148

Hai

Ayo lanjutkan

.

.

.

Semua member sudah akan pulang ke dorm dan mempersiapkan diri untuk kegiatan mereka masing masing. Sementara Sehun, memutuskan untuk pulang ke rumah putri guna menemui dan menemani Arsya. Sesuai dengan permohonan putri sebelumnya.

Sampai saat..

Cklek

Suara pintu di buka.. dan seorang lelaki yang begitu familiar muncul disana.. wajahnya sembab dan kucal, matanya bengkak dan dia jelas masih cukup terisak walaupun tak terlalu terdengar.

Jongin..

Adik kecil putri yang juga begitu manja pada putri selama ini, yang selalu menelepon atau mengirim chat menanyakan kondisinya, bercerita banyak hal dengan putri dan yang pastinya.. begitu menyayangi putri layaknya kakak perempuan kandung nya sendiri. Dia.. sekarang berdiri di muka pintu dan menatap nanar ke arah putri. Chanyeol yang mengerti akhirnya memberi ruang untuk keduanya sekarang, seluruh member pun juga keluar setelah berpamitan dengan putri.

"Titip putri sebentar ya.."

Ucap Chanyeol sambil menepuk pundak Jongin dan tersenyum kecil.

.

.

--skiipp--

Putri merentangkan tangannya dengan senyum tipis di wajah mungil putri. Dan Jongin menghembuskan nafas kasarnya sebelum dia langsung menghambur ke dalam pelukan putri dan menangis kencang dalam pelukan Noona nya itu.

"Noonaaa..."

"Ssstt... Udah jangan nangis ya.. aku baik baik aja kok"

"Noona sakit ya? Sakit apa Noona? Mana yang sakit Noona? Noona jangan sakit noonaaa.."

Jongin terus saja menangis dan menangis lagi, putri pun menatap Jongin dengan menahan air matanya.

"Jangan nangis.. kamu sayang sama Noona kan?"

Jongin mengangguk kecil

"Kalau gitu, jangan nangis lagi ya.. kalau kamu nangis, nanti Noona ikut sedih dan nangis.. kamu harus kuat biar bisa jagain Noona sampai Noona sembuh ya?"

Putri kembali memeluk adiknya yang terlihat begitu terpukul mengetahui kondisinya sekarang.

"Aku bakal jagain Noona.. aku janji Noona, aku janji.."

Putri menepuk nepuk punggung Jongin yang masih bergetar karena tangisnya

"Noona harus sembuh ya"

"Iya.. Noona janji"

.

.

--skiipp--

Putri hanya diam sekarang. Chanyeol berpamitan beberapa waktu tadi untuk ke SM sebentar karena ada urusan yang harus di selesaikan oleh Chanyeol sekaligus dia harus mengurus langsung cuti nya selama beberapa waktu untuk bisa mendampingi putri sampai masa pengobatan nya selesai. Setelahnya, Chanyeol akan pulang ke rumah sebentar untuk mengambil perlengkapan yang di butuhkan oleh putri.. dan juga menjenguk anak nya.

.

.

Cklek

"Dek.. lagi apa?"

"Gak ngapa ngapain mas.. mas kok disini? Gak ke kantor?"

Fariz masuk dengan senyum manis dan segera memeluk putri dengan erat. Dia mengecup puncak kepala adik kembarnya.

"Kamu gimana? Udah enakan?"

"Lumayan.. aku lebih baik, tapi juga lebih buruk dari sebelumnya. Aku gak tahu gimana sekarang diriku sendiri mas"

Fariz mengangguk kecil

"Chanyeol? Mana?"

"Masih ke SM sebentar dan pulang buat jengukin Arsya.. kenapa mas?"

"Dek.. aku minta maaf sebelumnya. Karena aku harus temuin kamu buat hal semacam ini, dengan kondisi kamu yang seperti sekarang. Tapi, aku gak tahu harus kemana lagi sekarang dek. Aku bingung.."

"Soal apa?"

"Masa depan Arsya.. dan masa depan perusahaan kita"

"Ada masalah?"

"Aku.. akan mengalihkan seluruh aset dan saham yang aku miliki tanpa terkecuali untuk Arsya nantinya. Telat bersamaan dengan saat kamu juga mengalihkan seluruhnya pada Arsya nantinya."

"Apa? Mas ngelantur ya? Mas kan nantinya punya anak juga sama mbak nila, masa iya semua mau di kasih ke Arsya.. terus nanti kalau mas punya anak, anak mas mau di kasih apa?"

"Aku gak akan mungkin punya anak dek.. aku sama nila bercerai"

"Mas.. jangan bercanda donk, kenapa harus cerai?"

"Kamu benar dek.. firasat kamu memang benar soal nila dari awal dek.. nila gak pernah cinta sama aku. Dia menikah dengan aku semata mata karena harta dan kekayaan yang aku miliki juga karena kedudukan yang aku punya sekarang. Aku.. lihat dia kemarin tidur sama laki laki lain, di rumah.. di rumah ku.. pindahnya kita ke rumah kamu untuk jaga Arsya, buat dia makin leluasa bawa masuk laki laki lain ke rumah..."

Putri diam, dia mengusap air mata Fariz yang menetes tanpa henti.

"Aku bisa mengerti kalau akhirnya mas mau cerai, tapi mas masih bisa nikah lagi suatu saat dan punya anak mas.."

Fariz menggeleng, dia menunjukkan sebuah hasil pemeriksaan laboratorium yang hasilnya..

Fariz mandul..

Dia tak mungkin bisa memiliki keturunan entah dengan siapapun itu

"Ya Tuhan.."

"Sekarang, nila mau mengambil perusahaan kita. Dia mengumpulkan beberapa direktur untuk bergabung dengan dia dan berusaha melengserkan aku dari jabatan ku sekarang dan mengambil alih seluruh saham perusahaan kita. Terutama setelah dia tahu kondisi kamu yang sakit seperti ini. Dia makin yakin kalau dia bisa dengan mudah mendapatkan perusahaan kita"

Putri memejamkan matanya. Ya Tuahn, apalagi ini? Apa bahkan di saat seperti ini, putri harus kembali bertarung seperti dulu? Apa dia harus kembali menjadi monster untuk menyelamatkan perusahaan dan juga kakak kembar dan juga anak kandungnya sendiri?

"Apa dia punya saham di perusahaan kita?"

"2 persen, hanya 2 persen"

"Kenapa harus Arsya.. dan harus sekarang melibatkan putraku?"

"Arsya adalah keturunan sah DHANOEWINOTO, dia adalah satu satunya keturunan sah yang lahir dari rahim kamu secara langsung. Yang gak akan mungkin kalah di mata hukum sekalipun usia nya masih belum mencukupi. Begitu Arsya naik dan menjabat.. tak akan ada lagi yang bisa membuatnya jatuh dari kursi sajangnim"

"Jangan libatkan Arsya dulu untuk sementara waktu. Dia masih kecil mas, dia belum siap. Aku gak mau kejadian dimana yang aku alami harus di rasakan juga sama Arsya"

"Tapi dek.."

"Aku yang akan turun tangan langsung untuk masalah ini"

"Kondisi kamu begini, mana mungkin kamu sanggup untuk mengurus hal semacam ini lagi dek.. mas mohon, jangan memaksakan diri kamu. Tolong biarkan mas lakukan ini."

"Mas.. fisikku mungkin memang lemah, bahkan kondisi mental aku juga ku akui sangat rapuh sekarang. Tapi.. aku masih punya kemampuan yang lebih dari cukup untuk memberikan hukuman bagi pengkhianatan dan memberikan perusahaan yang sehat dan baik pada Arsya secara benar dan adil sesuai haknya."

Fariz memejamkan matanya, ini yang dia takutkan. Putri memang akan melakukan hal ini, jika dia sampai tahu permasalahan yang sebenarnya.

"Chanyeol gak akan setuju"

"Aku akan bicarakan dengan suamiku"

.

.

.

--skiipp--

"Sayang..."

Putri tersenyum melihat Chanyeol sudah kembali dengan banyak tas di tangannya.

"Kamu bawa apa aja?"

"Aku tadi baru masak buat kamu.. kamu kan gak boleh sembarangan makan lag.. jadi, aku masak makanan sendiri. Yang sehat dan higienis buat kamu.. tentunya enak juga"

"Woaaahhh.. pasti enak kan?"

"Pasti.. kan aku buatnya pakai cinta dan kasih sayang sama kamu"

Putri tersenyum kecil mendengar ucapan Chanyeol.

"Aku suapin ya sayang"

"Iya.. ehmm Chan.."

"Ya sayang?"

"Ada yang mau aku kasih tahu ke kamu.. tapi aku mohon jangan marah dan dengar aku baik baik sampai selesai ya.. bisa kan?"

"Aku pasti akan dengar kamu baik baik, tapi untuk urusan marah atau enggak nya. Aku gak janji, karena aku belum tahu masalahnya apa. Cuma...aku bakal kendalikan emosi aku nanti"

Putri menghembuskan nafas kecil sebelum mulai bercerita.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top