103
hai
ada yang nunggu lanjutan story ini?
.
.
.
--dream on--
drap drap drap drap
"kenapa aku disini lagi? ini dimana?"
putri berputar dan berkeliling di sebuah tempat asing. tempat yang begitu sejuk dan cukup nyaman untuknya, tapi juga sangat sepi dan tak ada siapapun disana. dia terus berlari entah mengejar apa atau siapa. dia hanya berharap bisa menemukan jalan untuk kembali pulang atau paling tidak, dia bisa pergi dari tempat asing ini
sreett
sebuah tangan menarik ujung bajunya dan membuatnya menghentikan langkahnya secara tiba - tiba saat itu juga.
'mamah...'
seorang gadis kecil yang sangat cantik dan seorang anak lelaki yang juga sangat tampan berdiri di hadapannya, memanggilnya dengan sebutan mamah.
'mamah...'
"k-kalian.. siapa?"
'mamah...'
gadis itu mendekat dan memeluk tubuh putri da menelusupkan kepalanya di perut rata milik putri. dia terisak kecil sambil mengerat kan pelukan nya. hangat.. sangat hangat.. itulah yang putri rasakan begitu gadis kecil itu memeluk dirinya dengan erat. dia tak berniat untuk melepaskan sedikitpun pelukan gadis kecil itu atau pun meregangkan nya.
lelaki kecil yang lain itu hanya menatapnya dengan tatapan sayu, seolah dia juga ingin di peluk tapi dia tak mau memeluk lebih dulu. membuat putri pun berlutut dan mengulurkan tangannya pada anak itu.
grepp
'mamah...'
ucapnya lirih tapi masih bisa di dengar oleh putri.
"kenapa kalian panggil aku mamah?"
'mamah... kamu mamah kami...'
ucap si gadis sambil menatap bola mata putri. putri baru menyadari jika mereka cukup mirip dengan dirinya. hidung nya, warna matanya, bahkan bibirnya juga mirip dengan miliknya.
"anakku? kalian anakku?"
mereka melepaskan pelukan nya dari putri dan mulai berjalan mundur sedikit demi sedikit menjauh dari sisi putri.
'mamah boleh ikut kamu kalau mamah mau'
ucap si anak lelaki itu dengan agak tegas, membuat putri tersentak. dia bangkit dan mulai mengikuti jalan kedua anak itu.
--dream off--
.
.
--Skiipp--
tiiiiiiiiiitttttttt
suara dari alat deteksi detak jantung berbunyi cukup nyaring. membuat chanyeol tersentak seketika dari tidurnya, putri masih berada di pelukan nya tapi...
"sayang!!!"
chanyeol segera bangkit setelah menyadari jika detak jantung putri hanya sebuah garis lurus dengan suara nyaring yang mengiringi nya. dia segera menekan bel dan berlari keluar, berteriak ke arah perawat hingga mereka semua datang ke dalam kamar inap putri dengan panik.
"siapkan alat pacu jantung!"
ucap salah satu dokter jaga disana pada seorang perawat yang langsung berlari keluar untuk mengambil alat yang di minta oleh sang dokter. sementara,, di ujung ruangan kamar itu. chanyeol sudah tertunduk lemas. bagaimana bisa ini begitu mendadak... bagaimana mungkin? semalam... semalam putri masih baik baik saja dan bahkan memeluknya erat, kenapa hari ini dia tiba - tiba saja seperti ini?
"aku mohon, tolong selamatkan istriku..."
ucap chanyeol pada sang dokter yang terlihat begitu panik.
"120 joule! menjauh!"
dddrrttt
"150 joule! menjauh!"
dddrrtt
"200 joule! menjauh!"
ddrrrtt
tak ada respon apapun, garis itu tetap saja lurus dan tak terlihat ada detak jantung yang terbaca disana.
"sayang.. aku mohon, jangan tinggalin aku..."
lutut chanyeol sudah lemas, seluruh tubuhnya luruh dan tangis nya meledak. dadanya terasa begitu sakit dan pikirannya kosong seketika, dia tak bisa membayangkan jika sampai putri harus pergi meninggalkan dirinya dan juga arsya sekarang. seperti ini?
"kita lakukan sekali lagi"
ucap dokter itu dan mempersiapkan ala pacu jantungnya.
"220 joule! menjauh!"
dddrrttt
tubuh putri terangkat mengikuti aliran listrik yang memacu jantungnya. tapi.. nihil... garis itu tetap tak berubah dan tetap menjadi garis lurus. dokter itu pun melakukan CPR dengan chanyeol yang terus terisak di samping putri sambil berlutut. tangannya meraih tangan putri.
"1...2...3...4....5"
tiiiiiiiiiiiittttt
dokter itu diam sebentar sebelum menghembuskan nafas nya. dia melepaskan tangannya dari dada putri dan melihat ke arah arloji nya.
"maaf kan saya tuan, waktu kematian nyonya putri anisya..."
BRUKKK
tubuh chanyeol terjatuh lemas mendengar ucapan sang dokter, dia mendekat ke arah putri dan berteriak
"BANGUN!!! BANGUN SAYANG BANGUN!!! AKU MOHON, JANGAN TINGGALIN AKU SAMA ARSYA"
dia terus mengguncang guncangkan tubuh putri yang masih tak merespon apapun lagi
"waktu kematian..."
"ENGGAAAKKK!!!! AKU MOHON, ISTRIKU MASIH HIDUP!!!!"
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
lah... author kok malah jadi begini ya ceritanya? wkwkwkwk
putriiii jangan matiiii
kan kamu yang matiin aku thor-putri
oh iya lupa wkwkwkw, mau hidup lagi gak kamu?- author
hidupin istriku balik gak thor? aku hajar ya-chanyeol
wkwkwkwk
author kentir
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top