang yang akan meninggalkan anak kamu selagi kamu senang senang di luar sana.. bahkan kalau kamu lagi makan diluar karena urusan pekerjaan aja, kamu akan inget soal Arsya hanya karena lihat makanan kesukaan nya dia sementara dia ada di rumah..."
Chanyeol memang gak akan bisa dibohongin.. udah puluhan tahun kita bareng, dia emang udah hafal banget sama sifat dan karakter aku.
"Aku pengen aja"
"Yakin? Kamu cuma kepengen aja dan gak ada niatan lainnya?"
"Emang nya kenapa kalau aku ada niatan lain atau enggak?"
"Sayang, kamu tahu satu hal kan? Kita udah sepakat untuk gak menutupi apapun di antara kita berdua sekalipun itu hal yang sulit dan berat.. kamu inget itu kan?"
"Aku rasa aku gak bisa bohongin kamu ya.."
"Memang gak akan bisa, aku tahu persis apa yang ada di hati dan pikiran nya istri aku di saat kayak gini"
"Oke.. aku jujur, tapi janji jangan marah.."
Aku menghadapkan tubuh ku padanya tapi aku justru menunduk dan tak berani menatap mata nya yang tajam, dia seolah sudah tahu tentang segala hal yang ada dalam diriku tanpa aku harus mengucapkan nya dan hanya dengan menatap kedua mataku..
"Kalau itu berat untuk kamu jujur sekarang. Aku gak akan paksa kamu buat ngomong... Aku akan tunggu sampai kamu siap"
"Enggak, aku emang mau kasih tahu kamu kok"
"Kalau gitu, kenapa kamu gak berani natal mata aku?"
Aku merasakan tangan Chanyeol yang menyentuh daguku dan membuat wajahku langsung berhadapan dengan wajahnya, sekali lagi.. sorot mata lembut itu kembali hadir dan membuat jantung ku berdegup cukup cepat..
Aku belum cerita kan? Kalau sudah puluhan tahun ini, aku selalu saja akan merasakan hal semacam ini. Jantungku akan berdetak jauh lebih cepat saat aku menatap wajah nya. Entah apa alasannya tapi aku gak pernah bosan. Kalau kata orang, kehidupan rumah tangga bisa sangat membosankan apalagi kalau melewati tahun kedua pernikahan.. maka itu berbeda dengan ku. Karena sampai puluhan tahun lamanya pernikahan kami, sedikitpun tak ada rasa bosan yang pernah hadir di hatiku.. kehadiran nya seperti sebuah keharusan. Seperti oksigen yang akan membuat aku mati jika aku sebentar saja tak melihat wajah nya.
Berlebihan memang kalau ada orang yang mendengarnya dan seolah ucapan ku hanya dalam khayalan dan gombalan semata, tapi.. ini kenyataan nya.. kehidupan kami memang seperti ini. Chanyeol yang tak pernah bosan memelukku atau mengucapkan kata cinta nya padaku, menatapku dengan penuh kelembutan sekalipun dia sedang marah atau tak ingin di bantah keinginan nya. Atau.. Chanyeol yang selalu merajuk dan bertingkah seperti anak kecil yang tak sesuai umurnya dan tak sesuai dengan bentuk badan nya yang besar.
"Chan... Kemarin itu, aku sempat hubungi dokter Choi untuk tahu kondisi aku yang sebenarnya sekarang. Dan aku tahu persis kalau kemungkinan besar aku gak akan bisa bertahan lebih lama.."
Aku tahu raut wajahmu itu sudah berubah sayang, ada rasa takut yang terlihat jelas di mata besarmu. Dan aku benci itu sayang, aku benci lihat kamu yang lemah kalau aku membicarakan hal ini...
"Terus?"
Bahkan suaramu bergetar sekalipun kamu berusaha untuk tetap tenang di hadapan ku..
"Aku gak mau, anak kita harus melihat kepergian ibunya.. dan kamu juga.. aku pengen kalau bisa kamu gak usah lihat aku waktu aku pergi nantinya.."
"Aku gak akan bisa lakukan itu"
"Aku tahu Chan, aku ngerti.. itu sebabnya aku pengen kita liburan berdua. Aku pengen habisin sisa waktu yang aku punya hanya berdua sama kamu.. sekalipun aku harus pergi, aku pengen itu di pelukan kamu.. tempat yang paling nyaman dan paling aku suka di seluruh dunia. Aku cuma mau itu sayang..."
Tangan besar itu sekarang mengusap lembut kepalaku, hangat dan sangat nyaman seolah semua rasa sakit ku di angkat olehnya sekarang.
"Kalau itu memang keinginan kamu, aku gak akan menghalangi lagi. Tapi.. aku mohon penuhi satu permintaan aku sebelum kita berangkat liburan.."
"Kamu mau minta apa?"
"Ijinin aku buat lakuin semua hal yang bisa aku lakuin untuk mempertahankan kamu sampai akhir, aku harus berusaha sekuat tenaga aku sampai titik terakhir untuk membuat kamu bertahan lebih lama di sisi aku dan Arsya.. kalau setelah semua usaha yang aku lakukan ternyata kamu masih tetap harus pergi.. aku akan ikhlaskan itu dan menerima segalanya... Aku akan membawa kamu ke tempat yang paling nyaman sesuai keinginan kamu, sampai kamu pergi..."
"Iya.. kamu boleh lakukan itu. Aku gak akan menolak keinginan kamu"
Aku memeluk lagi suamiku dan menghirup aroma tubuhnya yang begitu menenangkan. Aku sangat menyukai ini.. dan aku hampir gila kalau membayangkan bagaimana aku akan jauh dari sisinya yang seperti ini. Tenggorokan ku seperti tercekat setiap kali pikiran itu muncul di kepalaku..
"Makasih ya sayang, sekarang udah malam dan angin nya tambah dingin. Kita harus masuk rumah sekarang karena aku gak mau istri aku yang cantik ini sampai masuk angin atau kedinginan. Oke?"
"Ya.."
Chanyeol kembali menggendong aku masuk ke dalam kamar kami berdua..
--flashback off--
.
.
--skiipp--
Hari ini akhirnya tiba.. hari dimana aku akan memulai perjalanan ku dengan suamiku yang paling aku cintai.. chanyeol..
"Mami..."
"Ya sayang.."
Grepp
"Uuhh.. aku pasti bakal kangen banget sama mami kalau mami udah liburan nanti"
"Mami juga pasti akan kangen banget sama kamu sayang.."
Arsya memelukku sangat erat sekarang dan aku tak ingin melepaskan pelukan bayi kecilku ini.
"Kamu baik baik ya sayang kalau mami sama papah pergi nanti. Jangan kecapekan dan jangan sampai lupa makan juga istirahat, kalau kerjaan di kantor numpuk. Kamu bisa bawa pulang ke rumah dan kerjain di rumah, jangan di kantor terus.. kamu juga bisa minta tolong sama Fariz samchon atau Aditya samchon kalau kamu gak ngerti atau ke sekretaris Jung juga boleh. Kuliah kamu itu juga lebih penting jadi jangan sampai kamu terlambat atau apapun itu. Jaga makan kamu dan istirahat kamu yang bagus.. jangan begadang buat nonton bola terus.."
"Hahaha.. iya mami sayang, aku ngerti kok"
Arsya memang sudah dewasa sekarang, dia bahkan sudah bisa memegang tanggung jawab sebagai seorang sajangnim sekalipun masih dalam pengawasan langsung oleh Fariz dan Aditya.. tapi bagiku.. anakku tetap seorang bayi kecil yang ringkih, yang harus aku lindungi dan aku pastikan keselamatan nya dan kesehatan nya setiap waktu.
.
.
"Apa ini gak berlebihan?"
Tanyaku pada Arsya saat melihat pesawat yang akan membawa kami berlibur.. pesawat pribadi yang disiapkan Arsya ini.. jauh lebih dari yang aku bayangkan sebelumnya.
"Enggak mami sayang, ini aku sengaja siapin buat mami sama papah.. biar mami sama papah bisa nyaman selama di perjalanan nanti.."
Aku hanya bisa diam mendengar ucapan putraku. Menerima setiap apa yang akan dia lakukan untukku sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasihku padanya.
Peejalanan kami berlangsung sangat menyenangkan dan indah.. ini adalah liburan paling menyenangkan seumur hidupku..
Aku sangat bahagia, aku banyak tertawa dan tersenyum seolah aku bisa melepaskan semua niat awal ku melakukan perjalanan ini. Aku hanya ingin menikmati sisa waktu ku untuk bersama dengan dia..
Tapi di satu sisi aku juga tahu kalau tubuhku semakin lemah.. disini.. di dalam sini, semakin hancur dan hancur lagi.. banyak hal yang ingin aku lakukan tapi sekali lagi tubuhku menolak untuk itu.
"Aku capek Chan.."
Kata itu adalah kata yang sering aku ucapkan pada Chanyeol dan semua orang yang ada di sekitarku..
Karena memang itulah yang rasakan sekarang.. aku benar benar sangat lelah dan aku sangat istirahat.. tapi, semua orang selalu menolaknya.. mereka selalu mengatakan kalau aku pasti kuat dan mampu melewati semua ini.. mereka tak pernah tahu apa yang aku rasakan sampai aku bisa mengucapkan hal itu.
"Kamu kuat putri.."
"Kamu wanita yang hebat dan tegar.."
"Kamu pasti bisa sembuh.. aku yakin itu.."
"Semangat putri.."
Semua kata itu terus berputar di kepalaku...
Harusnya aku semakin semangat dan berusaha keras untuk bisa sembuh setelah mendengarnya kan? Tapi, yang aku rasakan justru sangat berbeda karena aku justru merasa lelah dengan semua yang mereka ucapkan. Aku merasa tak ada yang bisa mengerti hatiku sekarang..
Mereka meminta aku bertahan sekeras mungkin dan sekuat mungkin disaat mereka sendiri menunjukkan wajah sedihnya dan prihatin di hadapan ku.. aku benci itu.. aku benci melihat mereka yang memberikan senyum yang seolah adalaj senyum terakhir yang aku terima dari mereka tapi bibir mereka menginginkan aku tetap bertahan...
Di antara semua orang yang mengatakan mereka mencintaiku dan sangat aku cintai.. hanya ada satu orang.. yang mampu memahami keinginan ku untuk menyerah..
Chanyeol...
Dia tak pernah memaksaku lagi untuk bertahan atau mengatakan hal semangat apapun itu padaku.. dia hanya memelukku dan banyak mengatakan kata cinta nya untukku. Memberiku ribuan bahkan jutaan kasih sayang nya padaku tanpa henti..
Hanya dia yang mengijinkan aku untuk beristirahat jika aku sudah sangat lelah dengan semua ini...
Aku tahu benar kalau meminta dia melepaskan dan merelakan aku pergi adalah hal yang paling menyakitkan dan kejam yang aku lakukan padanya... Aku tahu aku akan melukai nya..
Tapi dia tahu satu hal..
Terkadang.. mencintai diriku dan membuktikan cintanya padaku bukan hanya dengan memintaku bertahan lebih lama di sisinya sekalipun itu sangat menyakitkan.. tapi dengan membiarkan aku pergi dengan bahagia dan melepaskan semua rasa sakit yang aku rasakan.
Apa aku bahagia dengan meminta itu padanya?
Jawabannya tentu saja tidak, aku bahkan ingin menyeret dia bersama dengan diriku kalau aku tak ingat kemana tempat yang akan aku tuju.
Tapi keberadaan ku yang seperti ini juga akan menyakiti hatinya jauh lebih dalam lagi. Dia akan terus merasa khawatir dan takut akan diriku. Hidupnya tak akan bisa tenang dan aku tak ingin itu..
Aku benci melihat orang yang cintai harus terus merasa khawatir dengan kondisi ku. Aku ingin mereka bahagia dan melepaskan semua beban nya, termasuk diriku..
.
.
Tak ada yang tahu, kalau setiap malam nya aku selalu terbangun dan menatap ke langit langit kamar.. memutar setiap memori yang aku miliki di sepanjang hidupku. Bersyukur pada setiap apa yang Tuhan berikan untukku baik di setiap sakit sedih dan bahagia yang aku rasakan...
Aku bahkan mengambil gambar di setiap sudut ruangan dimana aku berdiri untuk membuat orang lain mengingatku..
Dan malam ini, sekali lagi aku berada di tempat paling nyaman ku..
Aku menatap wajah indah nya yang terlelap.. terlihat begitu damai dan tenang. Aku menyukai setiap lekukan indah yang Tuhan pahat di sana. Kalau ada rasa yang melebihi rasa syukur.. maka aku akan mengatakan hal itu sekarang, hembusan hangat nafasnya yang bisa aku rasakan sekarang...
"Aku akan pergi kemanapun kamu pergi sayang, aku akan temani kamu dan gak akan biarkan kamu sendirian"
Kata itu yang selalu chanyeol bisikkan di telinga ku setiap malam ketika aku terlelap
Enggan rasanya menutup mataku walau hanya sedetik demi bisa menatap indah wajah indah nya..
.
.
Semua berjalan sempurna.. sampai aku tahu waktuku sudah sangat dekat sekarang..
"Chan.. aku capek banget, aku pengen istirahat.."
Ucapku lirih malam itu dalam pelukan hangatnya.. bisa kurasakan dia mengeratkan lagi pelukannya dan mengangguk kecil.
"Iya sayang.. kamu boleh.. kamu boleh istirahat kalau kamu memang udah capek.."
Dan sekarang.. malam ini, aku.. memejamkan mataku dengan tenang di tempat yang paling nyaman di dunia.. di dalam pelukan nya..
Pelukan Chanyeol.. suamiku..
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
23.35 P.M.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top