06
"(Fullname)-san, maafkan aku yang telat memberitahumu."
"Kau siapa?!" Kamu mengamati sekelilingmu, tetapi tidak mendapati seorang pun berada di kamarmu. Kamu bergidik membayangkan itu adalah hantu.
"Aku lah yang membawamu ke dunia ini."
"Jadi itu kau?! Apa maksudmu membawaku kesini? Ke tempat pria yang paling kubenci!" Kamu masih mengamati sekelilingmu, siapa tahu ulah iseng seseorang.
"Hahaha, benci? Kurasa benci sama artinya dengan cinta. Bukankah semenjak kau datang kesini, perasaan benci itu berubah?"
"Gak! Aku membencinya!" Kamu membantahnya dengan cepat.
"Kalau begitu mau bertaruh?"
Kamu sedikit menegang. Suasana mulai terlihat serius. "Bertaruh ... apa?"
Sosok itu terdiam. Kamu berdebar karena kesunyian ini. Sekitar lima menit, sosok itu kembali berbicara.
"Sampai 22 hari lagi dan kamu masih membencinya, aku bisa mewujudkan satu permintaanmu."
"Sungguh?"
"Sungguh!"
Kamu menyunggingkan senyum menantang. "Aku terima!"
Sosok itu tertawa dan tidak terdengar suaranya lagi.
.
.
.
.
.
Katsuki menyantap sarapannya dengan santai, hingga terdengar suara pecahan kaca dari arah dapur. Ia segera menghampiri siapa pelaku dibaliknya.
Ditemukanlah dirimu sebagai tersangka utamanya. Kamu menatapnya dengan wajah pucat. Ada pecahan beling yang menancap di telapak kakimu.
Kekhawatiran Katsuki sangat jelas ditunjukkan oleh raut muka pemarahnya itu. Dia melihat beling tertancap di kakimu.
Katsuki mendekatimu dan membopongmu ke sofa. Kamu heran dengan tingkah sok baiknya ini, tapi kamu juga tidak memberontak seperti biasa.
"Aku ambil obat dulu." Katsuki berlari ke arah tangga. Dia menuju kamarnya.
Kamu tidak mengerti. Kenapa Katsuki bertindak selembut ini. Kamu sedikit meragukan kesehatannya—siapa tahu dia sakit hingga bisa bersikap sebaik ini.
Katsuki kembali dengan kotak P3K di tangannya. Dia memegang kakimu dan melihat beling itu. "Mungkin akan sedikit sakit, bertahanlah."
Katsuki perlahan-lahan mengeluarkan beling itu. Kamu meringis karenanya.
"Jangan nangis, cengeng!"
Kamu menatapnya kesal. Katsuki kembali melanjutkan kegiatan mengeluarkan serpihan beling itu.
Kamu menatapnya. Dia terlihat begitu serius. Kamu jadi merasa bersalah jika tidak mengucapkannya. Kamu dengan kaku memalingkan wajah.
"Makasih."
Katsuki tersenyum tipis.
"Jadi orang jangan ceroboh napa!"
Kamu menyesal sedetik kemudian.
.
.
.
.
.
.
.
.
Author : ngomong "sama-sama" kayaknya susah banget 🙂
Katsuki : berisik!
Author : Dasar tsundere👀
Katsuki : GUA GAK TSUNDERE!
*jduar jduar
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top