101

Please keep vote for EXO

.

.

.

grepp

fariz menutup pintu kamar putri perlahan dan mendekat ke arah chanyeol yang tengah memangku arsya yang tertidur dalam pangkuan ayahnya. dia menepuk pelan pundak chanyeol dan menyadarkan chanyeol yang tengah bersandar sambil memejamkan matanya.

"arsya harus tidur di rumah"

ucap fariz pertama kali yang disusul oleh gerakan beberapa pengawal perempuan dan baby sitter yang mulai menggendong arsya untuk pulang ke rumah fariz. sementara itu, chanyeol menatap fariz dengan tatapan penuh tanya. hampir 4 jam fariz berada di dalam dan berbicara dengan adik kembarnya yang di akhiri dengan suara tangis putri yang menyayat hati kecilnya. sebagai suami, jelas chanyeol ingin tahu apa yang terjadi di dalam hingga putri menangis seperti itu.

"kita bicara di taman aja. sekalian menghirup udara segar, dia lagi tidur dan kamu bisa ketemu dia nanti..."

ucap fariz sekali lagi sebelum chanyeol membuka mulutnya. seolah dia tahu apa yang dipikirkan oleh adik ipar nya itu.

.

.

--Skiipp--

"hyung, ada apa tadi?"

PLAKK!!

sebuah tamparan yang tidak terlalu keras tapi sangat mengejutkan untuk chanyeol mendarat dari tangan fariz, tatapan fariz datar sama persis seperti tatapan mata putri beberapa hari ini.

"kenapa kamu bisa begitu lemah yeol?"

"hyung, apa maksudnya?"

"kamu suaminya. kamu suami dari adikku. kamu sudah mengambil tanggung jawab sebagai pendamping hidupnya.. harusnya, kamu lakukan hal itu pada putri untuk menyadarkan nya dan bisa memandang wajahmu"

chanyeol tertunduk, dia bisa sedikit memahami maksud dan tujuan fariz walaupun belum terlalu jelas.

"kamu seharusnya menampar istri kamu dengan keras, buat dia memandang ke arahmu dan sadar bahwa kesedihan nya seperti sekarang adalah sebuah kesalahan besar"

"hyung tahu aku gak bisa menyakiti dia"

"tapi kamu membiarkan dia menyakiti kamu dan anak kalian sendiri bahkan dirinya sendiri"

air mata chanyeol menetes, dia sangat sangat terguncang dengan ucapan fariz yang begitu keras

"apa hyung menampar nya tadi?"

"..."

"jawab aku hyung, apa hyung tadi menyakiti dia? menampar dia?"

"ya, aku menampar istri mu"

BUGGHH

sebuah pukulan mendarat di pipi kanan fariz hingga menyobek sedikit bagian sudut bibirnya dan mengeluarkan darah segar dari sana.

"aku memukul adikku dengan keras, kamu dengar kan suara tangisnya?"

ucap fariz lagi, dan seolah gelap mata chanyeol langsung memukul lagi fariz dengan sedikit membabi buta. hingga wajah fariz penuh dengan lebam dan luka. bahkan darah keluar dari hidungnya. pengawal fariz sudah hampir mendekat tapi dengan sigap fariz memberi tanda untuk membiarkan chanyeol memukulnya. tak ada perlawanan sedikitpun dari fariz untuk sikap chanyeol saat ini.

"jangan sakiti istriku!!!"

BUGHH

BUGGHHH

perasaan chanyeol sangat bercampur aduk menjadi satu. dia sama sekali tak peduli jika yang ada di hadapannya adalah kakak iparnya sendiri. dia terus memukuli fariz sampai nafasnya terengah engah. kemudian berhenti dan mulai menangis.

grepp

dengan sisa tenaganya, fariz mulai bangkit dan memeluk chanyeol dengan erat. menepuk pelan punggung adik iparnya itu untuk menenangkan chanyeol.

"tak apa yeol.. kamu boleh menangis atau pun marah sekarang. luapkan semuanya, tumpahkan segala perasaanmu sekarang. lampiaskan semuanya. aku akan menerima semua kemarahanmu"

ucap fariz sambil terus menepuk punggung chanyeol dengan lembut. membuat chanyeol meraih tubuh fariz dan memeluknya erat. dia menangis tersedu dalam pelukan fariz.

"putri... putri...."

nama putri terus keluar dari bibir chanyeol sambil terisak.

.

.

kondisi chanyeol sudah mulai tenang dan fariz sudah menaruh es batu ke arah luka lebam yang ada di pipinya. dia duduk di samping chanyeol yang masih terdiam dengan perasaannya sendiri

"sudah lebih baik sekarang?" 

"hyung bisa mati di tanganku tadi"

"karena aku memukul adikku sendiri dan kamu balas memukul ku dengan brutal seperti tadi?"

"hyung menipuku"

"aku tidak menipu mu, aku hanya ingin kamu melepaskan semua emosi yang sedang bergejolak dalam dirimu sendiri. menahan itu semua sangat menyakitkan dan akan menghancurkan dirimu sendiri yeol. apa kamu tahu? kamu bisa saja berbalik jadi gila kalau kamu tidak memukuli aku seperti tadi"

"itu sama saja"

"hahaha... lagipula, bagaimana bisa kamu percaya kalau aku akan memukul atau menampar adik yang begitu aku sayangi yeol? apa aku bisa melakukan itu, bahkan di saat adikku sendiri tak akan bereaksi jika ada pisau yang di taruh di lehernya sekarang?"

chanyeol bodoh! 

atau mungkin dia memang sedang lelah dengan semua ini hingga begitu saja percaya kalau fariz akan melayangkan pukulan untuk putri disaat seperti ini? kenapa chanyeol tak berpikir jika fariz dengan sengaja mengucapkan hal yang membuat emosi chanyeol sampai ke ubun ubun hanya untuk membuat chanyeol lebih tenang dan meluapkan segala perasaan yang dipendam dalam hatinya sendiri selama ini?

srett

grepp

"maafin aku hyung"

"dengar yeol.. kamu masih punya aku, kalau kamu tahu.. kamu bisa luapkan semuanya padaku.. aku bisa jadi kakakmu karena aku iparmu dan juga adikmu karena usia aku satu tahun di bawahmu. anggaplah aku sebagai teman, sahabat, saudara, atau apapun itu yang kamu mau dan kamu bisa ceritakan segalanya padaku. jangan kamu pendam sendiri. menghadapi adikku saat dia waras saja sudah membuatku lelah, apalagi kamu sekarang yang harus menghadapi dia yang seperti ini?  menyakitkan, iya kan?"

chanyeol mengangguk

"temui dia setelah ini, aku yakin.. istrimu sudah mulai kembali menjadi istrimu setelah ini"

"hyung melakukan sesuatu?"

"ya.. dan itu baik untuknya dan untukmu, untuk arsya terutama"

"hyung tidak benar be-"

"mck, kamu berpikir aku menyentuhnya? aku hanya mengecup kening nya dan memeluknya. apa itu salah? kamu bisa cek sendiri kalau aku tak akan melukai istri kesayanganmu itu, karena dia juga adik yang paling aku cintai. ingat?"

chanyeol mengulum senyumnya.

"makasih hyung"

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

maaf baru bisa update karena satu dan lain hal

(internet aku lemot)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top