156

Hai

Lagi kan

.

.

.

"Iya Hyung, malam ini aku nginep di rumah sakit kok temenin Chanyeol sama putri..."

"...."

"Atur aja lah jadwal nya Hyung, biar mereka juga gak sendirian di sini. Kasihan kan kalau nanti Chanyeol butuh apa apa sementara dia nya juga harus jagain putri kan disini"

"...."

"Ya sekalian sama Arsya juga, pokoknya atur aja ya Hyung"

"..."

"Hmm.. oke Hyung"

Bip

Jongdae baru saja menelepon suho dan mengabarkan bahwa dia benar benar akan menginap di rumah sakit malam ini untuk menemani Chanyeol, rencananya seluruh member EXO akan bergantian untuk menginap di rumah sakit untuk menjaga Chanyeol dan putri juga Arsya di rumah.

.

.

Cklek

Srrtt

Jongdae baru saja sampai begitu dia melihat Chanyeol sudah tertidur di samping ranjang putri dengan memegangi tangan istrinya itu juga dalam posisi duduk dengan berbantalkan lengannya sendiri.

Diam diam hati jongdae merasa menghangat dan juga sedikit terasa nyeri. Melihat bagaimana kesetiaan Chanyeol pada putri dan bagaimana perjuangan keduanya hingga sampai sekarang masih bisa bersama membuat jongdae merasa terharu.

"Yeol.. bangun Yeol.. Chanyeol.."

Jongdae perlahan membangunkan Chanyeol, jika saja jongdae tak ingat kalau Chanyeol sama sekali belum makan dari pagi tadi. Mungkin jongdae akan membiarkan sahabatnya itu tidur sekarang. Tapi, tidur dalam kondisi lapar bukan hal yang baik, dan jongdae tahu itu.

"Yeol.. Chanyeol.. bangun dulu"

"Hmmh.. ehh.. kamu Dae"

Chanyeol perlahan bangkit dan mulai menegakkan tubuhnya, dia terlihat begitu lelah dengan kantung mata hitam yang terlihat cukup jelas meski lampu penerangan tak terlalu cerah.

"Ayo.. makan dulu, kamu belum makan.. jangan tidur kalau perut kamu belum ke isi makanan"

Chanyeol tersenyum kecil, sahabatnya ini memang begitu baik dari dulu hingga saat ini. Tak pernah berubah sedikitpun. Tak lama, Chanyeol mengangguk dan segera bangkit untuk mencuci muka nya terlebih dahulu sebelum akhirnya duduk di sofa di tengah ruangan untuk makan malam bersama jongdae.

.

.

.

"Kamu udah ijin istri kamu mau nginep sini Dae? Dia gak marah?"

"Marah? Marah kenapa? Kamu tenang aja, jauh dari dulu juga dia kan udah akrab banget sama putri. Dia gak masalah kok, dia justru minta maaf belum bisa datang kesini. Kamu tahu kan, rumah sakit gak mengijinkan anak di bawah usia 10 tahun buat masuk ke dalam rumah sakit? Makanya dia mungkin baru kesini besok sekalian gantian sama aku."

"Makasih banyak ya Dae, aku juga minta maaf udah ngerepotin kamu"

"Astaga Yeol, kayak sama siapa aja sih.. kita udah kenal berapa puluh tahun sih.. sampai kamu bisa merasa begini? Putri itu juga adik aku Yeol, wajar lah kalau aku dan semua member kayak gini."

Chanyeol kembali tersenyum, sesekali dia melirik ke arah putri yang masih terpejam.

"Kamu udah lumayan lega kan sekarang?"

Chanyeol mengangguk

"Aku udah cukup lega karena benda itu udah keluar dari tubuh putri sekarang. Tapi, jalan di depan masih panjang buat aku sama putri terutama dae"

"Iya.. yang penting kamu sabar dan berusaha untuk kuat terus aja.. inget, kamu gak sendirian kok Yeol.. kamu sama putri masih punya kita semua.. terutama arsya, anak kamu itu sekarang sudah lebih dewasa sejak tahu ibunya sakit kayak gini."

"Arsya harus mulai belajar buat ambil alih perusahaan mulai sekarang"

"Secepat itu?"

"Iya.."

"Oh iya, istri nya Fariz kok gak kelihatan dari tadi sih?"

"Ceritanya panjang dae, aku gak berani banyak komentar dulu tentang itu"

"Oh... Ya udah lah"

Obrolan mereka berdua terus berlanjut hingga akhirnya makanan yang ada di piring keduanya tandas tanpa sisa. Jongdae merasa puas dan lega karena melihat Chanyeol sudah mengisi perutnya dengan baik, setidaknya dia harus menyiapkan tenaga nya untuk besok dan haru haru berikut nya.

.

.

"Aku pesenin extra bed ya Dae"

"Gak usah.. aku di sofa panjang juga cukup kok, tinggi badan aku kan gak kayak kamu yeol"

"Hahahaha.. bisa aja"

Mereka akhirnya tidur malam itu dengan jongdae tidur di sofa panjang dan Chanyeol tidur di extra bed yang di sediakan di dalam kamar itu.

.

.

--skiipp--

Pagi sudah mulai datang meskipun matahari belum sepenuhnya menyapa pagi itu. Chanyeol dan jongdae masih meringkuk dan kelihatan begitu nyenyak dalam tidurnya karena rasa lelah mereka.

Tanpa di sadari oleh keduanya, putri mulai sadar dari tidur nya tepat saat seorang perawat sedang memeriksa infus putri dan juga transfusi darah nya.

"Uuhhmm.."

"Nyonya.. anda sudah sadar?"

Putri membuka matanya perlahan dan mengerjapkan matanya beberapa kali hingga dia bisa menerima cahaya yang masuk ke dalam kedua kelopak matanya.

"Chan..yeol.."

Dengan terbata dan suara yang cukup lirih, putri memanggil nama Chanyeol suaminya. Hingga akhirnya perawat itu pun harus sedikit mendekatkan telinganya ke arah putri.

"Apa anda mencari suami anda nyonya?"

Putri mengangguk pelan

"Tuan park sepertinya masih tertidur nyonya, tunggu sebentar biar saya bangunkan tuan park"

Grepp

Putri menahan tangan perawat yang akan beranjak membangunkan Chanyeol, lalu putri menggeleng kecil dengan gerakan bibir lemah yang mengatakan 'jangan' pada perawat itu

"Apa anda tak ingin saya membangunkan tuan park?"

"Iya.."

"Baiklah nyonya.. saya akan melaporkan kondisi nyonya pada dokter terlebih dahulu. Apa nyonya butuh sesuatu yang lain?"

"Aku haus"

Perawat itu akhirnya membantu putri untuk minum sebelum akhirnya dia kembali keluar untuk melaporkan pada dokter bahwa putri sudah siuman.

.

.

--08.00 A.M.--

Matahari mulai naik dan sinarnya memasuki ruangan inap putri melalui celah jendela yang torsinya sudah sedikit terbuka.

Chanyeol pun sedikit terusik dan mulai bergerak kecil menggeliatkan tubuhnya sebelum mengerjapkan matanya kembali untuk menetralisir rasa kantuknya.

"Hoooaaammhh"

Chanyeol perlahan menegakkan tubuhnya dan mulai duduk, dia melihat ke sekeliling ruangan dan menemukan jongdae masih tertidur pulas di sofa panjang. Dia lalu melihat ke ranjang putri dan matanya membulat sempurna saat dia melihat istrinya sudah menatapnya dengan pandangan sayu lalu tersenyum manis ke arah Chanyeol.

"Sayang.."

Chanyeol terlonjak dan mendekat ke arah putri.

"Sayang... Ya Tuhan, kamu udah bangun sayang? Oh.. maaf, aku ketiduran sampai aku gak tahu kamu udah bangun sayang..."

Putri masih saja tersenyum dan tangannya yang masih di tusuk selang infus pun terulur untuk menyentuh pipi Chanyeol dengan lembut, air mata putri sedikit mengumpul di pelupuk matanya dan mendesak akan keluar

"Gak apa apa sayang..."

Ucap putri lirih dengan masih tersenyum manis pada Chanyeol

Grepp

Chanyeol memeluk tubuh istrinya dan meletakkan kepalanya di dada putri sambil sedikit terisak.

"Makasih ya sayang.. makasih karena kamu udah bisa kuat sampai saat ini. Makasih udah mau bangun dan kasih aku kesempatan buat lihat senyum kamu lagi.. makasih sayang.. makasih.."

Tangan putri kembali terulur dan mengurai rambut Chanyeol dengan jari jari kecilnya secara perlahan.

"Jangan nangis lagi..."

Chanyeol mengangguk kecil dan mengeratkan pelukan nya pada putri. Rasa syukur tak henti keluar dari bibirnya dan juga rasa terima kasih yang begitu besar pada Tuhan karena sudah memberi istrinya kekuatan yang besar sampai detik ini.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top