177

Hai

Lanjut

.

.

.

"Aku tahu kalau kondisi aku semakin memburuk sayang.. aku tahu semuanya"

Putri akhirnya berterus terang dan dia mengatakan segalanya dengan sangat ringan tanpa beban sedikitpun. Putri juga masih sempat memberikan senyum lembut pada Chanyeol sambil tangan nya menggenggam erat tangan Chanyeol

"Kamu.. tahu dari mana?"

"Aku dengar semua pembicaraan kamu sana Arsya di rumah sakit sayang.. aku udah tahu dari sebelum kita keluar dari rumah sakit waktu itu"

"Kenapa kamu gak bilang sama aku sayang?"

Putri menggeleng lemah

"Aku mau tunggu kamu jujur sama aku.. entah kamu atau Arsya atau mungkin kalian berdua. Aku pengen kalian bisa jujur sama aku"

"Itu sebabnya kamu baru kasih tahu aku sekarang?"

"Iya.. Chan, aku minta maaf gak bilang sama kamu dari awal"

"Enggak, justru harusnya aku yang minta maaf sama kamu. Aku harusnya bisa jujur sama kamu dari awal. Gak biarin kamu tahu dengan cara kayak kemarin"

"Aku ngerti kalau itu juga berat buat kamu.. aku juga tahu ini gak akan mudah untuk kita berdua"

"..."

"Chan.. apa aku boleh bilang jujur sama kamu?"

"Boleh, jujur aja.. "

"Seandainya.. suatu saat nanti, aku udah bener bener capek dan gak kuat lagi.. kalau sewaktu-waktu entah kapan pun itu.. aku bilang sama kamu kalau aku pengen banget istirahat. Apa kamu mengijinkan aku untuk istirahat dan lepasin semuanya?"

Chanyeol tahu kemana arah pembicaraan putri saat ini. Dia tak ingin memungkiri kalau istrinya bisa saja merasakan hal semacam ini sekarang. Karena di satu sisi, Chanyeol sendiri merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan oleh istrinya...

Dengan mengulas senyum lembut Chanyeol mendekat pada putri dan berlutut dihadapan istrinya

"Kalau kamu.. memang udah capek banget sama semuanya dan pengen istirahat.. kamu bilang aja sama aku. Aku bakal ajak kamu buat ke sebuah tempat yang bisa untuk tempat kamu istirahat nantinya.."

"Kamu mau temenin aku?"

"Iya.. aku bakal temenin kamu buat istirahat nanti disana"

"Artinya.. kamu kasih ijin ke aku?"

"Iya sayang, aku ijinin kamu buat istirahat kalau memang sewaktu waktu kamu merasa capek banget dan pengen lepasin semua.. aku ijinkan kamu untuk itu dan aku yang akan ajak kamu ke tempat dimana kita bisa istirahat dengan tenang dan nyaman.."

Chanyeol merengkuh tubuh istrinya dan memeluk nya erat, memberikan kehangatan yang menjalar di seluruh tubuh putri maupun Chanyeol sendiri

"Makasih ya sayang"

"Iya.. sayang"

"Tapi, buat sekarang.. aku pengen habisin waktu aku cuma sama kamu dan Arsya.. boleh kan?"

"Pasti boleh sayang, kapanpun aku sama Arsya akan temenin kamu mulai sekarang"

Cupp

Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir putri dari Chanyeol

.

.

.

--skiipp--

Chanyeol menggendong putri yang sudah tertidur sejak perjalanan pulang dari restoran tadi. Dia tak berniat sedikitpun untuk membangunkan istrinya

"Selamat tidur sayang.. mimpi indah"

Cupp

Chanyeol keluar dari kamar setelah menidurkan putri di ranjang mereka.

.

.

Cklek

"Hyung.."

"Hey.. kamu kesini?"

"Iya.. tadi aku telepon Hyung tapi gak di angkat makanya aku kesini"

"Hmm.. duduk deh, bentar.. ahjumma! Tolong buatkan minum untuk Jongin"

"Baik tuan"

"Jadi gimana Hyung"

"Gimana apanya?"

"Tadi.. apa Noona udah tahu soal kondisinya dia yang sebenarnya atau belum?"

"Udah Jong, putri udah tahu kok"

"Hyung bilang nya gimana tadi? Noona marah atau enggak? Dia gak syok atau nangis atau apa kan?"

Chanyeol menggeleng kecil

"Dia udah tahu sebelum aku kasih tahu dia yang sebenarnya."

"Serius? Kok bisa?"

Baru saja Chanyeol akan menjelaskan, suara bel pintu kembali berbunyi menandakan jika ada lagi tamu yang datang

"Ahjumma, tolong bukain pintunya ya"

"Baik tuan"

Kang ahjumma pun segera pergi untuk membukakan pintu depan yang ternyata ada jongdae, Sehun dan kyungsoo disana

"Wahh cepet banget udah nyampe ke sini aja Jong"

"Lah.. kirain aku kalian pergi tuh mau keluar sendiri bukan nya ke rumah Chanyeol hyung. Aku mana tahu kalau kalian mau kesini juga"

"Makanya tanya donk Jong, perasaan tadi kita keluar kamu juga masih tidur kan?"

"Udah udah.. ayo duduk dulu"

Ucap Chanyeol yang akhirnya mengakhiri perdebatan tidak penting antara mereka semua.

"Noona mana Hyung?"

"Di kamar, tidur tadi setelah selesai makan malam kayak nya sih kecapekan"

"Si Arsya kemana?"

"Belum pulang, masih di kantor. Sebentar lagi kan pelantikan jadi ya gitu.. dia jadi jauh lebih sibuk dari biasanya"

"Hmm.. gitu.."

"Kalian datang kesini juga mau tanya hal yang sama kan? Soal aku udah kasih tahu ke putri atau belum soal kondisinya"

"Iya.. kan tadi aku chat kamu dan telepon juga gak di respon. Ya aku kesini aja, sekalian sama jongdae dan Sehun"

"Noona udah tahu dari sebelum chanyeol Hyung sempat kasih tahu Noona tadi."

"Serius Yeol? Putri udah tahu? Dari mana? Kok bisa?"

"Waktu sebelum keluar rumah sakit. Aku sempat ngobrol sama Arsya tentang kondisi putri yang sebenarnya. Dan gak sengaja putri tuh dengar semuanya waktu itu"

"Terus? Respon nya putri gimana?"

Chanyeol menghembuskan nafasnya panjang dan mengusap wajahnya dengan agak kasar saat mengingat permintaan putri tadi pada dirinya

"Dia bilang.. kalau suatu saat dia udah ngerasa capek banget sama semuanya. Dia pengen aku ijinin dia buat istirahat Kyung"

"Aku gak ngerti maksud nya Noona apa?"

Tanya Sehun dengan polosnya

"Dia.. udah minta kamu buat lepasin dia secara perlahan mulai sekarang"

Ucap jongdae lirih

"Kamu jawab apa?"

"Aku.. ijinin dia, aku.. bilang kalau dia udah capek banget dia bisa kasih tahu aku dan aku bakal ajak dia buat istirahat ke suatu tempat yang lebih tenang.."

"Kamu yakin bisa begitu Yeol?"

"Aku gak tahu, aku juga ngerasa berat banget... Tapi, aku gak memungkiri kalau dia juga pasti capek banget sama keadaan ini kyung.."

"Belajar buat ikhlasin dia sedikit demi sedikit Yeol.. dia bilang begitu karena dia mau kamu siap kalau sewaktu waktu dia harus pergi jauh dari kamu.. untuk selamanya"

Wajah Sehun kini mengeras, dia akhirnya memahami persis apa yang di maksud oleh Chanyeol saat ini.

"Apa aku bisa?"

"Kalau kamu bayangin pasti bakal berat banget Yeol.. tapi, kalau kamu sudah menjalani semua dan ikhlasin semua nya sedikit demi sedikit. Pasrah sama Tuhan dan percaya sama Tuhan, istri kamu.. juga anak kamu dan diri kamu sendiri. Aku yakin pasti bisa kok Yeol.. walaupun sulit. Inget.. ada kita juga disini yang jagain kamu terus dan akan selalu ada buat kamu Arsya dan putri tentunya."

Tangis Chanyeol pecah, tak ada suara dalam tangisnya hanya saja.. air matanya tak berhenti mengalir dari kedua pelupuk matanya.

"Aku harus berjuang dan tetap kuat buat dia.."

Ucap chanyeol lirih dalam tangisnya.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top