14
HAIII
aku kembali sama lanjutan yang part tadi ya...
.
.
.
"AAARRRRRGGGHHHH"
putri merasa sakit hati yang begitu dalam dengan ucapan chanyeol dan perlakuan chanyeol padanya tadi, dia melemparkan semua barang yang ada di sekitarnya hingga membuat para pelayan di rumah fariz merasa khawatir mendengarnya
dia menangis terisak isak sambil memeluk lututnya, seandainya kandungannya sekuat dulu sudah pasti putri akan pergi keluar kota atau keluar korea seperti yang dulu pernah dilakukannya untuk bisa menghindar dari chanyeol
tapi, dia melakukan hal lain sekarang...
seperti kata orang, dimana tempat persembunyian paling aman dari musuh adalah berada di dekat musuh kita sendiri. itulah yang dilakukan putri sekarang, dia bersembunyi di belakang telinga chanyeol.
begitu dekat namun tak terlihat sama sekali...
.
.
.
--Skiipp--
"ahjumma... dimana putri?"
"nyonya tadi keluar sebentar untuk mencari udara segar katanya tuan"
"kapan?"
"sekitar tiga jam yang lalu"
"3 jam yang lalu? naik apa?"
"nyonya berjalan kaki"
chanyeol segera menelepon putri. namun, suara dering ponsel putri yang berada di kamarnya menyadarkan chanyeol jika istrinya tak membawa ponselnya. tapi dia membawa dompet dan susu kehamilannya.
perasaan chanyeol mulai tak nyaman, dia mulai cemas dan khawatir setengah mati pada putri. dia baru saja akan meminta maaf karena sudah sangat emosi barusan pada istrinya itu,
--Flashback On--
chanyeol yang masih diliputi rasa emosi, menelepon mamah nya untuk mencurahkan isi hatinya. ini pertama kalinya chanyeol melakukan hal itu sejak sekian tahun perjalanan pernikahan mereka
"halo nak... tumben telepon, ada apa?"
chanyeol menceritakan seluruh kejadiannnya pada mamah park sambil sedikit emosi tapi juga menangis, dia menyesal sudah membentak putri seperti tadi. tapi, dia juga sangat emosi begitu tahu yang dilakukan putri karena sangat khawatir pada istrinya itu
"minta maaf nak, kamu salah"
"chanyeol cuma"
"dengar ya nak, mamah juga seorang ibu seperti istri kamu.. sekejam apapun seorang ibu dia gak akan menyakiti anaknya atau bahkan mengharap kematian anaknya seperti yang kamu katakan"
"kamu tahu persis bagaimana hancurnya istri kamu saat putra pertama kalian meninggal kan? kamu masih beruntung dia tidak menjadi gila karena kehilangan putranya. dia tidak mungkin melakukan hal semacam itu untuk kedua kalinya"
"kamu mungkin belum mengetahui situasi yang dihadapi putri kemarin sampai dia memutuskan untuk melakukan tindakan itu, makanya kamu bisa bicara seperti itu. bicara dengan melakukan itu dua hal yang berbeda nak"
--Flashback Off--
sekarang dia bahkan tak bisa menemukan putri dimanapun, sudah hampir 5 jam berlalu dan istrinya tak juga kembali.
"jangan bilang kamu pergi lagi kayak dulu puu"
"maafin aku..."
.
.
--Skipp--
kang ahjumma berlari ke tempat chanyeol dan memberikan sebuah catatan kecil di dapur yang ternyata ditinggalkan putri
di catatan itu, berisi semua resep makanan kesukaan chanyeol dan jadwal makannya.
'ahjumma... beberapa waktu ke depan, tolong urus tuan dengan baik. aku sudah menulis dengan detail setiap makanan yang disukai dan tidak oleh tuan, perhatikan baik baik semuanya. bersihkan pakaian dan kamar setelah tuan berangkat kerja.'
chanyeol meremas kertas kecil yang berisi tulisan tangan istrinya.
bahkan di saat kalut seperti ini pun putri masih sempat memikirkan dirinya...
"ya Tuhan... aku dosa besar pada istriku..."
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top