151

Hai

Ayo lanjutkan

Tolong komentar ini keluar atau enggak ya

.

.

.

Darah terus keluar dengan deras dari hidung putri, sekarang air mata putri juga sudah mengalir tanpa henti dan juga peluh yang membasahi keningnya dan rambut poni yang menutupi sebagian keningnya.

"Aku mohon.. aku mohon jangan.. aku mohon.. aku mohon.."

BRAKK

Chanyeol segera menghambur masuk dan membopong putri keluar dari ruangan inap nya sementara Jongin berusaha menutupi sprei dan selimut yang sudah terkena noda darah.

"Jong, tolong urus Arsya sebentar"

"Oke Hyung"

Jongin berusaha menetralisir kondisi nafasnya yang sedikit tersengal, juga kondisi jantungnya yang berdetak 100 kali lebih cepat dari kecepatan normal, dan jangan lupa dengan ekspresi wajahnya yang dia usahakan untuk menjadi setenang dan mungkin. Seolah tak ada yang terjadi di sana tadi.

.

.

Cklek

"Lho? Samchon? Mami sama papah mana?"

"Tadi ada perawat yang bilang kalau mami kamu harus jalani pemeriksaan apa gitu samchon gak ngerti jadi papah kamu nemenin"

"Oh.. gitu"

"Ayo pulang sya"

"Sekarang? Jangan deh samchon. Aku kan belum pamitan sama mami juga, tunggu mami selesai dulu"

"Jangan!"

"Kenapa?"

"Anu.. itu, ehm..tadi mami kamu bilang kalau waktu pemeriksaan nya mungkin aja lama.. jadi, nanti kamu kemaleman pulang nya. Lagipula, mami kamu kalau habis selesai pemeriksaan biasanya udah capek dan langsung tidur. Kasihan kan kalau harus kamu bangunin buat pamitan? Tadi juga udah samchon pamitin kok"

Ucap Jongin panjang lebar dengan raut wajah sedikit aneh karena dia harus berpikir keras untuk mengarang semua cerita itu. Terpujilah otaknya yang cemerlang dan bekerja dengan baik di saat seperti ini.

Arsya nampak berpikir sebentar dan..

"Samchon gak lagi bohong kan?"

"Ya Tuhan Arsya, mana mungkin samchon bohong soal kondisi mami kamu sih?"

"Hmm.. ya udah, aku beresin barang barang aku dulu bentar"

Arsya pun segera mengambil ranselnya dan memasukkan baju seragam nya setelah melipatnya tapi terlebih dahulu, dia juga sempat mematikan televisi yang sedari tadi terus menyala.

"Udah, yuk samchon"

"Oh.. ayo, kamu belum makan kan? Kita mampir buat makan dulu ya. Samchon lapar banget sekarang"

"Oke.. boleh.."

Ucap Arsya yang membuat Jongin menghela nafas lega dan mengusap dada nya sambil bergumam kecil

Untung aja dia percaya ya Tuhan.. maaf ya sya, samchon harus bohongin kamu...

Jongin pun mengirim pesan ke Chanyeol selagi di jalan menuju ke tempat parkir yang memberitahukan bahwa dia sudah berhasil membawa Arsya keluar ruang inap putri sekarang

.

.

.

--meanwhile--

Chanyeol segera melarikan putri ke ruang gawat darurat, untungnya putri belum di pasang infus sehingga tak membuatnya sulit untuk membawa tubuh istrinya itu sekarang.

"Dokter! Tolong!"

Beruntung untuk Chanyeol karena dokter Yoon sedang menjalani tugasnya pada waktu itu. Hingga dia langsung mengurus putri begitu Chanyeol menempatkan tubuh putri ke ranjang disana. Baju Chanyeol sudah penuh darah dimana mana begitu juga tangan nya.

"Dia kenapa?"

"Mimisan lagi hyung, aku minta tolong"

"Kenapa kamu harus bawa dia kesini? Kan tinggal panggil perawat aja lewat bel di dalam ruangan"

"Ada Arsya Hyung, putri gak mau Arsya lihat dia dalam kondisi begini. Makanya aku langsung bawa dia keluar dan kesini biar dia di tangani."

Ucap Chanyeol cepat sambil terus menyeka darah yang keluar dari hidung putri sekarang. Sementara putri yang sudah lemas dan merasakan kepalanya berputar putra hanya bisa memejamkan matanya dan merintih kecil.

"Sabar ya sayang.. sabar ya..."

Yoon dan seorang perawat segera memberi pertolongan pertama sekarang.

"Siapkan transfusi darah sekarang. Apa golongan darah dari pasien?"

"Golongan darah nyonya Park adalah A dengan resus positif"

"Cari stok darah itu dan langsung bawa kesini"

"Baik dokter"

Yoon memeriksa tekanan darah putri dan nadi nya. Lalu kelopak mata putri dan pupil matanya, dia segera memasang oksigen pada putri juga infus untuk menyuntikkan obat yang dapat menghentikan pendarahan pada putri.

"Hubungi dokter Han, konsultasikan kondisi terbaru nyonya Park dan tindakan yang harus dilakukan setelah ini."

"Baik dokter"

Yoon menarik nafas panjang dan menatap ke arah Chanyeol yang sudah terlihat kelimpungan, bingung dan takut. Terlihat jelas dari sorot mata dan raut wajah lelaki itu. Dia begitu mengkhawatirkan kondisi putri sekarang. Tangannya tak lepas menggenggam tangan putri dan mengusap nya pelan.. dia juga sering mendekat untuk membisikkan kalimat kalimat yang bisa menguatkan putri dan memberi istrinya itu semangat agar bisa bertahan.

"Tenang Yeol.. kamu yang tenang.."

Chanyeol tak menjawab ucapan yang dilontarkan Yoon dan hanya terus menatap lekat ke arah putri yang sudah mulai tenang dan memejamkan matanya.

Yoon menghampiri Chanyeol dan menepuk pelan pundak Chanyeol, dia mendekatkan tubuhnya dan benar saja..

Chanyeol kembali menangis..

Lelaki itu kembali menumpahkan air matanya yang sudah dari tadi dia tahan sekuat tenaga. Tak ada lagi yang bisa membendung segala perasaan takut dan cemas di dalam hatinya. Kepala nya kosong dan pikiran nya sudah kacau sekarang

Chanyeol menunduk sambil terus menggenggam tangan putri, dia berlutut di sisi ranjang putri hingga membuat hati Yoon merasa sakit melihat nya

"Aku tahu ini berat untuk kamu.. tapi, kamu harus bisa kuat untuk istri kamu. Meskipun itu akan sangat sulit dan sangat menyakitkan untuk kamu nantinya. Bertahan Yeol.. kalau kamu bisa bertahan, aku yakin putri juga bisa... Percaya sama Tuhan. Istri kamu adalah orang istimewa yang berkali kali Tuhan berikan kesempatan untuk kembali hidup dan mendampingi kamu sampai detik ini."

Tangis Chanyeol semakin pecah hingga Yoon akhirnya ikut berlutut dan memeluk tubuh besar yang sudah bergetar hebat karena tangisnya. Tak ada lagi kata yang mampu keluar dari bibir Chanyeol kecuali satu hal...

"Aku cinta putri Hyung.. aku sangat mencintai dia Hyung... Aku mencintai putri.. aku mencintai putri.. Hyung"

Ucap Chanyeol dengan suara yang gemetaran. Hanya kata dimana dia menyatakan dengan setulus hatinya bahwa dia begitu mencintai putri. Istrinya.. menyiratkan dengan jelas bagaimana Chanyeol sangat takut kehilangan putri dari hidupnya sewaktu waktu seperti saat ini.

"Aku tahu.. maka dari itu kamu harus bertahan, demi cinta kamu ke putri.. kamu harus bertahan sampai akhir."

Yoon menepuk nepuk punggung Chanyeol dan matanya memandang ke arah putri yang masih terpejam di ranjang rumah sakit.

Kamu beruntung puu.. suami kamu begitu mencintai kamu dan rela mengorbankan segalanya untuk diri kamu. Melakukan apapun untuk kesembuhan mu.. kamu harus bertahan di sisi Chanyeol selama mungkin puu.. kamu adalah kekuatan untuk Chanyeol.. tanpa kamu, aku yakin lelaki ini akan langsung hancur..

Batin Yoon dalam hati sambil menatap putri dengan pandangan mata yang nanar.

.

.

--skiipp--

Dokter Han melihat riwayat medis milik putri dan mengerutkan keningnya. Chanyeol sudah begitu takut dan cemas sekarang. Dia sudah pasrah atas apapun yang diputuskan dokter nantinya selagi itu adalah yang terbaik untuk istrinya.. putri.

"Kita akan memajukan jadwal operasinya.. jika memungkinkan, lusa.. kami akan melakukan operasi untuk nya. Pemeriksaan lengkap sebelum operasi akan segera dilakukan. Ini tak bisa di tunda lebih lama lagi"

Ucap dokter Han pasti

"Baik dokter, tolong selamatkan istri saya.. bagaimanapun caranya.. saya mohon"

"Tentu... Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk keselamatan nyonya park dan kesembuhan nya tuan, anda tak perlu khawatir. Untuk malam ini, biarkan nyonya Park beristirahat dulu"

"Baik dokter..."

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Operasi dimulai part depan dan konflik baru di tengah konflik sakitnya putri akan masuk..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top