3
Setelah sekian lama berjalan akhirnya kau sampai juga di depan kantor BP. Tentu saja sesuai dugaanmu, sang guru BP sedang duduk manis di depan mejanya seolah sedang menunggu seseorang.
Tapi toh memangnya kau akan masuk ke ruang BP? Kau kesini juga hanya ikut-ikutan Ritsu dan Mao saja.
"Eh, sebentar, berarti aku bisa bertemu secara langsung dengan Nazuna dong?!" [name] bergumam kegirangan menyadari hal tersebut. Kelihatannya menyapa Oshi kesayangannya sudah bukan mimpi lagi, ini nyata cuy, bukan 2D lagi.
"Anu, kamu disuruh masuk juga..." Mao berucap dan seketika Guntur menyerang imajinasi [name] yang berbunga-bunga.
.
.
"[fullname]-san bukan?" [name] membelalakkan matanya ketika si guru berkacamata mengucapkan namanya dengan benar tanpa salah sedikit pun.
"Eh, iya benar, kok bapak bisa tau?" Tanya [name] terheran-heran.
"Ya sudah jelas saya tahu. Dokumen kepindahan kamu kan masuk ke data sekolah." Tanda Tanya besar muncul di benak [name], 'settingnya lumayan deh, tapi kenapa plot murid pindahan.'
"Kamu seharusnya bilang-bilang dulu kalau mau datang buat lihat-lihat dulu, soalnya kalau ada kejadian seperti ini lagi dan kedengaran ke luar sekolah, saya yang repot." [name] hanya bisa manggut-manggut mengiyakan ucapan si guru—lebih karena tidak mau repot sih.
Ceramah masih berlangsung sampai setengah jam kemudian, dan di saat setengah jam itulah [name] baru menyadari bahwa yang daritadi diceramahi malah dirinya bukan Ritsu yang awalnya dipanggil. Nasib memang, dirimu apes di dunia ini.
"Baiklah, kalian boleh kembali ke kelas." Dengan malasnya, Ritsu beranjak pergi sambil menguap sementara [name] terdiam di kursi seperti memikirkan sesuatu.
"Ada masalah?" Kunugi bertanya yang [name] balas dengan gelengan.
"Eh, anu, saya harus menunggu di mana ya?" Mengingat bahwa dirinya masih belum berstatus siswa resmi—walau dia disini sudah memakai seragam Yumenosaki sih, tentu ia harus berhati-hati akan perhatian aneh yang mungkin diberikan oleh siswa lain.
Tapi kalau Nazuna nggak masalah sih.
Sang guru berpikir sejenak sebelum membuka mulutnya, "Kamu boleh berkeliling sebentar, tapi tolong jangan sampai bikin keributan di dalam sekolah. Kalau kamu mau, ruang audio visual dan ruang musik sedang tidak terpakai hari ini, jadi kamu boleh berdiam disana sampai jam pulang. Atau kalau mau ke perpustakaan juga boleh." [name] tersenyum dan mengucapkan terima kasih dengan pelan, kakimu beranjak menuju pintu keluar.
"Kira-kira enaknya kemana ya..."
.
.
.
A/N: maaf jalannya tiga tahun 🙏🏻🙏🏻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top