158

Hai

Lanjut lagi ya

.

.

.

Chanyeol masih mencium bibir putri lembut sambil setengah tersenyum saat tiba tiba saja pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan sosok Arsya dan juga Fariz yang langsung terkejut dengan apa yang ada di hadapan mereka.

Cklek

Srrtt

"Astaga papah!"

"Ya Tuhan adik aku...!!"

Teriak keduanya serempak hingga Sehun dan Jongin yang sebelumnya tidak menyadari hal itu pun ikut melihat fan menahan tawa mereka.

Sontak saja, dengan teriakan itu membuat Chanyeol melepaskan ciuman nya dan tersenyum kecil. Dia seolah tak menghiraukan anak dan siapapun yang ada di sana hingga hanya tersenyum geli dengan raut wajah terkejut yang ditunjukkan Arsya dan Fariz, sementara putri pun hanya tersenyum sambil tangan nya meremas jari Chanyeol

"Aku yakin mamah udah sembuh beneran ini kalau begini"

Celetuk Arsya dengan tiba tiba

"Kenapa?"

"Tuh,udah dapat asupan vitamin super kuat dari papah"

Lanjutnya lagi sambil tersenyum geli dan terkekeh melihat tingkah kedua orang tuanya. Pemuda itu memang sudah hampir terbiasa dengan kebiasaan Chanyeol yang selalu menempel dan bersikap manja pada putri selama ini. Jadi.. adegan semacam itu, bukan hal yang cukup mengejutkan meskipun waktu dan tempatnya sedikit tidak sesuai

"Cium sih cium aja Yeol.. tapi ya.. jangan pas adik aku baru siuman juga donk"

Ucap Fariz yang hanya dibalas cekikikan oleh Chanyeol

"Maaf ya.."

Ucap putri dan Chanyeol serentak.

"Arsya.."

Arsya melihat ke arah putri yang sudah merentangkan tangannya

"Mami.. hnmm... Arsya kangen banget sama mami, mami udah sehat kan? Maaf ya, Arsya semalam gak jagain mami disini. Arsya disuruh pulang soalnya. Mami gimana rasanya sekarang?"

Rentetan ucapan Arsya itu di ucapkan saat dirinya memeluk ibunya dengan erat dan membuat putri tersenyum mendengarnya.

"Mami baik baik aja sayang.. mami juga kangen banget sama arsya.. gak apa, kamu memang harus tidur di rumah buat jagain rumah kita"

Chanyeol mencium kening putri dan juga tangan ibunya. Dia tersenyum begitu lembut dan manis pada ibunya.

"Mami udah sarapan?"

"Belum.. masih belum pengen makan, mami dapatnya bubur"

"Jadi?"

"Mami kan gak suka bubur sya.."

Arsya bangkit dan meminta ayahnya untuk minggir sebentar, dia membawa bubur dan beberapa makanan juga air putih ke pada putri.

"Sekarang, Arsya yang akan jagain mami dan suapin mami.. mami gak boleh protes soal bubur nya, mami harus tetap makan.. Arsya mau mami cepat sembuh dan pulang ke rumah sama Arsya.."

Putri hanya bisa pasrah mendengar ucapan Arsya

"Papah bisa sarapan diluar sama samchon ya.. "

"Kamu ngusir papah nih?"

"Enggak, Arsya cuma mau punya waktu berdua an dan mesra mesra an sama mami sekarang. Papah kan udah dari semalam"

Chanyeol hanya terkekeh dan memutar bola matanya

"Suka suka kamu aja sya.."

Cklek

"Wuihh Arsya udah datang?"

Teriak jongdae yang baru saja mandi

"Untung aja Hyung baru aja mandi dan gak keluar dari tadi"

"Lah.. kenapa?"

"Ada muach muach.."

Ucap Sehun dan Jongin sambil mempraktekkan gerakan ciuman putri dan Chanyeol dengan memanyunkan bibir mereka dan memiringkan kepala mereka.

"Hahahahah..."

"Seneng banget kalau ngledekin aku"

"Hahahaha... Maaf ya hyung"

.

.

--skiipp--

Setelah keributan pagi itu, seperti yang Arsya katakan. Chanyeol dan member lain juga Fariz memutuskan untuk pergi keluar mencari sarapan. Meninggalkan Arsya berdua dengan putri di rumah sakit.

"Aaaa..."

"Udah ya.. mulut mami pahit sya.."

"Satu kali lagi ya mi.."

Arsya merengek, karena memang putri baru makan sekitar 4 suap pagi itu. Dan dia sudah minta untuk berhenti.

"Nah.. mami yakin nih udah? Mami gak laper lagi?"

Putri menggeleng

"Minum susu nya ya mi.. Arsya ambilkan dulu"

Arsya mengambilkan segelas susu dan membantu putri meminum susu itu dengan perlahan agar putri tak tersedak.

"Kamu.. ijin sekolah nya?"

"Iya.. papah yang ijin ke sekolah selama seminggu ini.. Arsya juga mau jagain mami"

"Makasih ya.."

"Mami masih sakit? Mana yang sakit mi?"

"Dada mami, tapi mami udah di kasih obat tadi, jadi gak apa apa"

"Hmm.. ya udah.. mami minum obat sekarang terus istirahat lagi ya mi"

"Sya... Mami boleh ngomong serius sama kamu gak selagi kita cuma berdua disini?"

"Tentang apa mi?"

Arsya menempatkan kursinya mendekati putri dan dia mencondongkan tubuhnya agar bisa lebih mudah berkomunikasi dengan ibunya.

"Kamu tahu kan, tentang perusahaan keluarga kita?"

"Iya.. Arsya udah tahu. Kenapa mi?"

"Mami pengen kamu mulai pelajari tentang perusahaan kita dan persiapkan diri kamu untuk menggantikan posisi samchon dan mami di sana nak.."

Arsya tahu suatu saat hal semacam ini akan terjadi. Tapi, ini terlalu cepat terlebih mengingat kondisi ibunya sekarang.

"Mi.. kenapa mami pikirin masalah itu sekarang? Arsya bahkan belum kuliah mi, gimana mungkin Arsya akan ambil alih perusahaan dalam waktu secepat ini mi.."

"Kondisi perusahaan sekarang lagi kacau nak. Mami gak mau sampai terjadi sesuatu nantinya. Itu warisan dari keluarga besar kita.."

Putri menceritakan semuanya dari awal dan bagaimana peran istri Fariz dalam rencana jahat ini. Arsya sendiri sangat terkejut dengan semua kenyataan yang terjadi dan dia cukup berpikir keras untuk hal ini.

"Mami minta maaf, harus bebani kamu dengan masalah ini. Tapi kamu gak tahu lagi harus bergantung sama siapa nak.. cuma kamu harapan mami satu satunya.."

Hati Arsya tersentak begitu mendengar ucapan ibunya, dia merasa ini adalah waktu untuknya menjadi penopang ibu dan ayahnya.. kondisi ibunya yang seperti ini, pastinya juga menjadi pertimbangan besar untuk Arsya sekarang.

"Kalau memang, mami percaya sama arsya.. Arsya akan berusaha untuk penuhi keinginan mami.. walaupun mungkin belum bisa sempurna tapi Arsya akan usaha sekuat tenaga Arsya mi.."

"Makasih ya sayang..."

Putri kembali memeluk Arsya dengan erat dan mencium kening putranya. Satu beban nya hilang sekarang berganti dengan sebuah kelegaan.

.

.

--skiipp--

Di kantor, sekarang secret team sudah mulai bergerak mengumpulkan informasi dan segala yang dibutuhkan untuk melakukan serangan balik atas tindakan ilegal yang dilakukan oleh nila. Status nila yang masih menjadi istri sah dari Fariz memang cukup menyulitkan mereka, karena bagaimanapun nila akan memiliki hak atas saham di perusahaan itu walaupun hanya sedikit. Tapi, bukan secret team jika harus kalah dalam permainan klasik yang digunakan oleh nila untuk merebut perusahaan.

Michael...

Daniel..

Dua nama yang sudah tak asing lagi itu sekarang sudah bisa sedikit bernafas lega karena menemukan sebuah titik kelemahan yang bisa menghancurkan nila dan juga seluruh komplotan nya.

"Apa kamu yakin bahwa sajangnim menggunakan nama dandelion putih sebagai nama sandi dari misi kita kali ini?"

"Benar.. aku tidak salah lagi karena aku mendengar itu sampai beberapa kali"

"Artinya, sajangnim akan pergi selamanya dari dunia ini?"

"Aku tidak berharap itu terjadi secepat ini"

.

.

Chanyeol baru saja kembali dari bertemu dengan dokter untuk membicarakan terapi lanjutan pada pengobatan kanker yang akan dilakukan oleh putri. Saat dia tahu ada sebuah telpon masuk ke ponsel milik istrinya

"Sayang.. ada telepon tadi dari Michael. Dia tadi kayaknya kaget banget waktu tahu kamu ada di rumah sakit"

Putri diam dan mulai mendial kembali nomor Michael

'tuutt tuutt'

"Ada apa?"

"Saya rasa, anda harus segera mengambil tindakan langsung sajangnim. Tapi, jika kondisi anda memang tidak memungkinkan maka.."

"Aku akan kesana. Kamu tak perlu khawatir"

Ucap putri mantap setelah melihat Chanyeol yang mengangguk untuk memberi persetujuan atas tindakan nya saat ini. Chanyeol tahu jika ini akan menjadi perang terakhir untuk istrinya.. dan dia harus mengijinkan istrinya kembali dan mengurus segalanya sebelum kepergian putri untuk selamanya...

Grepp

"Aku ada disini.. aku akan dampingi kamu dan berdiri di samping kamu. Benar benar di samping kamu untuk menyelesaikan segalanya."

Putri tersenyum lembut dan mengeratkan pelukan Chanyeol sekarang.

.

.

Oke.. perang akan dimulai dari putri sajangnim

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top