⊹⊱ Iizuna Tsukasa

W e l c o m e !

• ━━━━━━━━

Hey, apa kau menyukai hujan?

━━━━━━━━━ •









W a r n i n g !

Manga spoiler : character.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
I i z u n a
T s u k a s a

Hujan

“Karena hanya pada saat hujan kita berdua dapat bertemu.”

Derasnya hujan turun membasahi tanah yang ada dibumi. Tak melupakan angin yang lumayan kencang serta suhu yang lumayan dingin.

Dengan terburu-buru gadis itu mencari tempat untuk berteduh, pandangannya fokus kepada sebuah tempat kecil yang terlihat lumayan tua.

Saat kakinya berhenti melangkah di tempat berteduh tersebut, dirinya bertemu dengan seorang pria yang sekiranya seumuran dengannya.

Memberi sapaan agar terlihat sopan, tidak nyaman juga jika berteduh dalam keadaan canggung dengan seseorang.

"Permisi, aku juga izin numpang berteduh ya?" tanya [name].

Pria tersebut menoleh, lalu menjawab. "Iya silahkan, santai saja."

[Name] kemudian duduk di tempat yang tersedia, menaruh tas sekolah miliknya lalu memastikan buku-buku sekolahnya tidak ada yang kebasahan karena air hujan.

Terlihat pria itu tertarik dengan benda-benda yang dibawa oleh [name]. "Maaf, tapi benda apa yang kau bawa itu?"

[Name] terhenti sejenak, lalu memperlihatkan lebih jelas benda yang sedang dipegangnya. "Ah ini? ini handphone."

Mata pria itu berbinar, sepertinya ini adalah pertama kalinya ia melihat sebuah handphone. "Benda yang keren, benda itu tidak ada ditempat asal ku."

[Name] membulatkan matanya. "Ha? Serius? ini Tokyo loh, sekarang zaman modern loh?"

Pria tersebut menggangguk. "Serius."

[Name] sama sekali tak habis fikir. Zaman modern di sebuah negara maju, ada orang yang tidak pernah melihat sebuah handphone. Padahal [name] sendiri sudah menebak pria ini seumuran dengannya.

Tak ada lagi topik yang dibahas, keduanya sibuk memandang kearah hujan yang sama sekali tidak memiliki tanda-tanda akan berhenti.

Karena bosan dan penasaran, [name] pun bertanya kepada pria tersebut. "Maaf, tapi kita sama sekali belum berkenalan. Perkenalkan aku [name]."

"Benar juga, perkenalkan namaku Iizuna Tsukasa." Keduanya saling jabat tangan.

"Lalu, dari mana Iizuna-kun berasal?"

Sebenarnya [name] merasa pernyataan ini tidak sopan untuk ditanyakan begitu saja, tapi karena sudah sangat penasaran ia pun reflek menanyakannya.

Pria tersebut terkekeh. "Rahasia."

Ya, bukan sebuah jawaban yang diharapkan [name].

"Oh, sepertinya hujannya sudah reda. Kau tak pulang?" Iizuna tersenyum tipis.

[Name] melirik sekilas kearah luar dan ya benar hujannya sudah berhenti. [Name] langsung mengambil tas miliknya lalu pamit untuk pulang.

"Terima kasih sudah mengajakku mengobrol, sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

Sebenarnya ada yang aneh, baru beberapa langkah [name] dari tempat berteduh tadi tapi saat berbalik Iizuna sudah tidak berada disana.

"Apa dia berlari ya?"

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
H u j a n
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰


Besoknya, hujan kembali turun pada jam yang sama.

[Name] kembali berteduh ditempat yang kemarin dan kembali bertemu dengan Iizuna.

"Wah kita bertemu lagi," ucap Iizuna.

[Name] melihati Iizuna dari atas sampai bawah, lalu melihati area sekitar sebelum kembali melihati Iizuna. "Kau tinggal tak jauh dari sini ya sepertinya?"

"Sudah ku bilang itu rahasia, oh hey hujan hari ini tidak lama seperti kemarin."

Ucapan Iizuna barusan reflek membuat [name] melihat keluar. "Hujannya mereda...kau ini peramal ya?"

Iizuna tertawa kecil. "Sayang sekali bukan. Pulanglah sebelum hujan turun lagi."

Entah kenapa [name] menurutinya, padahal ia masih punya banyak waktu untuk tetap diam dan mengobrol sedikit lebih lama dengan Iizuna.

Besok dan beberapa bulan kemudian, hujan terkadang turun pada jam yang sama yaitu pukul 4 sore dimana [name] pulang dari sekolah. Meskipun harinya berjarak.

Selalu berteduh ditempat yang sama dan bertemu dengan orang yang sama, siapa lagi kalau bukan Iizuna.

"Oke ini aneh, kenapa kau selalu menggunakan baju putih?" [Name] menaikkan salah satu alisnya.

Iizuna berpikir untuk sesaat. "Nyaman saja?"

"Oh ayolah, selama ini jawaban dari mu benar-benar menyebalkan."

"Maaf untuk itu. Daripada itu, sebentar lagi musim panas akan tiba ya?"

"Akhirnya libur musim panas, Iizuna-kun sudah punya rencana untuk libur musim panas ini?"

"Sepertinya?"

"Heeee, apa? mau habiskan liburan bersamaku? aku bisa datang berkunjung ke rumah mu kapan-kapan." Tujuan utama [name] menanyakan ini adalah untuk mengetahui alamat rumah Iizuna yang selama ini tidak pernah diungkap oleh Iizuna sendiri.

"Tidak mau, aku akan hibernasi," jawab Iizuna yang lagi-lagi tidak sesuai harapan [name].

[Name] cemberut. "Haaa menyebalkan."

"Hujannya reda tuh, kau tak pulang?"

"Kau aneh, kenapa tebakan mu selalu benar?"

Iizuna menaik turunkan kedua bahunya. "Hanya menebak."

Keesokan harinya, di tempat yang sama dan dijam yang sama. [Name] kembali melindungi diri dari hujan bersama Iizuna.

Iizuna menghela napas berat. "Sepertinya ini adalah hujan terakhir sebelum musim panas benar-benar tiba."

[Name] tersenyum penuh kegembiraan. "Akhirnya libur musim panas!"

Melihat [name] yang merasa senang dapat membuat beban yang dirasakan Iizuna sedikit berkurang. Iizuna ikut tersenyum melihat [name].

"[Name]," panggil Iizuna.

"Iya?"

"Sampai jumpa lagi."

"Heee kenapa sih? seperti akan berpisah untuk waktu yang lama saja. Ayo berikan aku alamatmu, saat musim panas aku akan datang berkunjung."

"Tidak akan."

"Menyebalkan."

Setelah itu tak ada lagi percakapan diantara mereka, bahkan keduanya tak lagi bertemu sampai musim panas resmi tiba.

Pemikiran aneh mulai bermunculan di fikiran [name].

Baju putih.

Musim hujan.

Selamat tinggal.

Sampai [name] sadari bahwa ternyata selama ini yang menemaninya ditempat berteduh itu adalah seorang peri hujan yang sedang bertugas menurunkan hujan.

"Sial, bahkan aku tidak sempat mengucapkan sampai jumpa lagi...."





⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

E n d

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top