CHANGE ★★★★★★★

Chapter 7: Perubahan demi Perubahan Naruto

..
Bagi yang mengikuti Fic ini dari awal apakah kalian tahu Sarada punya kembar bernama Ken? Bahkan aq lupa sama dia hahahaha!! Mau revisi awal tapi sayang jadi dari chapter ini Ken akan hadir ya...

..

Selepas tahap perubahan Naruto yang wajahnya mirip Sasuke masih banyak lagi perubahan yang berlaku. Usianya kini sepuluh tahun ada empat perubahan lagi.

Rambut semakin dark blue, manik onyx semakin pekat, semakin mirip Uchiha, dan terakhir darah antara mereka akan 99% sama terutamanya darah Uchiha Sasuke.

Naruto tidak keberatan jika ia mirip Sasuke tetapi ia menyukai rambut sang ibu yang seindah bunga Sakura, manik emerald memukau, kulit sedikit kecoklatan. Ia, dan Sarada memang mirip Sasuke tetapi tidak dengan kembar Sarada yaitu Ken. Ken memiliki rambut dark blue sementara maniknya emerald, kulit putih seperti Sasuke.

"Ugh! Kapan Naru bisa bangun kakek?" tanya Naruto yang jenuh berbaring di ranjang.

Fugaku mengelus rambut Naruto, dan mengecup kening cucunya.

"Untuk saat ini Naru harus berbaring sangat tidak baik jika Naru bangun dalam keadaan ini." ujar Fugaku menatap perhatian kearah Naruto, Naruto menganggukkan kepalanya lalu memejamkan mata.

Fugaku dengan pelan berdiri lalu meninggalkan kamar cucunya.

..
..

"Kapan perubahan Naru selesai Nee-san, aku tidak sanggup melihatnya menderita." ujar Sakura yang saat ini sedang mengenggam erat tangan Sasuke.

"Masih ada empat Sakura, aku tidak menyangka eksperimen ini benar-benar bisa membahayakan kesehatan Naruto." Kyuubi pikir hanya ada dua perubahan tetapi ketika ia melihat Naruto masih ada empat yang belum selesai.

'Eksperimen sialan!' runtuknya.

"Saat ini jangan biarkan dia bersendirian usahakan agar ada yang menjaganya, jika ia terluka saat perubahan itu berlaku itu akan membahayakan nyawa Naruto! Mengerti!" ujar Kyuubi tegas sementara semua orang yang ada di sana menganggukkan kepala kompak termasuk para pelayan.

..
..

ARAGGHHHH!! SAKIT ARAGGHHH!!

lagi malam ini Naruto berteriak maknanya perubahan keempatnya berlaku, lagi, dan lagi akhirnya Naruto terdiam hingga Sakura berteriak karena melihat darah keluar dari mata, hidung, dan mulut Naruto. Bukan sedikit tapi banyak. Kyuubi dengan sigap menyuntikkan obat tidak lupa mengambil darah Naruto untuk memastikan apakah itu darah orang tua kandungnya atau Sasuke, dan Sakura.

"Dia akan baik-baik saja sekarang sudah selesai, dia menjadi milik Uchiha seutuhnya aku akan memeriksa darah ini jadi kalian harus menjaganya hingga sadar." Kyuubi menyekat keringatnya ketika ia dipelototi oleh Fugaku yang berada di sisi kanan ranjang Naruto.

"Kalian tidurlah aku, dan Sakura akan menjaganya. Sarada bawa Ken ke dalam kamar." semuanya mengangguk, dan meninggalkan kamar Naruto.

"Jika ia semenderita ini aku tidak akan membiarkannya menjadi Uchiha, aku ceroboh karena tidak menjaganya, maafkan aku Sasuke." Sakura menangis terisak-isak di dada bidang suaminya, Sasuke hanya bisa menenangkan Sakura dengan cara mengelus.

'Ah! Aku juga menyesal.' bisik hati Sasuke.

..
..

..
..

Sudah tiga hari berlalu Naruto masih betah memejamkan matanya. Seluruh keluarga Uchiha bergantian menjaganya hingga kedua adiknya turut serta dalam penjagaan.

Lain keluarga Uchiha lainnya Naruto. Ia masih betah memejamkan matanya karena ia bertemu dengan ibu kandung serta adiknya.

"Apa Naru masih ingin di sini? Lihatlah keluargamu menunggumu di sana." Naruko mengelus rambut dark blue pekat putrinya.

"Apa Kaa-chan kecewa karena Naru berubah?" tanya Naruto menatap manik biru ibunya.

Naruko menggelengkan kepala, ia hanya tersenyum.

"Apapun, dan siapapun dirimu, kau tetap putriku. Kaa-chan bersyukur kau keluar dari keluarga Namikaze." Naruko mengecup lama kening putrinya.

"Nee-chan maafkan Haru, jika bukan karena Haru Nee-chan pasti disayangi Tou-chan." Haruto adiknya mengenggam tangan Naruto.

"Naru akan kembali, selamat tinggal Kaa-chan, Haruto doakan Naru serta keluarga Naru, dan Haru aku sudah memaafkanmu, Naru akan berdoa untuk kalian selepas keluar dari sini." Naruko, dan Haruto tersenyum menghantar ke pemergian Naruto.

..
..

Naruto membuka pelan matanya, ia memejamkan matanya kembali. Cahaya yang masuk ke dalam kamarnya membuat matanya perih.

"Berapa lama aku tertidur?" ujar Naruto dengan suara pelan.

Manik onyx melirik ke samping, menelan ludah dengan susah payah. Tenggorokannya kering ia butuh air sekarang, Naruto berusaha mencapai gelas berisi air di sana tetapi tangannya hanya menyenggol gelas tersebut hingga menimbulkan bunyi pecah.

Derapan kaki terdengar, Naruto tahu itu pasti keluarganya. Ia menunggu hingga lah pintu kamarnya di dobrak, di jelaskan engsel pintu terlepas begitu saja perlakunya adalah sang kekek.

"NARUTO! OH CUCUKU!!" Fugaku tidak elitnya menangis sambil memeluk erat tubuh mungilnya.

"Kakek, sakit, Naru ingin minum, haus." Naruto bersusah payah kembali mengeluarkan suaranya.

"Ah! Maafkan Kakekmu, ini minum." Entah sejak kapan gelas berada di tangan Fugaku mungkin kakek Naruto itu berada di dapur ingin minum air lalu mendengar suara dari kamar Naruto.

Masuk akal juga ya teman-teman...

"Terimakasih kakek." Naruto tersenyum tipis, ia tidak bisa tersenyum lebar seperti dulu.

Wajah mirip Sasuke itu benar-benar butuh usaha untuk senyum, jika terlalu senyum akan sakit wajahnya.

"Istirahat lebih lama, Kakek akan mengabari para Uchiha." Naruto menganggukkan kepalanya lalu memejamkan mata.

"Saa.. Sekarang aku harus menghubungi mereka." Fugaku dengan semangat menghubungi para Uchiha.

..
..
..

TBc

Masih bersambung di chapter seterusnya jangan bosan menunggu author pemalas ini ya.. Maaf pendek...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top