Part 2

Bismillahirrahmanirrahim

..........


"Pagi Yeol.." sapa manager EXO yang kala itu berpapasan dengan Chanyeol di pintu masuk gedung SM.

"Pagi Hyung, mau kemana?" Tanya Chanyeol.

"Oh, ini.. mau ambil paket di bandara. Kiriman dari luar, kena tahan bea cukai. Biasalah..." Keluh manager itu dan Chanyeol mengangguk paham.

"Oh ya, ada kiriman tuh buat kamu. Gak tahu isinya apaan. Tapi tulisannya kado pernikahan." Ujar si manager.

"Kado pernikahan apaan? Kan aku nikah udah dari empat bulan yang lalu Hyung." Jelas Chanyeol.

"Iya tahu, tapi ya gak tahu juga. Mungkin salah satu undangan kamu yang belum bisa datang waktu pernikahan kalian. Jadi dia baru bisa kirim hadiahnya sekarang." Kata sang manager, "ambil aja dulu, di liat. Siapa tahu bagus kan?" Ucap lelaki itu lagi.

"Iya deh, dimana emangnya?"

"Tuh di meja resepsionis. Tadi In Ha minta aku untuk kasih tahu kamu kalau kita ketemu."

Chanyeol akhirnya mengangguk, bersalaman lagi dan membiarkan sang manager pergi sementara dia segera berjalan menuju meja resepsionis untuk melihat hadiahnya.

.................

"In Ha-ssi..." Panggil Chanyeol

"Oh, Chanyeol-ssi... Ini ada paket untukmu. Tulisannya kado pernikahan."

Chanyeol mengernyit sebentar sambil menatap kardus besar di hadapannya."kapan hadiahnya sampai?" Tanya Chanyeol

"Tadi pagi pagi sekali. Ada kurir yang mengantarkan ini, tapi aku gak tahu siapa pengirimnya karena kurir itu juga gak tahu siapa yang mengirimkan." Jelas In Ha.

"Oh... Ya udah, makasih ya. Aku bawa ke dalam dulu hadiahnya." In Ha mengangguk dan menyerahkan hadiah itu pada Chanyeol.

.................

"Apaan tuh?" Tanya Baekhyun yang melihat chnayel masuk ke dalam studio dengan sebuah kotak besar dengan pita di atasnya.

"Hadiah, untuk pernikahan ku." Jawab Chanyeol dan meletakkannya sembarangan.

"Haa?? Di waktu seperti ini? Bukannya udah terlambat banget buat kasih hadiah pernikahan setelah sekian bulan?" Tanya Baekhyun lagi. Jujur itu juga yang di pikirkan Chanyeol saat ini. Dia memang merasa sedikit aneh untuk menerima hadiah ini.

"Aku buang aja ya?" Tanya Chanyeol

"Ngawur! Belum tahu isinya udah mau dibuang aja. Kalau isinya barang yang bagus gimana?" tanya Baekhyun sekali lagi.

"Barang bagus? Hmmhhhh..." Chanyeol diam dan menghela nafas, "biarin deh. Aku mau ngurusin kerjaan dulu." Jawab chanyeol.

........................

Sementara di rumah, sebuah paket yang juga berukuran sama dan berbentuk sangat mirip di kirim. Dan langsung di terima oleh putri yang saat itu memang berada di rumah.

"Paket...!!" Ucap kurir itu dengan suara cukup lantang.

"Iya?"

"Ini rumah keluarga Park?" Tanya kurir itu.

"Iya.." jawab Putri sambil memperhatikan penampilan kurir itu dari atas sampai bawah yang menurutnya cukup menakutkan atau mencurigakan.

"Ada paket untuk nyonya Park Putri." Ucap kurir itu.

"Oh, itu saya..." Jawab putri lagi.

"Ini paketnya, tolong tanda tangan disini." Kurir itu kini menyerahkan paketnya dan menyodorkan ponsel untuk di tanda tangani oleh Putri.

.......................

--Sebuah tempat di Seoul--

--waktu yang hampir bersamaan--

"Apa paketnya sudah dikirimkan?" Tanya seseorang yang terlihat tidak asing.

"Sudah tuan, dua paket dengan penerima yang sama tapi dikirimkan ke tempat yang berbeda." Jawab lawan bicaranya.

"Lalu, apa sudah ada yang membuka isi paket itu setelah mereka paket itu?" Tanya sosok itu lagi.

"Belum bisa di pastikan, tapi tuan Park. Dia bahkan belum menyentuh paket itu sama sekali."

Sosok yang mendapat laporan itu kini menghela nafas dan menyunggingkan senyum tipis, "Tapi dia belum tahu kan. Apa isi paket itu?" Tanyanya.

"Tentu saja belum tuan..."

"Ya sudah, kalian boleh keluar.." perintah sosok itu dan akhirnya orang orang itu keluar dari sana.

Menyisakan Hyungsik yang termenung sendirian sambil menatap foto besar yang ada di hadapannya. Foto pernikahan Putri dan Chanyeol yang sengaja dia pasang di dalam kamar itu. Foto, yang menjadi siksaan berat untuknya. Karena melihat senyum gadis yang dia cintai bersanding bersama lelaki lain.

"Kau masih terobsesi pada wanita itu?" Tanya seseorang memecahkan kesunyian.

"Kau juga, masih terobsesi pada lelaki itu." Jawab Hyungsik dan menatap balik Ayumi yang kini masih menggunakan baju tahanan.

"Cih! Jadi itu alasanmu mengeluarkan aku dari sana dengan cara seperti ini. Dan juga kabur dari penjara?" Ayumi berdecih.

"Aku mau kita mengulang lagi apa yang sempat kita lakukan beberapa tahun yang lalu. Dan jangan sampai mengulang kesalahan yang sama." Ucap Hyungsik.

"Aku tidak mau, kau sudah pernah mengkhianati aku dan membuatku terlihat sangat buruk di hadapan Chanyeol. Kau pikir aku tidak ingat?" Ucap Ayumi.

"Jadi kau tidak mau bekerja sama denganku?" Tanya Hyungsik lagi, "tak apa kalau kau tak mau. Aku tinggal menekan nomor darurat 112 dan mengatakan bahwa tahanan dengan hukuman mati yang kabur, sekarang ada di sini. Dan meminta mereka datang untuk menangkapmu." Ancam Hyungsik yang segera membuat raut wajah Ayumi berubah.

"Kau memaksa dengan cara yang begitu buruk. Kau juga tidak akan bisa melakukan apapun tanpa bantuan ku kan?" Tanya Ayumi lagi.

"Itu sebabnya aku bilang, kalau kita harus bekerjasama dan mendapatkan apa yang kita inginkan. Aku... Dengan Putri. Dan kau... Dengan Chanyeol." Ucap Hyungsik, "begitu kan.. Ahn Yoon Mi-ssi?" Tanyanya.

"Jadi kamu pikir, kita bisa melakukan itu? Kalau begitu aku punya syarat." Ujar Ayumi.

"Apa syaratnya?"

"Jangan pernah menghalangi aku melakukan apapun pada perempuan itu. Termasuk, jika aku harus membunuhnya kalau dia menolak meninggalkan Chanyeol. Setidaknya, kamu juga bisa tenang karena perempuan yang kamu cintai, tidak di jamah oleh laki-laki lain." Ujar Ayumi.

Hyungsik mematung sebentar, "aturan itu juga akan berlaku padaku. Aku akan membunuh Chanyeol kalau dia tak mau melepaskan gadisku." Ucap Hyungsik. Dan hebatnya, Ayumi segera mengangguk setuju.

"Aku setuju..." Ucapnya.

.....................

One chapter done!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top