7
Waktu setelah selesai ujian terasa begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku bersama Anzu tapi kenyataannya itu sudah empat hari lalu.
Berbeda dengan hari-hari itu di mana aku berhadapan secara langsung dengan ujian, kali ini aku akan menghadapi jobdesc sie konsumroh. Untuk konteks, sebelum UAS dimulai aku ikut ke kepanitian sebuah lomba, lebih tepatnya lagi ke sie konsumroh alias konsumsi dan rohani.
Sayangnya aku masih calon anggota yang belum fix akan berperan ketika acara lombanya dimulai. Meski begitu aku harus bekerja keras agar dapat mendapat poin lebih dah terpilih.
Untuk itu aku perlu menjual PO basreng original, basreng pedas, baso aci, dan usus ayam. Cukup merepotkan. Terlebih lagi minimal menjual 5 barang. Apa boleh buat. Aku akan menyelesaikannya nanti.
Reza : Gas ikut HMS?
HMS sendiri singkatan dari Himpunan Mahasiswa Sipil, sesuai namanya ini organisasi untuk anak sipil. Mereka sedang membuka untuk calon fungsionaris.
Fikri : Yakin? Mau divisi apa emangnya?
Ada beberapa divisi yang bisa dipilih. Aku sudah melihatnya sebelumnya, bahkan memilih beberapa kandidat untuk kupilih sebagai jalan ninjaku.
Divisi pengabdian masyarakat dengan tugas untuk mengabdikan diri tentunya. Contohnya membersihkan ruangan HMS, pembersihan tempat secara sukarela, dan lain sebagainya yang mengabdikan diri. Itu yang aku tangkap dari penjelasan ketika ospek.
Sementara divisi lainnya yang akan kupilih, ialah divisi olahraga. Intinya olahraga. Aku bisa beberapa jenis olahraga walau tidak sampai tingkat ahli. Meski begitu banyak olahraga lain yang tidak aku kuasai.
Yah kedua itu calon divisi yang akan kupilih.
Reza : Kalau aku sepertinya ke oengabdian masyarakat.
Fikri : Sama sih. Lagi satunya? Aku olahraga.
Reza : Kayaknya kerohanian aja, keliatan gampang.
Apa boleh buat kalau dia memilih itu. Sebelumnya dia sudah pernah menjadi anggota kerohanian ketika ada acara jadi wajar saja dia memilih itu.
Singkat cerita aku memilih bagian pengabdian masyarakat dan olahraga. Kurasa ini bukan pilihan yang buruk.
Ah sebelum itu aku harus bersiap untuk besok. Aku harus pergi ke kampus meski sedang libur. Alasannya simpel, aku perlu ikut rapat teknis sebagai calon anggota sebuah kompetisi.
Sigh. Rasanya sangat malas tapi apa boleh buat. Sebelum itu aku harus bisa menyelesaikan kerjaan yang diberikan sebelumnya. Seluruh anggota sie perlu mengikuti media partner yang diajak bekerja sama dalam acara ini.
Aku langsung saja mengerjakan tugas itu meski perlu memberikan bukti mem-follow atau meng-like postingan mereka di Instagram. Rasanya seperti dijadikan jasa tambah followers gratis.
Anzu : Ujiannya udah selesai kan? Mau mabar?
Fikri : PUBG? Aku lagi pengen main Valo
Anzu : Ya udah kalo gitu main sendiri aja. Aku mau main PUBG.
Fikri : Dih ngambekan. Nanti aku login.
Anzu : Gitu dong dari tadi.
Yah tidak masalah kakau sesekali menghabiskan waktu untuk bermain. Setidaknya aku bisa menikmati waktu sebelum badai rapat teknis besok.
Tentu saja kalau bermain game, pikiran akan menjadi rileks dan lebih tenang bukan? Lagipula tujuan dari game adalah sebagai sebuah sarana hiburan kepada umat manusia. Tidak mungkin game yang awalnya senagai hiburan menjadi alat pembawa emosi antara dua individu atau lebih.
Itu adalah diriku yang menjadi sarkas karena baru saja diblok oleh Anzu karena permainanku yang ampas.
Aku hanya mencoba bermain dengan santai tapi aku justru menjadi beban baginya. Tanganku sudah berkarat, berapa lama aku tidak bermain PUBG sampai menjadi seburuk ini? Seharusnya tidak begitu lama, atau memang aku yang aslinya tidak berbakat di bidang game FPS?
Apa boleh buat karena ini semua sudah terjadi. Aku akan meminta maaf pada Anzu besok, semoga shift kerjanya ada di pagi hari.
Baiklah, sekarang sudah malam dan saatnya bagiku untuk tidur lalu bersiap menyambut hari esok.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top