113
Halo
Aku kobam elyxion
Jangan lupa untuk VOTE EXO
.
.
.
chanyeol mendorong kursi roda dimana putri duduk di atasnya, dia mendorongnya dan menuju ke sebuah taman yang ada di dekat rumah sakit.
klip
chanyeol memasang kan selimut tebal ke tubuh putri dan mengerat kan selimutnya pada tubuh putri agar putri hangat. waktu baru menunjukkan pukul 04.45 pagi dan matahari bahkan belum menampakkan cahayanya sedikitpun sekarang.
"masih dingin gak?"
"sedikit, tapi udara nya sejuk. aku suka"
"sayang..."
"hmm"
"kamu gak apa apa kan?"
"tentang apa?"
"arsya yang kemarin sayang... aku khawatir sama kamu"
"aku udah gak apa apa kok sayang"
"beneran?"
"iya sayang, aku beneran udah gak apa apa"
"maaf ya, aku pikir kehadiran arsya kemarin bisa buat kamu senang dan bahagia juga terhibur. aku gak tahu sama sekali kalau ini bisa jadi begini dan justru lebih membebani kamu. harusnya, aku gak bawa dia dulu kemarin"
"sayang.. gak boleh bilang gitu, wajar lah.. anak kita kan masih kecil.. dia juga belum pahan sama apa yang terjadi sama aku dan kamu selama ini, jadi hal yang wajar kalau dia tanya sesuatu yang mengejutkan kayak gini. kehadiran dia memang buat aku jadi bahagia kok, aku memang harusnya yang lebih belajar lagi buat terima kenyataan dan belajar sedikit demi sedikit untuk terbiasa sama hal hal semacam ini. misalnya, aku bakal dapat pertanyaan yang sama suatu saat nanti dari orang lain"
chanyeol tersenyum dengan teduh, tangannya meremas tangan putri lembut dan sebelah tangannya lagi menyisir rambut putri ke belakang telinga nya. dia tersenyum sangat lembut sambil menatap dengan lekat kedua manik mata istrinya.
"bukan kamu aja kok, aku juga.. aku juga harus belajar buat lebih kuat dan terus lebih kuat buat jadi suami kamu yang baik dan ayah yang baik untuk arsya. semoga kita bisa terus jaga arsya sampai dia dewasa, nikah, terus punya anak.. kita jadi bisa nimang cucu kita dan nikmati masa tua kita bersama sampai maut memisahkan kita berdua"
"amiin..."
chanyeol mendekatkan wajahnya ke wajah putri dan menempelkan kening mereka, dia kembali tersenyum lembut sambil terus menatap putri yang sudah mulai ber semu merah.
cupp
sebuah ciuman kembali mendarat di bibir putri, hanya lumatan kecil yang lembut dari chanyeol yang memejamkan matanya.
"aku cinta kamu, kamu harus kuat karena aku yang akan jadi kekuatan terbesar buat kamu sekarang. ya sayang.."
"iya sayang, aku juga cinta banget sama kamu chan"
mereka berdua tersenyum sambil terus menempelkan kening mereka.
.
.
--Skiipp--
"chan.."
"hmm"
"kenapa matahari nya gak muncul muncul sih?"
putri mulai mempoutkan bibir nya ke arah chanyeol, dia menunggu matahari terbit agar bisa merasakan hangat sinar nya pagi ini. chanyeol lalu melihat ke arah langit sambil memasang wajah berpikir dengan keras
"mungkin.. dia malu sayang"
"siapa?"
"matahari nya"
"malu kenapa?"
"karena kalau dia terbit nanti, cahaya nya gak akan bisa lebih terang dari cahaya yang dipancarkan sama istriku"
blusshh
wajah putri kembali merona
"chanyeol ih"
chanyeol terkekeh sementara putri memukul ringan lengan kekar chanyeol yang duduk di kursi taman yang ada di samping nya.
"benar kok"
"ini masih pagi, jangan gombal deh"
"yang lagi gombal siapa? emang benar, siapa sih yang bisa mengalahkan sinar yang ada dalam diri kamu? sinar dari perempuan hebat, cantik, menawan, anggun yang sekarang jadi miliknya park chanyeol?"
"udah deh chan"
"serius sayang ku..."
"tapi, beneran deh. kenapa gak keluar keluar matahari nya?"
"emang kamu kenapa mau banget matahari nya cepet keluar?"
"kan kalau matahari nya keluar, udaranya jadi hangat, terus juga enak.. nyaman.. hmm.. pokoknya, menyenangkan deh"
"kamu kedinginan?"
"enggak juga sih, cuma kan kalau udah terbit jadi lebih hangat aja"
grepp
chanyeol tiba - tiba memeluk tubuh putri dengan sangat erat, membuat putri mematung seketika dan terkejut.
"udah hangat belum?"
putri mengangguk kecil sebagai jawaban
"udah enak?"
putri kembali mengangguk kecil
"udah nyaman?"
"i-iya.. udah..."
"gak usah kelamaan nunggu matahari terbit. kalau kamu mau rasain hangatnya sinar matahari sih, di peluk sama aku aja udah cukup kan? jadi hangat, enak dan nyaman. aku jamin deh, kamu bakal candu sama pelukan aku"
putri tersenyum kecil dalam pelukan chanyeol. saat chanyeol akan melepaskan pelukan nya dari putri, dengan segera putri menahan chanyeol agar tetap ada di posisi nya.
"biarin gini dulu sebentar aja"
"selamanya juga boleh kok sayang, gak usah sebentar..."
ucap chanyeol sambil mengeratkan pelukan nya. dan tak lama setelah itu, matahari yang ditunggu putri pun terbit. memancarkan sinar hangatnya. walaupun, bagi putri sekarang matahari yang di langit sudah tak lagi sehangat matahari yang sekarang sedang memeluk dirinya dan memberi nya banyak cinta.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
sadar gak kalian pembaca ku?
kalau aku tuh update nya tiap part sekarang lebih panjang dari biasanya?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top