Bab 4_Trust 2 (21++)

Baru saja map biru itu di tutup, para pewarta sudah berebut uuntuk mengajukan pertanyaan.

"Silahkan..." kata Pak Han pada seorang pewarta media online terkemuka.

"Apakah keputusan ini di ambil karena Presdir Putri adalah istri dari Chanyeol yang merupakan member EXO sendiri?" tanya pewarta itu.

Pak Han kemudian menjawab, "kontrak yang di tandatangi bersama. Antara SM Entertainment, EXO, dan Grup Dhanoewinoto sudah di lakukan jauh sebelum mereka menjalin kedekatan. Seperti yang selama ini anda semua tahu. Dan tindakan kami ini, lebih untuk menjaga professionalitas kerja. Dimana kami mengabaikan urusan pribadi dari pihak terkait, selagi itu tidak bersinggungan dengan pelanggaran hukum."

"Apakah akan ada bagian khusus yang di potong atau di edit karena skandal ini?" tanya seorang pewarta lainnya.

"Tidak ada. Semuanya akan berjalan seperti biasanya," tegas Pak Han.

"Apakah ada intervensi pihak lain dalam pengambilan keputusan ini?" tanya yang lainnya lagi.

"Jika yang anda maksud adalah masukan dari para pihak terkait, memang ada banyak sekali masukan seperti yang kami sebutkan di awal. Tapi kembali lagi, jika sikap ini di ambil atas dasar professionalitas yang telah kami pertimbangkan secara matang untuk segala resikonya," tukas Pak Han ke sekian kalinya.

**

Telepon kantor di ruangan Putri terus saja berdering tanpa henti. Wanita itu sengaja mengabaikan telepon yang di yakini dari para pihak yang akan menentang keras keputusannya tersebut. Hingga salah satu assisten sekretarisnya masuk dan melaporkan, bahwa ada beberapa pemegang saham yang memprotes keputusannya. Karena itu membuat harga saham perusahaan merosot seketika.

Lalu setelah itu, tepat di dering ke 3 dari sebuah telpon yang kembali masuk. Putri akhirnya mengangkat telepon itu, yang tak lain dari sang kakak, Aditya.

"Kau baru mengangkat teleponku?" suara itu langsung terdengar, begitu dia menempelkannya ke telinga.

"Kalau kakak salah satu dari bagian mereka yang menentang keputusanku. Maka aku harus melakukan itu," ujar Putri.

"Mck! Kau itu gila ya. Aku tak ingin menentangmu. Hanya ingin bertanya, kenapa mereka meributkan pernikahan orang lain, seolah itu adalah sebuah bencana besar yang bisa menghancurkan seluruh dunia?" tanya Aditya dari ujung teleponnya.

Putri mengulas senyum tipisnya, "Tanyakan saja pada mereka. Aku hanya percaya pada hatiku, Kak. Setelah hasil pemotretan dan seluruhnya selesai. Aku yakin harga saham perusahaan kita akan meroket tajam. Lagipula, ini EXO! Apapun yang mereka lakukan meski hanya bernafas, pasti akan menjadi berita besar. Jadi aku tak ingin terpengaruh orang lain untuk kali ini," tegasnya.

"Ya... ya... lalu, bagaimana dengan suamimu? Apa dia baik – baik saja?" tanya Adit dengan nada khawatir.

"Uh... ku rasa dia justru sedang dalam kondisi yang amat sangat baik!"

"Hngg? Memangnya dia kenapa?" tanya Adit lagi.

"Tidak ada apa – apa. Hanya saja, semalam aku baru saja memberikan sentuhan menggairahkan yang penuh pesona hingga dia mabuk kepayang dan kenik--"

Tut tut tut!

Sambungan telepon itu terputus seketika. Dan tak lama, Putri melihat pesan singkat yang di kirim Adit masuk ke ponselnya.

Demi Tuhan Putri! Jangan bicara hal mesum denganku! Apa kau ingin memamerkan keperkasaan Chanyeol padaku?

Putri tak pelak tertawa membaca pesan itu. Dia yakin Adit akan segera menghubungi Chanyeol dan memberikan wejangan panjang agar bisa membuat istrinya sedikit waras hari ini.

**

Di tempat lain, tepatnya di dorm EXO, seluruh member dan manager EXO berkumpul. Lagi – lagi karena pengumuman yang akhirnya di berikan secara resmi dan langsung. Tak hanya melalui pengumuman di lama website.

Selesai mendengar pengumuman itu, semuanya memandang pada Chanyeol yang menatap layar televisi dengan sangat tenang.

"Kau... benar – benar tidak ikut andil dalam keputusan itu kan?" tanya salah satu manager kemudian.

Chanyeol menggeleng mantap. Dia kemudian menepuk pundak Jongdae. "Istriku sangat mempercayaimu Hyung. Lebih tepatnya mempercayai kita semua. Jadi sebaiknya kita melakukan yang terbaik agar tak mengecewakannya, kan?" kata Chanyeol yang menatap Jongdae dengan penuh makna.

Junmyeon yang melihat itu tersenyum. "Sampaikan padanya, kalau kami, termasuk dirimu tak akan mengecewakan kepercayaan yang Putri berikan."

"Untuk yang satu itu, aku sudah lakukan. Semalam..." kata Chanyeol yang nada suaranya berubah lirih saat mengatakan kata terakhirnya.

"Semalam? Kenapa kalimat itu keluar dari bibirmu dengan nada begitu?" tanya Jongin.

"Kau tak perlu tahu, dan kau juga tak akan mengerti. Jadi sebaiknya kau cukup mengiyakan ucapanku, Jong..." ujar Chanyeol.

Tepat setelahnya, seperti dugaan Putri sebelumnya, Aditya menelepon Chanyeol dan bersiap menyemburkan seluruh wejangan panas untuk adik iparnya itu.

**

---Flashback Kamar Chanpuu, Satu malam lalu---

Kamar yang kini hanya menyalakan dua lampu kecil di samping tempat tidur dan terlihat temaram itu, terus saja menggaungkan suara rintihan dan desahan tak tertahan dari masing – masing makhluk hidup yang berada di dalamnya.

Chanyeol benar – benar membuat Putri tenggelam dalam kenikmatan tak terhingga. Hingga tampilan cantik dan bersih yang sebelumnya terlihat dari wanita itu berubah menjadi tampilan yang sangat berantakan dan tak karuan.

Keringat mereka bercampur dan nafas mereka pun menyatu dengan suara angin malam yang berhembus cukup kencang malam itu.

"Kau selalu bisa membuatku gila, Sayang... Arrghh..." kata Chanyeol sambil menekan lebih dalam pada Putri.

Tangan Putri yang sebelumnya mengalung di leher Chanyeol, kini mulai mencari pegangan. Dia mengangkat tangannya ke atas dan memegang besi yang menjadi kepala ranjangnya. Memegang kuat besi itu dan membuka sedikit bibirnya sambil memejamkan mata.

Setelah Putri tahu Chanyeol sudah mencapai pelepasannya, wanita yang juga masih terengah engah itu mulai membuka matanya dan memandang Chanyeol sayu. Kemudian dia melepaskan pegangan tangannya dan menyentuh wajah Chanyeol yang berkeringat. Tangannya mengusap keringat itu, yang membuat Chanyeol akhirnya menciumi jari jemari istrinya tiap kali tangan itu menyentuh bibir Chanyeol.

"Tuhan sangat baik padaku. Dia memberikan ku seluruh dunia dan isinya dalam pelukanku sekarang..." kata Chanyeol lagi.

"Apa aku seberharga itu?" tanya Putri dengan nafas masih terengah.

"Sangat sayang..." ucap Chanyeol dan kembali mengecup bibir Putri. "Aku mencintaimu sayang... dulu, sekarang, besok, dan selamanya...."

**

Selesai dengan pergulatan panas mereka. Nyatanya kedua orang itu seperti punya banyak tenaga ekstra hingga masih bisa terjaga sampai di waktu ini.

Meskipun tubuh mereka masih polos dan hanya tertutupi selimut. Chanyeol kini sudah memegang laptopnya kembali ke pangkuannya. Dengan Putri yang masih memeluk erat dirinya dari samping.

"Sayaaangg..." rengek Putri saat dia tahu Chanyeol lebih fokus pada laptop di banding dirinya.

"Sebentar, aku harus mengirim email ini dulu. Setelah itu, aku milikmu seutuhnya. Oke?" tawar Chanyeol dan mengecup puncak kepala istrinya.

"Hmm... bukan itu yang aku mau..." kata putri.

"Lalu? Apa yang mau di katakan oleh istriku ini, hmm?" tanya Chanyeol.

"Tolong katakan pada Jongdae Oppa dan lainnya. Bahwa aku sangat mempercayai mereka. Jadi jangan khawatirkan apapun. Dan ini, juga berlaku untukmu..." tegas Putri yang memang tahu bahwa Chanyeol juga sangat mengkhawatirkan dirinya.

Mendengar ucapan Putri, Chanyeol menghentikan kegiatannya dan menatap mata Putri. "Tentu. Akan ku sampaikan nanti..." dan Chanyeol memberikan kecupan lagi di bibir Putri, "terima kasih sayang...."

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top