132
Halo
Lanjut lagi ya
.
.
.
"mami sama papah mau liburan berdua?"
"Bukan gitu, tapi mami... Itu.. anu.."
"Syukur deh, aku boleh ikut camping ya mi..."
"Kok malah camping?"
"Iya kan mami sama papah liburan, aku pengen ikut camping. Aku ada pelantikan pengurus basket yang baru, ada acara camping gitu lho mi"
"Gak boleh ah, kamu nanti sama samchon Sehun aja gak boleh camping camping segala"
"Papah, boleh ya.."
"Kalau papah sih oke oke aja"
"Yesss!!"
"Gak boleh, mami bilang enggak ya enggak. Itu acara pasti di hutan kan? Nanti kalau ada hewan liar gimana? Kalau kamu kehujanan atau jatuh atau kenapa kenapa gimana?"
"Biarin aja deh sayang, toh kan dia udah besar. Dia juga jarang kan ikut acara kayak gini"
"Tapi sayang, nanti disana gak akan ada sinyal. Terus gimana caranya aku bisa hubungi dia? Ngecek keadaannya? Kalau dia butuh sesuatu gimana? Aku gak pernah jauh jauh dalam waktu lama Chan, kalau dia sendirian begini. Aku kan khawatir Chan"
"Chan? Mami panggil papah Chan?"
Saking emosi nya dan panik putri sampai tak sadar memanggil Chanyeol dengan panggilan sayangnya pada chanyeol di depan putra mereka. Chanyeol sampai geleng geleng kepala mendengarnya dan menghela nafas panjang
"Puu..."
"Puu???"
"Ssstt, diam.. papah lagi mau ngomong sama mamah. Kamu diam aja kalau mau dapat ijin"
Arsya tersenyum senang dan memberi tanda oke ke ayahnya.
"Puu.."
"Gak usah manggil begitu di depan Arsya"
"Sini deh, kita ngomong berdua ya"
Chanyeol menarik tangan putri dan membawanya menjauh dari meja makan. Putri sudah cemberut dan tak mau menatap Chanyeol sama sekali.
"Puu.. sayang.."
"Gak usah ngerayu, kamu selalu aja begitu. Apa yang di minta Arsya langsung di iyain. Kamu gak nanya gimana pendapat aku dulu, gak ngerasain gimana khawatir nya aku sebagi ibunya kalau sampai nanti ada apa apa sama dia"
"Udah ngomelnya?"
"Aku gak ngomel Chan. Aku lagi ngomong sama kamu"
"Oke, aku anggap kamu udah selesai ngomong ya sekarang. Jadi, aku boleh ngomong kan sekarang?"
"Hmm"
"Kamu inget gak dulu kamu pernah bilang apa sama aku waktu Arsya masih kecil?"
"Apa?"
"Kamu gak akan jadi orang tua yang mengekang dia dan mengatur segala keinginan nya. Kamu mau kasih dia kesempatan dan kebebasan buat nikmati masa mudanya. Inget gak?"
"Terus?"
"Ya tapi lihat diri kamu sekarang? Kamu justru sering gak ijinin dia buat lakuin itu semua sayang. Kamu terlalu takut melepas dia sendirian diluar, khawatir dan lain lain"
"Wajar Chan, aku ibunya.. masa aku gak khawatir anakku di luar sana kan bahaya"
"Itu yang aku rasain juga, tapi kalau kamu begini terus.. dia gak akan dewasa, dia nanti bisa bisa malah gak bisa ngapa-ngapain. Karena terlalu bergantung sama aku atau kamu. Sama kita, mungkin sekarang gak masalah.. tapi nanti kalau dia tambah besar.. gimana?"
"Tapi.. Chan... Aku gak bisa kalau begini"
"Makanya belajar sayang, mulai dari sekarang.. kasih dia kepercayaan, biar dia tahu gimana bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Supaya dia bisa pegang kepercayaan ibu dan ayahnya. Ya.."
"Chan.."
"Percaya aku, nanti.. aku minta tolong Sehun atau Jongin atau aku pasang bodyguard dari jauh buat jagain dia selama dia disana ya"
"Ya udah.."
Chanyeol tersenyum..
"Kamu begini biar kita bisa liburan berdua juga kan?"
"Itu salah satunya. Tapi apa yang aku bilang tadi juga benar kok"
.
.
Arsya menunggu dengan cemas, dia berharap ayahnya benar benar berhasil membuat ibunya untuk menyetujui dirinya ikut camping sekolah hari Sabtu nanti.
"Kamu camping berapa hari?"
Tanya putri tiba tiba, mengagetkan Arsya.
"Ha? Oh, 4 hari 3 malam mi"
"Berangkat kapan?"
"Hari Sabtu mi"
"Bawa baju hangat, jangan lupa bawa sepatu, sarung tangan sama kaos kaki, bawa topi dan penghangat badan, jangan lupa makan dan jangan main yang aneh aneh, gak usah ikut outbound yang bisa bikin kamu capek atau luka. Ngerti?"
"Mami.. ijinin aku camping?"
Putri menatap ke arah Arsya
"Kalau dapat sinyal atau bisa kirim email langsung hubungi mami arah papah, gak usah nunda nunda"
"Mami.. ijinin aku ikut mi? Ikut camping mi?"
"Iya.."
"Serius mi??"
Mata Arsya sudah mulai berbinar lagi dia mendekat ke arah putri
"Iya, asal omongan mami di jalankan dengan baik"
"Yesss!!! Makasih mami.. makasih banyak mamiii... Huwwaaaahhh akhirnyaaa..."
Arsya langsung memeluk putri dengan erat dan menggerakkan gerakkan badannya ke kanan dan ke kiri saking bahagianya.
"Iya sayang iyaa..."
"Makasih mami... Arsya sayang banget sama mami.. mami boleh kok liburan sama papah yang lama, Arsya ikhlas kok mi.. asal nanti pulang bawa oleh oleh yang banyak buat Arsya ya mi"
"Kelakuan kamu tuh ya, gak usah di minta juga mami bakal bawain sebagai karung sayang"
Arsya yang masih memeluk putri melihat ke arah chanyeol dan mengacungkan jempolnya di balik punggung putri. Sungguh persekongkolan antara anak dan ayah yang luar biasa.
.
.
--skiipp--
2 jam...
Baru 2 jam yang lalu Arsya berangkat dan putri sudah uring uringan seperti anak remaja yang baru putus cinta. Bahkan melebihi waktu putri bertengkar dengan chanyeol.
"Ya Tuhan sayang... Gak apa apa, kamu tenang.. jangan khawatir"
"Iya"
"Iya apa? Baru 10 menit yang lalu kamu telponan sama dia, tapi kok masih khawatir aja"
"aku nya deg degan chan"
Chanyeol terkekeh dan merengkuh tubuh istrinya.dia menciumi wajah istrinya dengan gemas
"Kamu lucu banget sih sayang, gemes banget aku sama kamu. Sini aku peluk biar kamu gak deg deg anak lagi"
"Serius ih.. chanyeol"
"Iya sayang... Iya cintaku, udah sih percaya aja sama anak kita"
Putri hanya memberengut dalam pelukan suaminya sekarang sambil terus memandangi ponsel nya.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top