154
Hai
Lagi yuk
.
.
.
Operasi kembali berlanjut, dokter anastesi menambahkan obat bius dengan menyuntikkan nya ke infus putri untuk bisa membuat putri tidur lebih lama.
Saat di tengah jalan nya operasi dimana pembedahan sedang dilakukan, tiba tiba saja terjadi pendarahan di area pembedahan hingga banyak sekali darah yang keluar dari tubuh putri.
"Dokter, tekanan darah nya menurun"
"Tambahkan transfusi darah nya"
Perawat itu menekan kantung darah untuk mempercepat laju aliran darah dari infus ke dalam tubuh putri secara terus menerus sementara mesin vacum sudah di nyalakan untuk menyedot darah yang keluar dari tubuh putri. Puluhan kain kasa juga di masukkan untuk menghentikan pendarahan itu.
"Tekanan darahnya terus turun"
"Dokter, siapkan suntikan penambah sel darah merah sekarang"
.
.
--skiipp--
Sudah 6 jam waktu operasi berlalu dan masih belum ada tanda tanda bahwa operasi akan selesai, tak ada satu pun perawat atau dokter yang segera keluar untuk memberikan kabar baik untuk Chanyeol dan Arsya yang kini sudah benar benar tak karuan. Chanyeol memegangi tangan Arsya dan sesekali meremas tangan putranya untuk menahan segala rasa di dalam hatinya.
Fariz sendiri terus mondar mandir di depan pintu ruang operasi. Sambil sesekali dia mencoba melihat ke dalam ruangan itu yang sudah jelas jelas tak terlihat apapun dari luar. Member lain sendiri banyak yang menunduk dan larut dalam pikiran nya masing masing.
.
.
"Jaringan nya di angkat perlahan"
Perawat dan dokter mengangkat secara bersamaan jaringan dari lengan putri yang cukup banyak di ambil. Dan menaruh nya ke dalam wadah silver khusus..
"Tunjukkan ini ke pihak keluarga dan katakan bahwa kita sudah mulai tahap akhir dari operasi. Kita akan segera menutup luka operasi nyonya Park"
"Baik dokter"
Dia orang perawat pun keluar, satu orang membawa wadah itu dan satu lagi yang akan menjelaskan situasi nya pada pihak keluarga putri.
.
.
--10 jam kemudian--
Sungguh, ini adalah 10 jam yang paling berat dan memuakkan untuk seluruh orang yang ada di sana. Member EXO yang biasanya bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan bahagia dan hampir tak merasakan waktu yang berjalan begitu cepat. Justru, sekarang jadi sebaliknya.. mereka ingin segera melihat putri dan tahu bagaimana kondisi putri saat ini.
Begitu juga Chanyeol dan Arsya yang merasakan ini adalah neraka untuk keduanya. Seluruh tubuh mereka terasa lemas dan tak berdaya bahkan hanya untuk bicara.
"Yeol.. makan dulu, atau kamu Arsya.. aku udah belikan makanan dan minuman. Kita gak tahu kapan operasinya selesai dan kalian sama sekali belum makan dari pagi"
Baekhyun dan kyungsoo sudah stay di sebelah keduanya sekarang. Yang dengan kompaknya menggeleng sambil menjawab
"Gak lapar"
Bagaimana mungkin mereka bisa makan atau merasakan makanan saat mereka belum tahu sedikitpun kondisi putri saat ini. Ini sudah larut malam.. sudah jam 9 malam dan tak ada satupun dari keduanya yang ingin makan atau minum air walau sedikit. Bibir mereka mengering dan wajah mereka sudah pucat.
Sampai...
Srrrrtt
Pintu ruang operasi dibuka dan Fariz yang pertama kali langsung menyerbu kedua perawat itu dengan banyak pertanyaan
"Ada apa? Bagaimana kondisinya?"
Chanyeol dan Arsya sendiri meski sedikit limbung, tapi mereka tetap mendekat untuk mendengar penjelasan perawat.
"Operasi nya sudah masuk tahap akhir, ini adalah jaringan syaraf yang di ambil oleh dokter"
Invalid seorang perawat sambil membuka penutup wadah yang memperlihatkan semacam gumpalan daging yang berbentuk agak kasar dengan banyak serabut kasar yang ternyata adalah jaringan syaraf dan sekali lagi.. gumpalan daging berwarna merah darah itu bergerak kecil seperti benar benar hidup.
Brukk
Chanyeol sudah tak bisa lagi merasakan kedua kakinya dan juga tangan nya. Tubuhnya limbung dan pandangan matanya mulai kabur, dia tak kuat melihat bagian tubuh istrinya yang di bawa semacam itu. Bagaimana rasa sakitnya putri sekarang saat gumpalan itu diambil dari tubuhnya.
"Papah.."
Air mata Chanyeol kembali tumpah dan dia lagi dan lagi terisak. Fariz segera memeluk Chanyeol dan menenangkan adik iparnya itu.
"Tenang Yeol.. tenang.."
"Bagaimana kondisi ibu saya?"
"Luka operasi nya sedang di jahit dan di tutup setelah itu pasien akan masuk ke ruang pemulihan sebelum kembali ke ruangan inap nya."
"Terima kasih"
Ucap Arsya sedikit terbata, ada sedikit rasa lega di hatinya mendengar bahwa ibunya hampir selesai menjalani operasi nya. Tapi, dia juga belum sepenuhnya tenang kalau dia belum melihat ibunya secara langsung.
"Pah.. papah makan dulu ya sedikit aja, badan kalah dingin semua pah"
Ucap Arsya sambil mendekati Chanyeol yang langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Arsya pun bangkit dan pergi entah kemana, dia kembali dengan banyak coklat hangat di tangannya.
"Nih.. ini coklat hangat buat papah sama samchon. Arsya gak mau papah ikut sakit ataupun samchon setelah lihat mami nanti. Kasihan Arsya juga donk pah.. kalau papah pingsan atau apa kan Arsya juga yang repot"
Ucap Arsya sedikit sarkas pada ayahnya meskipun pancaran matanya terlihat begitu khawatir dengan kondisi ayahnya sekarang.
Chanyeol pun dengan cepat mengambil gelas itu dan menyesap nya dengan pelan
"Nah... Gitu donk.. baru papah nya Arsya.. papah, harus semangat donk pah.. papah jangan kayak gini. Mami juga pasti gak suka lihat papah begini."
"Maafin papah ya sya"
"Iya pah, papah boleh kok sandaran sama Arsya kalau papah capek. Arsya bakal jagain papah sama mami"
Chanyeol pun benar benar menyandarkan kepalanya ke pundak putranya yang kini sudah semakin dewasa. Tangannya juga tak lepas dari tangan Arsya dan terus meremas tangan putranya.
"Mami sebentar lagi keluar pah.. papah harus kuat kalau nanti mami udah keluar dari pintu itu. Mami gak akan mau lihat wajah papah yang sembab dan jelek karena nangis terus pah.. mami juga mau lihat kita senyum pah"
Chanyeol mengangguk kecil, semua orang disana yang melihat interaksi antara Chanyeol dan Arsya hanya tersenyum kecil sekarang. Bagaimana cara Arsya tetap menghibur dan menguatkan ayahnya juga sedikit menggoda Chanyeol seperti ini.
"Kamu juga jangan lupa makan ya.. jagoan nya papah gak boleh sakit"
"Hahaha.. iya pah, kita berdua.. jagoan jagoan nya mami gak boleh sakit dan lemah.. kita harus terus sehat dan kuat buat bisa jagain mami sampai mami sembuh nanti"
Chanyeol tersenyum kecil mendengar ucapan Arsya yang menghangatkan hatinya sekarang. Jagoan nya itu benar benar sudah sangat dewasa dan bahkan bisa menenangkan hatinya. Dari sekian banyak kata semangat yang di dengar dan di ucapkan pada Chanyeol oleh semua orang. Hanya dari Arsya dan putri yang mampu meluluhkan segala pertahanan nya saat ini.
.
.
--2 jam kemudian--
Lampu merah mati yang menandakan bahwa operasi telah benar benar selesai. Dan seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, tak lama setelah itu akhirnya pintu ruangan itu di buka dan putri di bawa keluar dalam kondisi masih dalam pengaruh obat bius.
"Mami!!"
"Sayang.."
"Putri.. ya Tuhan.."
Seluruh orang disana langsung mendekat dan mengikuti kemana ranjang putri di bawa kembali ke ruang inap nya.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top