162 (BLOODY SAJANGNIM)
Hai
Lanjutkan
.
.
.
Dokter Choi menangani putri diruang gawat darurat bersama dengan tim medis lainnya. Dia berusaha membuat sel darah merah putri yang sudah drop agar bisa kembali normal dan juga menormalkan kembali tekanan darah milik pasien nya itu.
Selang transfusi darah kembali menempel di tubuh putri tepatnya di lengan kirinya disaat lengan kanan nya di pasangi selang infus secara bersamaan. Perawat juga segera menyiapkan selang inkubasi untuk putri sekarang. Saturasi oksigen dalam. Tubuh putri yang rendah membuat dokter terpaksa melakukan hal itu.
Sebuah alat besar mirip dengan pengait di pasang di mulut putri agar terbuka lebar dan memudahkan selang inkubasi yang berukuran cukup besar itu masuk ke dalam mulutnya dan di dorong masuk sampai ke dalam paru paru putri sekarang.
"Nyalakan oksigen nya di angka 40 sampai 50"
"Baik dokter"
Ucap dokter Choi yang langsung di turuti oleh perawat itu.
"Siapkan suntikan trombosit nya 1 ampul sekarang"
"Baik dokter"
.
.
Chanyeol masih saja menunggu dengan tanpa henti berdoa untuk kebaikan dan keselamatan putri yang sedang berjuang di dalam sana..
"Ya Tuhan.. tolong selamatkan istriku.. sekalipun aku harus menukar nyawanya dengan nyawaku sendiri... Aku mohon, tolong selamatkan nyawa istriku.."
Chanyeol terus menerus melirik arlojinya beberapa kali hingga akhirnya..
Cklek
Srrtt
Dokter Choi keluar dari ruangan gawat darurat dan membuat Chanyeol segera mendekat dengan wajah yang sangat panik.
"Dokter.. bagaimana kondisi istri saya? Apa dia baik baik saja?"
"Maafkan saya tuan park.. kami sudah berusaha sekuat tenaga kami untuk menghentikan pendarahan yang terjadi pada nyonya Park. Tapi, kondisi nya yang belum pulih betul namun dipaksakan oleh dirinya sendiri membuat pendarahan kembali terjadi. Nyonya Park.. harus masuk ICU segera dan langsung menjalani kemoterapi di waktu yang sama, kami sudah tak bisa lagi menunda waktu untuk melakukan kemoterapi dan proses radiasi karena sel kanker yang ada di dalam tubuh nyonya Park bisa saja semakin menyebar dan membuat kondisi nyonya Park semakin parah"
Chanyeol hanya bisa menunduk lemas sekarang.
"Kondisi nyonya Park akan semakin lemah setelah menjalani kemoterapi dan radiasi nya, saya harap anda mengerti jika nantinya nyonya Park akan lebih banyak berbaring atau tidur karena pengaruh obat yangasuk ke dalam tubuhnya."
"Saya mengerti dokter"
Brukk
Chanyeol benar benar khawatir pada putri sekarang. Dia sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada putri saat dirinya menjalani pengobatan ini
Bayangan putri yang kesakitan dan begitu lemah terus berputar di kepala Chanyeol, hingga tanpa sadar pandangan matanya pun menjadi meredup dan Chanyeol akhirnya ambruk tak sadarkan diri di depan ruang gawat darurat rumah sakit saat itu juga...
.
.
--skiipp--
Suho sekarang sudah berada di dekat chanyeol yang masih terbaring di ranjang rumah sakit setelah tadi tidak sadarkan diri. Hari ini memang hari dimana seharusnya dirinya menemani Chanyeol dan putri di rumah sakit, bergantian dengan member yang lainnya. Itu sebabnya dia langsung tahu saat Chanyeol tak sadarkan diri tadi.
"Uuhh..."
Chanyeol mulai membuka matanya sedikit sambil mengerang kecil saat akhirnya sadar dari pingsan nya.
"Yeol.. kamu udah sadar?"
Suho mulai mendekat dengan wajah yang super khawatir.. dia menyentuh pundak dan kepala Chanyeol dengan sedikit menahan air matanya karena melihat keadaan Chanyeol yang begitu lemah sekarang.
"Aku.. dimana Hyung?"
"Di rumah sakit, kamu tadi sempat pingsan di depan ruang gawat darurat Yeol.. kata dokter kamu tuh dehidrasi dan kelelahan, kamu juga anemia makanya kamu sampai pingsan kayak tadi"
Jelas Suho pada Chanyeol tentang kondisinya sekarang.
"Putri.. mana putri.. istriku"
"Dia sudah di bawa masuk ke ruang ICU tadi. Kamu gak perlu khawatir.. dia sedang di tangani dengan baik sekarang"
Chanyeol berusaha bangkit tapi kepalanya kembali terasa sakit hingga gerakan nya terhenti seketika itu juga.
"Udah Yeol, jangan paksakan diri kamu buat bangun dulu. Kamu harus banyak istirahat"
"Aku harus lihat putri Hyung, aku mau sama putri. Aku gak bisa biarin dia sendirian disana tanpa aku. Dia pasti ketakutan sama kesepian Hyung.. aku mohon.. tolong, aku mau ketemu dia.."
"Yeol.. kondisi kamu sendiri masih sangat lemah, jangan paksa diri kamu. Aku mohon.. Paling enggak kamu harus kuat dulu buat bisa temenin putri. Dia juga ada di rumah sakit dan sedang di tangani dengan baik. Kamu harus percaya itu"
Chanyeol mendengus kasar dan tangannya mengepal. Jauh di dalam hatinya dia terus emrutuki kebodohan nya yang harus lemah dan ambruk di situasi semacam ini
"Putri..."
.
.
--meanwhile--
Arsya sudah hampir menyelesaikan segala urusan perusahaan sekarang yang sedang dia tangani bersama dengan Aditya. Tangannya mulai mendial kembali nomor ayahnya saat sebuah suara yang dia kenali sebagai suara Suho yang menjawab telepon nya saat itu.
'tuutt tuutt'
"Halo?"
"samchon? Suho samchon?"
"Iya ini aku sya"
"Kok samchon yang angkat telpon nya? Papah mana?"
"Papah kamu lagi di ICU temenin mami kamu sya.. makanya ponsel nya sekarang samchon yang pegang. Kalau di ICU kan gak boleh Baa ponsel dulu, takut ganggu ketenangan pasien"
"Oh.. iya, papah baik baik aja kan samchon? Kondisinya mami gimana di ICU?"
"Mami kamu drop lagi, tapi udah di tangani sama dokter kok. Udah di jadwalkan juga buat kemoterapi dan radiasi.. kayaknya sih dimulai besok"
"Aduh, aku kayaknya belum bisa ke rumah sakit samchon. Disini masih agak kacau, aku belum berani tinggalin kantor sekarang"
"Ya udah, gak masalah.. gak apa apa kok, kamu bisa konsentrasi aja dulu disana buat urusin perusahaan. Sesuai sama amanah dari ibu kamu. Ada samchon sama papah kamu disini jadi kamu gak perlu khawatir"
"Iya.. tolong jagain papah sama mami ya samchon. Aku minta tolong banget, soalnya Fariz samchon sendiri juga masih di kantor polisi sekarang"
"Iya.. tenang"
"Ya udah, aku matiin dulu ya samchon. Titip salam buat papah sama mami, bilang sama papah jangan lupa makan dan jaga kondisinya ya.."
"Iya Arsya.."
Bip
Suho menghela nafas panjang begitu sambungan telepon dari Arsya di putus, dia menatap Chanyeol terus menerus yang duduk di hadapan nya sekarang saat menerima telepon dari Arsya kala itu.
Chanyeol tak mau memberi tahu kan Arsya bahwa kondisinya memburuk dan sampai harus jatuh pingsan seperti ini. Dia tak ingin menambah beban anak lelaki nya yang sekarang jelas jelas sedang menanggung beban luar biasa besar dan tanggung jawab yang besar di kedua tangan juga pundaknya.
"Tuh.. dengerin kata anak kamu, kamu harus jaga kondisi kamu sekarang. Buat putri dan Arsya.."
"Iya Hyung"
"Makan dan minum dulu ya. Aku udah belikan kamu susu dan makanan tadi.. kalau nanti kamu udah mendingan, baru kita ke ruang ICU buat jengukin putri."
Chanyeol hanya bisa mengangguk pasrah dan lemas.
Di dalam hatinya terus saja menyebutkan nama putri dan pikiran nya penuh dengan sosok istrinya sekarang...
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top