Bab 16_Laugh (!!)

"Duh, sayang!" suara Chanyeol membuat Putri menoleh seketika.

"Kenapa?" tanya Putri.

"Dagingnya belum empuk juga masa! Apa di presto aja ya?" kata Chanyeol dan bersiap mengambil panci tekanan panas dari dalam gudang dapur mereka.

"No! jangan sayang. Nanti rasanya beda, teksturnya juga beda tahu." Putri segera menghentikan Chanyeol dan mengambil daging itu dengan garpu.

Dia memeriksa kematangan daging itu, lalu mengambil beberapa buah sendok dan garpu dengan bahan steinless steel, lalu memasukkan semua sendok juga garpu itu ke dalam panci yang berisi rebusan daging sapinya. Lalu mengecilkan api di kompor.

"Udah, tunggu aja sejaman. Udah empuk kok nanti. Kalo di olah pakai bumbunya gampang, tinggal di masuk – masukin aja semua bahannya," tukas Putri.

"Tunggu! Kenapa itu sendok sama garpunya kamu masukin semua kesitu?" tanya Chanyeol.

"Biar empuk sayang. Itu resep rahasia dari Bunda," ujar Putri menjelaskan.

Chanyeol yang mendengarnya hanya mengangguk, sembari berpikir apa benar daging sapi premium itu akan empuk seperti yang mereka harapkan. Dia kemudian mendekati Putri lagi dan melihat sang istri yang masih sibuk mengolah sayuran untuk di tumis dengan berbagai bumbu khas Indonesia.

"Kenapa kita gak pesan aja sih? Kamu nanti capek loh, kalau masak ini semua sendirian. Aku juga bantuin cuma bisa sekedarnya aja..." kata Chanyeol.

"Rasanya beda sayang. Lagipula, aku ngundang mereka semua kesini juga, sekaligus mau menjamu mereka dengan berbagai masakan khas Indonesia. Sesuai sama impian aku selama ini," kata Putri.

"Hmm..." Chanyeol kini memeluk Putri dari belakang dan mengecup pipi istrinya hingga membuat Putri merasa geli.

"Nanti tangan kamu bisa kena kompor loh," kata Putri.

"Hmm... gak papa, kan kamu bisa obtain tangan aku nanti," ujarnya.

"Dasar! Awas aja ya, kalau nanti kamu ngerengek karena tangannya beneran kena kompor!" sergah Putri.

"Aku gak pernah ya begitu..." Chanyeol kemudian menggelitiki Putri, dan memaksa wanita itu sedikit menjauh dari kompor lalu membalikkan tubuhnya untuk balas menggelitik Chanyeol.

"Udah ah! Nanti gak selesai masakan aku! Mendingan kamu sana, bantuin aku nata meja makan aja. Sekalian panggilin Ahjumma kesini, aku mau minta tolong dia buat beresin rumah sebelum yang lain datang."

"Siap Tuan Putri! Laksanakan!" pekik Chanyeol dengan membuat gerakan hormat dan langsung berlalu dari hadapan Putri.

**

Saat Putri tengah sibuk menyiapkan masakan untuk makan malam nanti, Asha mendadak muncul dan mendekati Putri.

"Hai Eon... boleh aku bantu?" tanya Asha dengan senyum cantiknya.

"Oh hai! Udah istirahat kamu?" tanya Putri balik.

Asha mengangguk, "udah kok. Gaeun bahkan gak rewel sama sekali, kayaknya dia nyaman disini..." kata Asha.

"Hmm... bagus deh. Aku seneng kalau kalian nyaman disini," jawab Putri.

"Aku bisa bantuin apa Eon? Masa aku diem aja daritadi. Chanyeol Oppa aja repot banget tuh natain meja makan," pinta Asha.

"Uhm... apa ya, sebentar..." Putri kemudian melihat sekeliling dapur dan memikirkan apa yang kira – kira bisa di lakukan Asha. Sampai kemudian dia tahu apa yang harus di lakukan gadis itu, "kamu bisa buat es teh manis gak?" tanya Putri.

"Kayak... lemon tea ice gitu, Eon?" tanyanya lagi.

"Mirip! Tapi ini pakai jasmine tea aja, bisa kan?" tanya Putri lagi.

"Oke! Bisa kok!" tegas Asha senang.

"Ya udah, itu ada teko besar kan. Di isi teh aja yang di sana. Udah dingin kok, tinggal kasih gula sama siapin es batu. Kalau mau, kasih es batu sedikit juga di teh nya. Jadi lebih dingin nanti," jelas Putri.

"Oke oke. Aku paham." Asha pun bergerak sesuai instruksi dari Putri. Beberapa kali dia juga terlihat mencicipi rasa manis dari teh nya. Selain memberikannya pada Putri juga untuk di cicipi langsung.

Selesai membuat teh, Asha meletakkan teko itu ke dalam kulkas agar lebih dingin. Menyiapkan buah untuk pencuci mulut juga dan bahkan melihat ketika Putri memasak Rendang.

"Itu bumbunya apa Eon? Kayaknya banyak banget. Aku juga jarang lihat ada bumbu begitu di pasar atau supermarket Korea," tanya Asha.

"Oh... ini bumbu buat rendang. Memang beberapa di antara bumbu ini agak susah di temukan di Korea. Tapi ada kok yang jual, nanti cobain aja dulu rasanya. Kalau kamu suka dan mau buat sendiri, aku kasih resepnya," kata Putri.

"Iya Eon. Makasih ya..." tukas Asha. Dia kemudian diam sejenak sebelum kembali bersuara, "Eon... aku... minta maaf ya..." katanya.

Putri kini mengernyitkan kening, dia menoleh pada Asha yang sudah memasang wajah tersenyum.

"Kita ini ada di posisi yang sama Asha. Gak usah banyak sungkan sama aku, sampai kamu harus minta maaf. Kalau ini untuk projek kita waktu itu, aku gak marah sama kamu kok. Sebelum kamu, aku kan udah duluan merasakan hal begini..." pungkas wanita itu.

"Tapi Eon beda. Mereka kayaknya lebih menerima Eonni daripada aku," kata Asha.

Putri tersenyum, "Gak juga. Semua kana da waktunya, Sha. Percaya deh sama aku, mereka semua juga akan sayang sama kamu dan Gaeun. Persis seperti mereka sayang sama Jongdae dan member lainnya. Kamu hanya harus lebih kuat, buat suami dan anak kamu. Kalau kamu bisa membuktikan ke mereka semua, bahwa Jongdae hidup bahagia bareng kamu dan anak kalian. Mereka pasti akan lega, karena idola mereka udah menemukan sosok wanita yang bisa bahagiain idolanya."

Kata – kata Putri jelas langsung menyentuh hati Asha. Dia masih ingat jelas, saat awal pernikahan antara Chanyeol dan Putri. Dimana mereka juga menerima banyak penolakan, hingga beberapa fansite besar Chanyeol juga memilih mundur. Tapi saat Putri akhirnya justru kehilangan bayi pertama mereka. Tak seperti dugaan banyak pihak, di situlah titik balik semuanya. Karena pihak yang sebelumnya menentang pernikahan mereka, sedikit demi sedikit akhirnya kembali. Dan memberikan dukungan meski tak semuanya bisa kembali seperti semula.

"Pro Kontra itu wajar, Sha. Kita yang orang biasa aja, kalau melakukan sesuatu, gak semua orang bisa suka kan? Ada aja yang protes dan merasa tindakan kita salah. Apalagi mereka, yang statusnya sebagai milik publik juga. Kita harus sadar itu sejak awal, kalau suami kita... bukan hanya sepenuhnya milik kita aja. Tapi juga milik fansnya di luar sana..." ujar Putri.

Asha mengangguk. Dia menunduk kemudian meneteskan airmata. Perasaannya begitu lega. Putri memang sebaik ini. Hanya saja mereka belum mengenal terlalu jauh, hingga Asha berpikiran yang macam – macam tentang wanita yang kini berdiri di hadapannya ini.

"Jangan nangis. Seenggaknya jangan di depan Jongdae. Kalau kamu mau nangis, curhat atau apapun. Kamu bisa bilang sama aku, kapanpun... aku akan usahakan buat selalu ada. Kita harus saling menguatkan juga kan?" ucap Putri.

Putri kemudian memeluk Asha, yang di balas juga dengan pelukan tak kalah erat oleh istri Jongdae tersebut.

"Makasih banyak ya Eon..." tukas Asha.

**

Jongdae mengusap air matanya saat melihat Putri dan Asha berpelukan erat. Dia mendengar semua obrolan mereka.

"Heh Dae!" Chanyeol mendadak muncul.

"Ssstt!" Jongdae yang mendengar suara Chanyeol, langsung menyikut lelaki itu dan menyuruh Chanyeol untuk diam. Sambil menunjuk ke arah kedua istri mereka. "Makasih ya Yeol. Buat kamu sama istri kamu..." kata Jongdae.

Chanyeol tersenyum dan merangkul Jongdae, "Kayak sama siapa sih brother? Kita kan saudara, gak inget kamu?" katanya kemudian.

Putri mengetahui kalau suaminya ada disana. Dia hanya tersenyum dalam diam sambil memeluk Asha lebih erat.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top