161 (BLOODY SAJANGNIM)
Hai
Lanjut lagi
Alur nya maju mundur dari part sebelumnya jadi mohon jangan bingung dan pahami baik baik part sebelumnya, sebelum kalian baca part ini.. makasih
.
.
.
"Siapkan ruang ICU!! Ada pasien gawat darurat yang kemungkinan besar akan masuk ke dalam ruang ICU"
Teriak seorang perawat di ruang gawat darurat dan segera mendial nomor dokter Choi
'tuutt tuutt'
"Halo?"
"Maaf dokter mengganggu, saya mendapat telepon kalau nyonya Park sedang di bawa ke rumah sakit menggunakan ambulans dalam kondisi tidak sadarkan diri. Tekanan darahnya hanya 90/60 dan oksigen di angka 80. Denyut nadi nya juga cukup lemah dan dia terlihat pucat dengan bibir yang sedikit biru"
"Siapkan ruang tindakan dan alat bantu pernafasan yang nanti akan di pasang"
"Selang oksigen nya?"
"Jangan gunakan selang oksigen lewat hidung, tapi selang oksigen yang dimasukkan dari mulut sampai ke dalam paru parunya untuk memberikan suplai oksigen secara langsung ke paru paru nya. Siapkan juga transfusi darah dengan golongan darah A resus positif 3 kantong sekaligus, juga suntikan penambah sel darah merah 2 ampul"
"Baik dokter"
"Saya kesana sekarang, minta dokter jaga disana memasangkan selang dan juga transfusi darahnya terlebih dahulu"
"Baik dokter"
Perawat yang merupakan kepala perawat disana pun segera melaksanakan apa yang dokter Choi katakan, dia menyiapkan segala yang diperlukan sementara menunggu ambulans yang membawa putri sampai ke rumah sakit.
.
.
--skiipp--
"Sayang... Yang kuat, sayang.. yang kuat sayang.. aku mohon.. aku mohon.."
Chanyeol masih terus bergumam kecil dengan terus memegang erat tangan putri dan tanpa henti meminta putri untuk tetap bertahan, suara sirine ambulans yang meraung raung dan juga udara yang keluar dari selang oksigen terus terngiang di telinga Chanyeol saat itu. Air matanya tak bisa berhenti untuk mengalir lagi dan lagi..
Hingga..
Akhirnya, mereka sampai ke rumah sakit dan dengan sigap petugas ambulans dan juga perawat yang sudah siap disana segera membawa turun ranjang dimana putri tergeletak di atasnya, Chanyeol sendiri terus memegang tangan putri dan ikut mengiringi putri di samping nya sampai masuk ke ruang gawat darurat.
"Maaf tuan, anda tak bisa masuk lebih jauh lagi. Anda harus menunggu disini. Kami akan menangani nyonya Park"
Chanyeol hanya diam dan dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya dia melepaskan genggaman tangannya dari putri perlahan setelah sebelumnya dia mencium kening putri dengan lembut
"Bertahan sayang, aku tunggu kamu disini.. ya..."
Bisik Chanyeol dan akhirnya benar benar melepas putri masuk ke dalam ruang gawat darurat dan meninggalkan Chanyeol sendiri di ruang tunggu yang sudah tak bisa lagi menopang tubuhnya.
"Tuhan.. tolong, selamatkan istriku.. bagaimanapun caranya, meskipun aku harus menukar nyawaku dengan miliknya.. aku mohon selamatkan istriku.. selamat kan putri.. selamatkan wanita yang paling aku cintai ya Tuhan.. aku mohon"
Ucap Chanyeol dengan berurai air mata dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
.
.
--meanwhile--
Aditya baru saja sampai dengan di antar menggunakan helikopter pribadi dan langsung turun di atap gedung kantor milik DHANOEWINOTO CORP., Dia langsung saja menuju ke ruang sajangnim dimana keponakan nya sudah menunggu dirinya disana.
Tok tok tok
"Masuk.."
"Maaf tuan park.. tuan Aditya baru saja tiba dan baru turun dari helikopter, beliau akan segera masuk ke sini"
"Hmm.. arahkan samchon untuk ke ruangan ku sekarang"
Arsya...
Kini duduk di tempat dimana ibu nya dan paman nya pernah duduk disana dan menjabat sebagai seorang sajangnim, meskipun belum di Lantik secara resmi. Namun, pernyataan langsung yang diberikan putri adalah hal mutlak yang tak bisa dibantah lagi. Terlebih dengan persetujuan Fariz yang dia miliki juga status nya yang merupakan keturunan langsung dari keluarga DHANOEWINOTO. Tentu posisi Arsya tak bisa lagi di bantah oleh siapapun saat ini.
Namun, meski dia sudah secara de jure menyandang gelar sebagai seorang sajangnim. Tapi, dia tak ingin di panggil dengan sebutan sajangnim terlebih dahulu sebelum dia dilantik benar benar dan secara resmi di hadapan sang ibu, ayah.. dan juga paman nya..
.
.
"Arsya.."
Grepp
Aditya memeluk erat keponakan nya. Ini sudah hampir 1 tahun dari waktu terakhir dia menemui Arsya secara langsung seperti ini, dia merasakan bahwa Arsya sudah semakin dewasa dan dia tahu bahwa keponakan nya sudah hampir siap untuk mengambil segala tanggung jawab yang ada.
"Maaf, aku harus membuat samchon kesini dalam kondisi seperti sekarang"
"Tak apa, ibu kamu?"
"Papah lagi sama mami sekarang dan udah ke rumah sakit. Aku belum tahu kondisi mami yang terbaru karena papah belum bisa di hubungi. Mungkin papah juga masih sibuk urus mami dulu.."
"Fariz?"
"Samchon lagi di bawa ke kantor polisi untuk penyelidikan lebih lanjut sama Daniel dan Michael juga. Karena terjadi penembakan disini dan beberapa orang meninggal sebagai akibatnya.. termasuk.."
"Termasuk siapa?"
"Termasuk bibi nila.. istri Fariz samchon"
"Apa??!!!"
"Fariz samchon meminta mereka menembak bibi nila tepat di kepalanya, hingga meninggal di tempat"
Aditya memejamkan matanya, dia tahu kondisi nya akan kacau tapi dia tak menyangka kalau akan separah ini. Dia mengusap pelan wajah Arsya yang terlihat masih syok dan juga guratan cemas yang begitu kentara di wajah keponakan nya.
"Kamu yang tenang.. ada samchon disini, oke?"
"Iya samchon.."
"Jadi.. mana berkas yang perlu kita urus sekarang?"
"Itu, ada di meja.. ada beberapa yang sudah pernah di jelaskan sama mami tapi juga masih ada yang aku belum mengerti samchon"
"Oke.. kita pelajari pelan pelan sekaligus samchon akan mengajari kamu dalam mengambil keputusan"
.
.
--skiipp--
Di rumah sakit, Chanyeol masih duduk sendiri sambil menunduk lemas. Dia diam dan sedikit menyesali keputusan nya yang mengijinkan putri untuk kembali menjadi sajangnim dan memaksakan dirinya untuk mengambil keputusan yang akan membahayakan nyawanya sendiri.
Tapi, diam diam dia juga merasa bangga dan cukup lega karena semua sudah selesai untuk putri. Dia melihat dengan mata kepalanya secara langsung setelah sekian lamanya bagaimana kuat dan berwibawa juga berkarisma nya seorang putri anisya yang juga istrinya saat dia sedang berdiri tegak dan berteriak secara tegas di hadapan semua orang yang menentang dirinya.
Membawa Arsya ke tampuk kepemimpinan dan kekuasaan penuh yang juga pasti menyakitkan dan akan penuh dengan luka untuk Arsya dan juga dirinya sebagai ayah Arsya.
Tapi...
Ada satu rasa yang terus membayangi dan menggerogoti Chanyeol sampai detik ini.. yaitu rasa sakit yang begitu besar dan luar biasa besar yang dia rasakan karena melihat tubuh istrinya kembali tergeletak lemas tak berdaya dan dia yakin, ini akan butuh waktu lebih lama untuk bisa memulihkan kondisi istrinya seperti semula.
"Tuhan.. aku tahu, Engkau yang menggariskan takdir setiap manusia termasuk aku dan istriku... Meskipun ini akan jadi hal yang sulit untukku.. setidaknya, jika Kau ingin mengambilnya dari sisiku.. setidaknya.. ijinkan aku untuk menyusulnya tanpa perlu menunggu lama hingga aku bisa menemani nya untuk kembali padaMu.."
Cklek
Srrtt
"Keluarga nyonya Park?"
"Iya.. saya suaminya, bagaimana istri saya dokter"
"Tuan.. maafkan saya..."
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
HAYOOO
MATI SEKARANG? NANTI?
ENDING NYA KAPAN HAYOO
NB :
Story baru aku yang ALL FOR YOU UDAH TERBIT, SILAHKAN CEK BIO AKU BUAT BACA.. HOPE YOU LIKE IT
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top