124 (KANG AHJUMMA)
Halo
Lagi ya
.
.
.
kang ahjumma baru saja sampai dan masuk ke rumah saat subuh menjelang. dia cukup terkejut saat melihat putri dan chanyeol yang terlelap di sofa ruang tengah rumah dengan posisi tubuh yang sudah saling berpelukan. chanyeol yang sudah tiduran di atas sofa panang itu dengan putri yang berada di atas tubuh chanyeol sambil mereka berpelukan dengan erat.
diam diam kang ahjumma tersenyum melihat tingkah sepasang suami istri itu. di kala pasangan lain mulai merasakan kejenuhan dan rasa bosan juga malas untuk menatap pasangan nya yang terlihat berubah dari waktu ke waktu. tapi, mereka berdua justru semakin hari terasa semakin dekat dan tak bisa terpisahkan. chanyeol yang terlihat jelas yang bisa jauh dari putri walau hanya sedetik seperti layaknya orang yang kecanduan dan juga putri sendiri yang selalu bergantung pada perlindungan dan manja setengah mati pada chanyeol sekalipun dia mempunyai kekuatan yang luar biasa besar. membuat semuanya menjadi indah,
"aku sempat tak percaya tentang cinta sejati dan juga kesetiaan. tapi, melihat pasangan yang ada di hadapan ku sekarang.. rasanya semua itu benar benar sebuah kenyataan."
gumam kang ahjumma lirih, dia lalu naik ke lantai 2 untuk melihat kondisi arsya yang ternyata juga masih terlelap. ada bekas bibir dari ciuman putri semalam di kedua pipi dan juga kening nya. dan sekali lagi kang ahjumma tersenyum. mengenal dan menjadi bagian dari keluarga kecil ini membuat kang ahjumma menemukan banyak hal baru yang belum pernah dia temui sebelumnya.
putri...
gadis yang di perkenalkan padanya oleh nyonya park sebagai kekasih chanyeol waktu itu, yang adalah seorang CEO ber tangan dingin dan juga sangat tegas pada orang orang di sekitarnya hingga meninggalkan sedikit kesan dingin dan angkuh di awal pertemuan mereka. justru, ternyata adalah sosok wanita yang sangat hangat dan perhatian. masih terekam jelas dalam ingatan kang ahjumma saat di awal dia masuk ke rumah ini dan tertidur di tengah pekerjaan nya. putri bukan nya marah atau mengomel seperti yang seharusnya seorang majikan lakukan. tapi, dia justru mengambilkan selimut dan menyelimuti tubuhnya yang sudah agak renta. putri lalu dengan ringan hati menyelesaikan pekerjaan rumah itu sendiri tanpa mengganggu tidurnya. dia juga bisa menjadi sosok yang begitu manja dan kekanakan jika sudah bersama dengan chanyeol. minta untuk di gendong, di suapi, atau hanya sekedar duduk di pangkuan chanyeol untuk menonton televisi menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan oleh nya. atau bahkan merengek pada suaminya itu. hatinya begitu lembut dan sedikit sensitif karena dia dengan mudahnya meneteskan air mata atau merasa kasihan pada seseorang
pernah suatu hari saat mereka sedang keluar untuk membeli belanja kebutuhan sehari hari.. putri dengan tiba tiba menghentikan laju mobilnya hanya untuk turun dan memberikan makanan dan sedikit uang pada seorang nenek yang berjualan sarung tangan di musim dingin. dia bahkan membeli semua sarung tangan itu dan mengantar nenek itu untuk pulang ke rumah.
tindakan nya yang tak pernah bisa di duga.. semuanya dilakukan tanpa bicara, banyak hal yang dia lakukan hanya sesuai kehendak hatinya.
sementara...
chanyeol...
putra nyonya park yang tentu saja sudah di kenal dekat oleh kang ahjumma dari kecil. hati nya juga sangat lembut, meskipun dia bisa jadi sangat pemarah dan emosi nya mudah meledak. tapi tak pernah sedikitpun meninggalkan sopan santun nya pada seluruh orang yang ada di sekitarnya. dia akan menahan segala ego dan emosi nya sendiri agar tak menyakiti orang lain.
dia banyak tersenyum dan tertawa juga menghibur orang lain, di saat dirinya sendiri juga mudah untuk menangis karena juga memiliki perasaan yang sensitif. dia mudah bergaul dengan siapa saja yang mendekat padanya dan jarang memiliki pemikiran buruk tentang orang orang yang di sekitarnya. kekuatan hatinya yang terus berusaha tegar apapun yang dia hadapi, tetap terus berusaha berdiri tegak sekalipun banyak orang yang mengacuhkan dan membenci nya.
dan jangan lupakan bagaimana dia menjaga kesetiaan nya untuk putri selama ini dalam kondisi apapun.
lalu tentu saja arsya...
malaikat kecil yang hadir di antara dua orang luar biasa yang juga menjadi anak yang begitu luar biasa. dia cerdas, tanggap, dan dia punya hati yang sangat baik seperti kedua orang tuanya. tingkah lucunya membuat rumah ini terasa lebih hidup dan lebih berwarna dari sebelumnya.
masih teringat juga dengan jelas, bagaimana perjuangan putri untuk melahirkan malaikat kecil ini. dan bagaimana perjuangan chanyeol untuk menjaga dan merawat arsya selama putri koma saat itu. malaikat kecil ini memang pantas mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dari kedua orang tuanya dan orang orang di sekitarnya.
bentuk matanya yang begitu mirip dengan chanyeol tapi warna bola matanya yang mengikuti putri. membuat parasnya begitu sempurna.
.
.
air mata kang ahjumma tiba tiba saja menetes saat dia mengingat kembali setiap memori yang telah di lalui oleh nya selama ini di rumah ini.. bersama keluarga kecil yang begitu luar biasa. dia begitu bersyukur karena dia sudah di percaya untuk bisa berada di sini, menjaga dan ikut merawat keluarga ini. melihat pertumbuhan dan perkembangan arsya, juga melihat pasang surut nya kehidupan rumah tangga putri dan juga chanyeol yang sudah di anggap sebagai anak nya sendiri. hatinya terasa menghangat seketika.
"terima kasih nyonya park.. terima kasih karena sudah mengijinkan saya melihat semua ini dengan mata kepala saya sendiri dan merasakan kehangatan keluarga ini..."
gumam kang ahjumma di sela tangis nya. hingga...
cklek
"loh? ahjumma? udah sampai?"
putri masuk dengan tiba tiba hingga kan ahjumma terkejut dan buru buru menghapus air matanya, tapi terlambat karena putri sudah melihat nya.
"ahjumma kenapa? sakit?"
"tidak nyonya muda, saya tidak apa apa"
"terus kenapa nangis? ada masalah apa?"
"tidak ada nyonya.."
putri menatap kang ahjumma dengan raut cemas di wajahnya.
"ahjumma yakin? ahjumma bisa istirahat dulu kalau ahjumma merasa gak enak badan hari ini."
mendengar itu, kang ahjumma memeluk putri dan membuat putri terhenyak
"terima kasih nyonya.. terima kasih karena selalu memperhatikan saya selama ini, terima kasih karena nyonya sudah percaya pada saya.. terima kasih banyak nyonya.. dan sungguh, saya baik baik saja nyonya..."
putri mengusap punggung kang ahjumma lembut. senyumnya terukir di wajah mungilnya
"sama sama ahjumma, saya juga terima kasih karena ahjumma mau membantu saya selama ini. maaf ya, kalau saya mungkin ada salah atau menyinggung ahjumma selama ini."
"iya nyonya muda..."
"ya sudah, kalau begitu saya mau mandi dulu. mumpung arsya belum bangun, ahjumma beres beres aja dulu.. nanti sarapan biar saya yang masak ya.. oh ya, jangan bangunin chanyeol dulu ya.. biar dia istirahat dulu"
"baik nyonya muda... saya mengerti"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top