3

Aku tidak tau bagaimana dengan kalian tapi menurutku belajar setengah jam itu tidak membuat nilai kalian bagus. Itu hanya akan memaksa kalian agar kebingungan sepanjang waktu mengerjakan ujian dan berharap teman kalian memberi contekan.

Sudah jelas itu bukan hal yang baik untuk dilakukan dan jelas aku bukan orang yang baik. Sayangnya bukan berarti aku yakin mendapat nilai besar. Seandainya nilaiku di atas 50 saja aku akan bersyukur.

Materi yang dimasukkan ke dalam soal ujian bukan materi yang aku kuasai. Lebih tepat kalau kubilang tidak ada materi yang aku kuasai. Aku cenderung adil terhadap mata kuliah yang kujalani jadi apa boleh buat. Kalau ada yang tidak aku mengerti maka begitu juga yang lainnya.

Sialnya setelah ujian hanya jeda 10 menit sebelum ujian berikutnya dilakukan. Hanya saja berbeda dengan sebelumnya, sekarang aku sudah siap menghadapi ujian. Dalam waktu 100 menit berikutnya aku akan membantai ujian gamtek.

"Gimana tugas gamteknya?" tanya Reza yang duduk di sebelahku.

"Aman," jawabku dengan santai. "Lumayanlah gara-gara gamtek aku jadi tidur dua jam kurang."

"Dari denah sih itu. Terus ini nanti kalau ujiannya disuruh selesai dalam 2 jam aja gila sih."

"Asli. Aku masih ngantuk parah sekarang."

Tepat setelah aku bergumam seperti itu, dosen kami mengirimkan chat tentang ujiannya. Aku hanya bisa tertawa kecil membacanya.

"Jadi kita bisa buat ujiannya seharian? Langsung pulang aja abis absen." Mau bagaimana lagi, dosennya berhalangan hadir dan ujiannya dikumpul di google drive.

"Mungkin. Yah tapi bisa aja dia tiba-tiba dateng ke kelas sih."

Pada akhirnya setelah mengkonfirmasi kedatangan dosen gamtek kami, dia akan datang. Hanya saja dia akan telat, kami diberi waktu sampai malam untuk mengumpulkan tugas. Bukan berarti kami bisa bersantai, dia akan datang untuk mengecek pengerjaan ujian kami.

Aku beristirahat sebentar sambil memikirkan denah rumah dua lantai yang perlu kubangun untuk ujian ini. Bentuknya sendiri dibebaskan hanya saja ukuran luas bangunan berbeda-beda. Aku berniat membuat rumah berbentuk kotak walau terlihat kurang tapi simpel. Selain itu aku lulusan minecraft jadi kotak itu bagus.

Tidak perlu waktu lama untuk membangun kolom dan dinding. Hanya saja, aku perlu menambahkan pintu dan jendela. Bagian memasang kedua hal itu membuatku memakan waktu cukup lama. Selain itu aku juga perlu membuat fondasi karena itu masuk ke penilaian.

Tepat setelah aku membangun fondasi, dosenku datang. Aku baru saja bersantai setelah sekian lama mengerjakan ujian ini. Kenapa dia datang di saat aku bersantai?

Aku melihat ke laptop Reza, dia sudah membangun lantai dua dan akan menambahkan atap rumahnya. Bagaimana dia bisa begitu cepat? Selain itu rumahnya terlihat artistik berbeda denganku yang bahkan belum jadi setengahnya.

Dari sini aku belajar kalau belajar secara konsisten itu penting. Reza sepertinya sudah mengalami kesalahan dan terus memperbaiki dirinya. Berbeda denganku yang terus menunda dan membuat kesalahan tanpa diperbaiki. Lebih parahnya lagi belajar ketika H-1 ujian tanpa tidur.

"Nanti absen pertama maju ya, bapak mau liat udah sampai mana pengerjaannya."

Alamak. Aku absen keenam.

Dengan kekuatan deadliners aku mengerjakan secepat mungkin dengan tenang.

Aku merancang lantai dua dan membuat balkon serta memasang pintu dan jendela sesuai rancangan di otakku. Untungnya membuat atap tidak terlalu sulit karena sudah ada plugin yang kupasang. Sekarang hanya perlu menambah sisi estetik dari rumah amatiran ini.

Setidaknya aku berhasil menyelesaikan denah, tampak dari segala arah, dan fondasi yang diperlukan untuk penilaian ujian ini. Bagian dalamnya masih kosong tanpa furnitur sama sekali.

"Oke, sudah cukup bagus. Ketinggian tanahnya dibenarkan ya, bagian teras sama kamar mandinya. Ini terasnya masih belum tepat, harusnya kan lebih rendah daripada bangunannya."

"Baik, pak," jawabku dengan singkat.

Akhirnya aku hanya perlu sat set sat set tambah estetikanya sedikit dan jadi.

Ah dikumpulnya masih lama, nanti malam saja aku menyelesaikan ujian ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top