100
lagi gak ya... putri mau di bikin sinting dikit? atau waras?
.
.
.
PRANGGG!!!
putri berusaha menggores nadi nya dengan pisau buah yang ada di meja dekat ranjang nya.
"JANGAN!!!!"
gress
chanyeol memegang kepala pisau yang tajam itu dan menggenggam erat ujung pisau itu hingga tangannya mengeluarkan banyak darah.
"LEPAS!!! AKU MAU MATI!!! AKU PEMBUNUH!!!"
"sayang tenang.. aku mohon tenang..."
"anakku.. aku jahat aku pembunuh!! aku pembunuh!!!"
"enggak sayang, enggak... tolong, jangan begini sayang. aku mohon"
darah mengucur deras dari tangan putri yang sudah sedikit terkena pisau begitu juga chanyeol yang sudah terluka. dia terus mendekap erat putri tanpa mempedulikan darah yang terus mengalir di tangannya.
"maafin aku sayang, jangan sakiti diri kamu. aku minta maaf.."
.
.
--Skiipp--
cklek
"sayang.. aku bawain bunga kesukaan kamu"
chanyeol meletakkan bunga lily putih dan juga tulip putih di samping tempat tidur istrinya. lagi... dan lagi... putri tak memberikan respon apapun pada ucapan chanyeol, dia bahkan tidak memandang ke arah chanyeol. pandangannya mengarah ke layar televisi yang menyala tapi sorot matanya sama sekali tak mengeluarkan ekspresi apapun, hanya tatapan kosong.
chanyeol mendekat dan mencium pipi putri, dia meraih tangan putri dan meletakkan nya di dada bidang miliknya, tepat di jantung chanyeol. hingga, putri menoleh...
mata putri mengerjap dan memandang ke arah chanyeol yang menciumi buku buku jari putri, anak kembar mereka sudah di makamkan kemarin. tepat di sebelah makam baby channie. putri sendiri tahu itu, tapi dia tak ikut pemakaman anak kembarnya. chanyeol tak mengijinkan karena melihat kondisi putri saat ini.
"anak kita mana?"
tiga kata.. setelah berhari hari diam, putri akhirnya mengucapkan 3 kata sambil menatap ke arah chanyeol.
"mereka sudah dimakamkan sayang, kamu udah liat kan kemarin? sebelum mereka di bawa."
pandangan mata putri kembali meredup, dia mengalihkan lagi pandangannya dari chanyeol dan menatap ke layar televisi. membuat hati chanyeol amat sangat hancur, ini pertama kalinya dalam hidupnya dia di abaikan seperti sekarang oleh wanita yang begitu berharga dalam hidupnya. wanita yang sangat dicintainya.
.
.
--Skiipp--
"arsya terus menanyakan putri yeol.. tapi, aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk mereka bisa bertemu. aku gak tahu, bagaimana reaksi putri nantinya. aku takut, reaksinya nanti akan menyakiti arsya"
"aku tahu hyung"
"apa aku boleh bertemu dia? ada banyak hal yang ingin aku bicarakan dengan adikku itu"
chanyeol menatap ke arah fariz.
"tentu..."
.
.
cklek
cupp
sebuah ciuman mendarat di kening putri, fariz memeluk erat tubuh adiknya yang hanya diam mematung tanpa reaksi apapun. dia mengusap rambut adiknya perlahan dan duduk di hadapan putri. wajah mereka saling berhadapan dan fariz bisa melihat putri yang bahkan memandangnya kosong. seolah dia tak mengenali fariz yang ada di hadapannya.
"arsya..."
satu kata... dan fariz langsung mendapat atensi dari putri. dia bereaksi dan merespon ucapan fariz. fariz tersenyum lembut ke arah adik kembarnya, dia menyisir rambut putri ke belakang telinganya dan menatap lekat ke arah adiknya.
"dia... masih punya kasih sayang darimu kan? arsya?"
mata putri berkaca - kaca. air mata menggenang di kedua pelupuk mata indahnya.
"sehancur apapun dirimu, kamu gak mau kalau arsya juga ikut hancur kan?"
"arsya..."
air mata putri menetes setelah menyebut nama malaikat kecilnya. dia menunduk dan menangis dengan terisak, tubuhnya bergetar hebat mengingat sosok malaikat kecil kesayangannya.
"kamu kehilangan dua nyawa yang begitu berharga dalam hidup kamu.. tapi, kamu kehilangan mereka untuk menyelamatkan tiga nyawa yang ada di samping kamu"
"...."
"nyawa arsya anak kamu, nyawa kamu, dan nyawa chanyeol... suami kamu sendiri"
putri mengeratkan genggaman tangannya pada fariz dan memandang kakak nya itu dengan tatapan nanar yang begitu menyakitkan untuk fariz.
"mereka berdua... arsya dan chanyeol.. apa mereka masih punya tempat di hati kamu?"
putri mengangguk kecil
"mereka.. masih memiliki cinta dan kasih sayang dari kamu kan?"
putri kembali mengangguk kecil
"mereka begitu mencintai kamu dan menyayangi kamu seperti aku yang mencintai dan menyayangi kamu. kamu pernah bilang, kalau kita lahir dari 1 tubuh yang sama yang terbagi menjadi 2... kita punya 1 jantung, 1 hati yang terbagi menjadi dua... apapun yang kamu rasakan aku juga rasakan. begitu juga dengan mereka berdua... chanyeol yang rela menukar nyawanya untuk keselamatan kamu... dan arsya yang lahir dari cinta kalian berdua, darah dan daging kamu ada padanya juga... kamu mempertaruhkan nyawa kamu untuk melahirkan dia di dunia ini. apa kamu akan mengabaikan mereka yang sudah kamu perjuangkan sepenuh hati? kalau kamu, mengabaikan mereka berdua karena rasa kehilangan kamu pada 2 orang yang sudah jauh terkubur di tanah. bukannya itu kejam?"
"..."
"adik aku bukan orang yang seperti itu... benar kan?"
putri tertunduk lemas, dia terus menangis dan menangis hingga suara isaknya terdengar keluar kamar inap miliknya. chanyeol yang mendengar suara tangis putri, tanpa tahu apa yang di bicarakan fariz di dalam meremas dadanya yang terasa sakit. hatinya benar benar nelangsa mendengar tangis istri yang begitu dicintainya.
.
.
fariz mendekap tubuh putri sampai adiknya itu cukup tenang, tangis nya mulai berhenti dan emosi nya mulai stabil.
"kenapa dia gak bilang kalau aku hamil anak kembar mas? kenapa? kenapa dia bohong sama aku? kenapa???"
"chanyeol gak pernah bohong sama kamu, dia akan memberitahu kamu disaat yang tepat. saat kondisi kamu stabil, di saat kamu sudah kuat untuk menerima semua kenyataan ini."
"..."
"kalau kamu tahu, chanyeol jauh lebih hancur dari pada kamu. kamu harusnya melihat, bagaimana frustasi dan sakitnya dia saat tahu kenyataan bahwa anak nya kembar dan dia harus memilih antara mereka atau kamu. kamu harusnya melihat, bagaimana hancurnya dia saat melihat jasad anak kembarnya di ruang operasi padahal di saat yang sama, kamu ada di sana dan tak sadarkan diri. kamu seharusnya melihat, bagaimana dia berusaha sekuat mungkin untuk tetap tersenyum di hadapan kamu dan memeluk kamu dengan erat saat kondisi kamu seperti ini. dia bahkan terus tertawa di hadapan arsya, hanya untuk membuat malaikat kecil kamu tenang."
degg
hati putri terasa tertusuk ribuan pisau saat itu. dia tak menyangka bahwa kondisinya begitu menyakiti orang orang yang ada di sekitarnya. orang yang begitu dia cintai dan mencintainya.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
part ini agak panjang ya
maaf sekali lagi buat pembaca aku, kalau cerita aku rada membosankan dan kurang berkesan untuk kalian. aku berusaha semaksimal mungkin untuk setiap part yang aku tulis dan aku harap kalian menghargai apa yang aku tulis.
aku mungkin akan percepat ending story nya jika memang menurut kalian, story ini terlalu membosankan
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top