128

Halo

Lagi?

Selamat UAS buat yang lagi UAS yaa.. semangat belajarnya...

.

.

.

"Mommy..."

Putri menjemput Arsya sore itu bersama dengan chanyeol. Ya.. chanyeol sepertinya memang hanya masuk angin karena dia merasa sudah lebih baik setelah mendapat pelukan hangat dari istrinya.

"Cuma mommy yang di panggil?"

"Papah"

Chanyeol merentangkan tangannya dan memeluk erat malaikat kecilnya.

"Nih,ada hadiah dari tamton Kyung-soo"

"Tamton nya mana?"

"Samchon udah pulang sayang, tadi samchon ada urusan jadi cuma sebentar ke rumah nya. Nanti, Arsya bisa telepon buat bilang terima kasih ke samchon buat hadiah nya ya"

"Iya mommy"

Arsya di bawa masuk ke dalam mobil dan di dudukkan di tempat duduk khusus anak di jok belakang mobil mereka. Tak lupa putri memasangkan sabuk pengaman dan juga memeriksa apakah sabuk nya sudah terpasang dengan baik atau tidak dan apakah sabuk itu menyakiti putra kecilnya atau tidak.

Setelah itu, chanyeol melajukan mobilnya menuju ke sebuah restoran yang sudah dia pesan sebelumnya.

"Kita mau kemana mommy"

"Tadi Arsya bilang mau makan ikan kan? Jadi.. kita mau ke restoran buat makan ikan, mommy belum sempat masak dan belum belanja ikan buat di rumah. Nanti, setelah makan kita belanja sekalian apa yang Arsya suka. Mau kan?"

"Mau mommy mau!! Alca boleh beli mainan gak?"

"Mainan apa sayang"

Tanya Chanyeol sambil melirik ke spion tenganmg mobilnya.

"Pesawat lemot yang bisa telbang telbang sambil ambil gambal itu"

"Drone?"

Ucap putri yang sontak mengejutkan chanyeol.

"Arsya mau pesawat drone?"

"Apa itu dlone?"

Putri mengetikkan sesuatu di ponsel nya dan memperlihatkan bentuk pesawat drone yang tampil di layar ponsel nya.

"Yang ini?"

Tanya putri pada Arsya.

"Iya itu!!"

Teriak Arsya girang sambil mengangkat tangannya ke atas tinggi tinggi

"Mau mommy mau!! Alca mau itu mommy!! Mau!!"

Putri melirik Chanyeol yang menghela nafas panjang

"Selera mainan nya bener bener mirip kamu. Mahal dan gak biasa. Mana kalau punya mau gak bisa di tolak,persis kayak ayahnya"

"Kan dia anakku sayang, wajar lah"

"Mommy!! Mau!!"

"Sayang, Arsya kan masih kecil. Belum tahu gimana main itu, nanti aja kalau udah besar ya.."

"Udah gak apa, toh gak terlalu mahal juga kok"

"Ini bukan masalah uang nya Chan"

"Mommy!! Papah!! Boleh yaaa"

"No. Mommy sudah bilang, nanti mommy belikan pesawat terbang yang lain dulu. Kalau yang itu, nanti aja kalau Arsya sudah besar."

Chanyeol hampir protes lagi kalau putri tak mencubit pelan lengan nya hingga akhirnya dia diam.

.

.

--skiipp--

--restoran--

"Makan nya pelan pelan ya sayang.."

"Iya mommy"

Chanyeol memilihkan potongan ikan yang akan di makan oleh Arsya dan memastikan tak ada duri yang nantinya bisa melukai tengorokan putra kecilnya itu. Sementara putri terus memperhatikan jika ada nasi atau sisa makanan yang berceceran di sekitar Arsya dan membersihkan bibir Arsya yang celemotan makanan.

.

.

Setelah makan malam bersama, mereka pergi ke sebuah mall untuk berbelanja dan juga mengajak Arsya untuk bermain bersama sebelum pulang di tempat permainan semacam t*mez*ne di Indonesia.

"Arsya mau belanja apa aja?"

"Mau ikan cama bayam"

"Oke.."

Putri mengambil beberapa bahan makanan yang memang biasa menjadi kesukaan untuk Arsya dan juga chanyeol. Selain itu dia juga membeli beberapa kebutuhan untuk rumah nya seperti minyak goreng, dan lain lain. Dan dalam sekejap keranjang belanjaan mereka pun telah penuh dan sangat lengkap. Putri harus memakai 2 troli besar untuk mengangkut seluruh belanjaan nya hari itu.

Arsya terus bernyanyi berbagai macam lagu yang di ajarkan di sekolah nya sambil duduk di atas troli yang di dorong oleh Chanyeol. Dan chanyeol sendiri jangan di tanya lagi.  Dia dengan lancarnya mengikuti nyanyian anak nya dan bernyanyi bersama dengan beberapa mimik wajah yang mengikuti alunan lirik lagunya hingga beberapa kali orang orang di sekitar mereka memperhatikan dirinya.

Tapi bagaimanapun itu, chanyeol seperti tak peduli dan hanya sibuk dengan dunia nya sendiri dengan Arsya dan putri disana.

Dia terus bernyanyi dengan riang dan menikmati waktu nya bersama dengan keluarga kecilnya itu.

.

.

"Papah.. basket!!!"

"Oke!!"

Mereka kini ada di depan permainan ring basket yang diperuntukkan untuk anak anak. Putri dan chanyeol yang menggendong Arsya berlomba untuk memasukkan bola basket paling banyak ke dalam ring basket. Mereka berteriak kegirangan setelah berhasil memasukkan bola dan mencetak skor. Dan ya.. tentu saja, lagi lagi chanyeol dan Arsya yang menang. Tinggi badan Chanyeol dan tangannya yang panjang membuatnya dengan mudah memasukkan semua bola basket itu sementara putri harus terus melompat lompat seperti anak kecil

"Yeyy!!! Menang!!!"

"TOS duluuu"

"Huwaahh capeeekkk"

Arsya terkekeh dan tertawa lebar sambil menari nari karena berhasil menang. Mereka lalu memutari dan memainkan hampir seluruh permainan yang ada di sana sampai waktu menunjukkan hampir larut malam

.

.

"Selamat tidur sayang"

Putri dan chanyeol mengecup kening dan pipi Arsya sebelum akhirnya mereka keluar dari kamar Arsya dan kembali ke kamar mereka sendiri

.

.

--skiipp--

"Sayang..."

Chanyeol menghampiri putri yang duduk di meja rias untuk membersihkan wajahnya. Dia mengecup ceeuk leher istrinya dan memeluk putri dari belakang. Tangannya mengurai rambut putri dan menatap wajah istrinya di cermin.

"Kenapa?"

"Kamu tadi kenapa kayak gitu sih sama Arsya?"

"Apanya?"

"Itu tadi.. kenapa kamu kok gak ijin dia buat beli drone? Padahal kan ada yang harganya murah gak terlalu mahal sayang"

"Semurah murah nya drone tetap aja mahal sayang, apalagi kalau hanya untuk mainan anak kecil umur 4 tahun."

"Tapi, kalau kita punya uang nya dan emang bisa beliin dia, kenapa enggak?"

"Aku gak mau manjain anak aku dengan cara kayak begitu. Kita emang mampu buat kasih segala bentuk mainan dan apapun yang dia mau. Tapi, kalau dia selalu mendapatkan apa yang dia mau dengan mudah dan kita terus nurutin mau nya dia kayak tadi. Nanti dia bisa tumbuh jadi anak yang manja dan gak tahu bersyukur. Kalau kita turutin, semua yang dia mau gak akan ada habisnya. Mungkin sekarang drone.. tapi, nanti dia tiba tiba minta pesawat? Iya kalau kita terus ada rejeki buat kasih apapun juga. Kalau pas lagi kita gak ada?"

"Walaupun dia tumbuh di keluarga yang berkecukupan, tapi dia gak boleh asal di manja kayak gitu. Lagipula, drone bukan mainan buat anak kecil. Gak perlu berlebihan untuk itu."

Chanyeol tersenyum lalu mengecup puncak kepala istrinya dengan lembut.

"Maaf ya sayang, aku gak tahu kalau kamu berpikiran begitu."

"Gak apa Chan, aku gak larang kamu buat beliin apapun atau manjain dia. Tapi, gak harus terus begitu. Kamu harus tahu kapan kamu bisa manjain dia dan kapan kamu harus tegas sama dia. Tapi, jangan keras.. jangan bentak dia, cukup kasih dia pengertian kayak tadi"

Chanyeol mengeratkan pelukannya.

"Hmmhh.. istri aku emang paling baik.. luar biasa."

"Mulai deh"

Chanyeol sudah menelusupkan wajahnya ke leher putri dan terus bergelayut manja pada istrinya.

"Sayang.. kangen.."

"Tanggal merah Chan"

"Ha? Yaahhh.. ini emang tanggal berapa?"

"Tanggal 2"

"Berarti gak bisa donk?"

"Nanti 5 hari lagi"

"Lamaaaa"

"Ya Tuhan, kayak gak pernah aja.."

"Ya udah, kalau bagian pinggang ke atas boleh kan?"

"Hufftt.. iyaaa"

"Yesss!!!"

Chanyeol membopong putri ke kasur dan yaa... Terjadilah apa yang biasa dilakukan oleh suami istri malam itu, walaupun tidak sepenuhnya.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top