⊹⊱ Semi Eita
W e l c o m e !
• ━━━━━━━━━
Terkadang di dalam sebuah pesawat kertas, terdapat sebuah pesan yang ikut terbang bersamanya.
━━━━━━━━━ •
Wa r n i n g !
↪ Manga spoiler : timeskip character.
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
S e m i
E i t a
Pesawat kertas
“Perasaan ku ikut terbang bersama pesawat kertas itu.”
↓
Dua jam lamanya [name] menunggu di sebuah cafe, menunggu kedatangan seseorang atau lebih tepatnya kekasihnya yaitu Semi Eita.
Bekerja sebagai seorang pegawai sipil dan musisi dari sebuah band terkemuka di Jepang. Jadwal yang padat bukan lagi sesuatu yang asing.
Tapi ini kali ini [name] dibuat kesal. Bagaimana tidak? Eita sendiri sudah mengatakan kalau hari ini jadwalnya tidak sibuk dan dapat datang bertemu secara tepat waktu.
Dan kenyataan pun berbicara hal yang sebenarnya, [name] dibuat menunggu saat ini.
Alunan musik cafe ini terdengar berbeda, apa ada seseorang yang memakai panggung cafe?
Nada-nada musik melintas di telinga [name], suara penyanyinya benar-benar ia kenali.
Dengan segera ia menoleh ke sumber suara yaitu panggung kecil milik cafe ini. Tebakannya benar, yang sedang bernyanyi adalah kekasihnya Eita.
Hanya reff saja yang dinyanyikan Eita, lalu dirinya berganti posisi duduk. "Ehm maaf mengganggu dan ku ucapkan terima kasih sekali lagi kepada pihak cafe ini yang sudah meminjamkan panggung ini."
Para pelayan cafe mengangguk, untuk apa mereka melewatkan kesempatan emas ini. Seorang musisi dari salah satu band terkenal datang ke cafe mereka bahkan meminta izin untuk meminjam panggung.
Bukankah ini dapat membuat orang-orang berdatangan ke cafe mereka? sangat menguntungkan bukan?
Kembali kepada Eita yang mulai bersiap untuk kembali bernyanyi. "Sebelumnya aku minta maaf kepada kekasihku yang sedang duduk diujung sana karena sudah datang terlambat."
Para pelanggan pun memperhatikan [name] sekilas, membuat darah mendesir merangkak naik di wajah [name].
"Ugh, memalukan," batin [name].
Eita tertawa kecil lalu kembali melanjutkan perkataannya. "Hari ini tepat menjadi satu tahun hubungan kita berjalan, terima kasih. Aku menyayangi mu."
Sorakan dan tepuk tangan pun terdengar, jelas sekali itu ditujukan untuk [name].
Eita pun bernyanyi membawakan sebuah lagu. Suaranya merdu mengisi setiap sisi cafe ini, para pelanggan merasa dimanjakan oleh suara yang sedang bernyanyi itu.
Mata [name] tak sedetik pun berpaling dari Eita, tersenyum tipis sambil menikmati lagu yang dibawakan oleh sang kekasih membuat rasa kesalnya tadi menghilang entah kemana.
"Yaaa, kejutannya tidak buruk."
Ya walaupun kejutannya sempat membuat [name] melupakan rasa kesalnya, tetap saja dirinya tidak bisa melupakan keterlambatan Eita ini.
Di dalam mobil [name] terdiam sambil menatap Eita, yang ditatap hanya diam karena merasa bersalah. Lagipula ini kesalahannya sendiri karena tidak mengecek waktu.
"Oke maaf aku salah karena sudah membuat mu menunggu...."
[Name] tetap pada posisinya.
"Maafkan aku ya?" ucap Eita memohon sekali lagi.
Oke, [name] tidak tahan menghadapi tingkah kekasihnya ini. "Ya tidak apa, kejutan dari mu bagus. Terima kasih."
Eita mengambil sesuatu dari saku jaket miliknya. "Bukan hanya itu."
[Name] dibuat kebingungan. "Maksudnya?"
Sebuah tempat kecil berbentuk hati dibuka oleh jari-jari Eita. "Mari serius kan hubungan kita."
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
Pesawat kertas
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
Hari yang di nantikan datang. Gaun pengantin putih yang indah, senyuman hangat dan ucapan selamat dari para tamu undangan melengkapi semuanya.
Pengucapan janji suci dilaksanakan dengan lancar, tawa bahagia dari [name] adalah buktinya.
Semi Eita kini berdiri berhadapan didepan [name], keduanya sempat bertatapan sedikit lama sebelum Eita mengucapkan selamat.
"Eita...," ucap [name].
Sebisa mungkin Eita menahan tatapan matanya agar tak berubah menjadi sendu. Ini hari yang bahagia untuk [name], tak boleh dikacaukan.
"Selamat atas pernikahan mu."
"Terima kasih Eita, terima kasih juga telah datang...."
Antara sedih dan bahagia, tidak diketahui lagi perasaan yang lebih dominan diantara mereka saat ini.
Saat Eita mengajak [name] untuk membuat hubungan mereka menjadi lebih serius, sebuah kabar datang dari bibir [name].
Mengucapkan fakta pahit kalau dirinya akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya, Eita sendiri hanya bisa menerima keputusan [name] dan merelakannya pergi.
Sebelum Eita pergi dari acara pernikahan tersebut, dirinya menyempatkan diri untuk menerbangkan sebuah pesawat kertas yang berisikan sebuah pesan.
Melihat hal itu, [name] berusaha meraih pesawat kertas tersebut yang untungnya berhasil.
Eita tersenyum tipis lalu benar-benar pergi meninggalkan acara tersebut. Meninggalkan semua hal yang ingin ia ucapkan melalui sebuah pesawat kertas.
Dear,
Name.
Ku ucapkan selamat atas pernikahan mu.
Ku harap kau bahagia bersamanya.
Terima kasih untuk segala kenangan indah yang kita lalui.
Aku bahagia dapat bertemu dengan mu.
Kini ku relakan kau bersamanya.
Jadilah seorang istri yang baik, oke?
Walaupun bukan untukku.
Tetaplah bersamanya hingga akhir.
Semoga kehidupan rumah tangga mu diberkahi kebahagiaan.
Dari,
Semi Eita.
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
E n d
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top