Challenge Day 1
Challenge Day 1 - [Accepted]
Mystic Messenger Drabble Bahasa Indonesia
The Sun
Story © Dark_Reason
Disclaimers © Cheritz
Pair : Jumin Han x [Name]
Genre : Mini Action and bit Crime [Failed, maybe.]
Sinopsis : [Name] adalah seorang gadis yang mencoba mencuri pertama kalinya. Ia melarikan diri dari pemilik rumah yang menolong dirinya bernama Jumin Han. Namun, ia menyadari bahwa Jumin ialah matahari, sang penolong hidupnya. Kejadian apakah yang merubahnya?
Didedikasikan for HarukaNatsu
.
.
.
.
.
Happy Reading!
.
.
.
BRAK!
Pintu ruang baca terbuka lebar tanpa permisi membuat tuan rumah menoleh cepat, menampilkan ekspresi datar seraya melipat kedua tangannya di dada. Ia menunggu perkataan dia dengan memberikan isyarat lambaian tangan singkat untuk segera berbicara.
Orang itu mengangguk dan berkata cepat. "T-Tuan! [Name] tidak ingin makan sama sekali! Dia menjadi demam kali i-ini." ujar salah satu penjaga cepat setelah mengecek kondisi seorang asing tergeletak lemas di gerbang rumah selama sejam yang lalu.
Tuan yang dimaksud adalah Jumin Han, orang yang disegani oleh masyarakat sekitar karena menjadi pahlawan pemberantas kriminal yang merajalela di kota. Nama kota itu adalah Caselia Gray, kota kecil yang berada di ujung negara Inggris. Kota yang cukup makmur tetapi memiliki kriminalitas tinggi membuat warga kota gelisah.
Jumin menutup buku yang ia baca dan menaruhnya di atas meja kayu sederhana. Melangkah tenang keluar ruangan, ia menuju kamar [name]. Membuka akses pintu itu, Jumin tidak menemukan sosok [name] di sana. Bahkan, kamar tamu yang seharusnya rapi menyapa indera penglihatannya namun keadaan kamar sangat berantakan.
Mencium sesuatu yang aneh, ia segera masuk menuju kamar tamu itu dan menoleh ke arah jendela yang terbuka lebar. Kain yang menjadi pembungkus jendela pun lenyap seperti ada orang yang mengambilnya.
Lelaki itu menatap keluar rumah, tepatnya halaman rumahnya yang kecil. Ia melihat sinis pada sosok gelap yang menjauhi rumahnya dengan cepat. Menghela napas perlahan, ia menyadari dirinya harus turun tangan.
Tak lama berpikir, Jumin segera melompat jendela dan menapaki rumput hijau. Jumin berlari mengejar sosok itu dengan cepat. Jangan meremehkan kecepatan yang ia miliki karena julukan pahlawan yang disandangnya bukan isapan jempol.
Sedangkan [name] sendiri sedang melangkah cepat seraya memegang kain kuning erat. Kain tersebut adalah kain sutra yang dirajut halus nan langka oleh pemilik rumah. [Name] hanyalah anak yatim piatu yang diusir dari panti asuhan kemarin. Tanpa uang dan makanan, ia terlalu kelaparan. Ketika dirinya bersandar lemas di gerbang rumah orang yang tak dikenalnya satu jam yang lalu, ia dibawa masuk oleh penjaga di sana karena melihat kondisinya memprihatinkan.
[Name] disuguhi makanan enak dan pakaian hangat. Namun, ia bukan orang yang menerima begitu saja walaupun maksud tuan rumah itu baik. Menatap jenuh ke arah jendela, ia menemukan sesuatu yang membuatnya tertarik. Setelah penjaga itu pergi, [name] segera bangun dan mencabut kain itu dari tempatnya. Entah kekuatan darimana muncul, ia melewati jendela dan berlari menuju gerbang tanpa penjagaan sama sekali.
Hari sudah terlalu larut malam membuat dirinya menggigil tak tahan. Tanpa aba-aba, tubuhnya dipeluk oleh seseorang di belakangnya. Manik [name] terbelalak terkejut menyadari dirinya tertangkap.
"Halo, pencuri kecil. Mengapa kamu mengambil sesuatu yang seharusnya bukan milikmu?" Suara berat milik Jumin menggema di telinga [name].
Tentu saja ia mengetahui pamor orang di belakangnya begitu pesat. Tetapi, [name] bukanlah mudah menyerah. Walaupun ini pertama kalinya mencuri, ia tak akan membiarkan orang di belakangnya menangkapnya tanpa perlawanan.
Menginjak kaki lelaki itu keras, Jumin refleks melonggarkan pelukannya, membuat [name] tidak membuang waktu untuk melepaskan diri. Ia melanjutkan pelariannya keluar gerbang. [Name] harus kabur dari Jumin.
Jumin menghela napas pendek mengetahui dirinya lengah kali ini. Ia mengabaikan rasa nyeri di kakinya. Lelaki itu kembali mengejar [name] dengan langkah lebar. Menoleh ke kanan dan kiri, ia menemukan sosok yang dikejarnya menuju jalan raya.
Aksi saling kejar-mengejar pun dimulai. [Name] lebih mengeratkan kain yang ia pegang agar tak terjatuh. Kaki mungilnya ia paksa lebih berjalan lebih cepat. Cuaca kali ini pun tak mendukung sama sekali. Menengok ke belakang sebentar, jarak antara mereka berdua menipis.
[Name] memasang wajah horor seketika. Ia menendang tong sampah di tepi jalan agar menghambat dia. Namun Jumin tidak terganggu akan hal itu. Ekspresi yang dikeluarkan pun masih datar tembok. Sesaat ia memikirkan jalan keluar, tubuhnya menabrak sesuatu yang keras dan ia pun terpental jatuh.
"Wah, gadis yang manis. Ingin bermain denganku, sayang?" ujar pemuda gemuk memegang botol cokelat berbalik memandang [name] nafsu. Aroma menyengat keluar dari hidung dan mulut dari dia membuat [name] mendengus jijik.
Sebelum ia bangkit, pemuda gemuk itu memegang dagu [name] tanpa kesusahan sama sekali. Tubuh gadis itu bergemetar takut melihat tatapan orang jahat di depannya ini. Ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena rasa takut menghantuinya.
SREK!
Tiba-tiba pemuda gemuk itu tertarik ke belakang. Pelaku penarikan adalah Jumin Han, orang yang tanpa lelah mengejar [name] .
BUGH!
Jumin memukul tengkuk leher pemuda itu cepat dan langsung ambruk di aspal jalanan. Botol yang dipegangnya pun menggelinding menjauhi mereka. [Name] masih terdiam membisu untuk memproses kejadian di depannya. Kain kuning yang ia ambil, dibiarkan tergeletak begitu saja.
Lelaki itu menatap [name] dingin. "Apa kamu baik-baik saja? Aku sudah mengatakan agar dirimu untuk beristirahat tetapi kamu melarikan diri dengan barang bukan milikmu. Kejahatan sudah menyebar setiap sudut kota ini, Nona. Jangan mengambil tindakan gegabah dan ceroboh seperti tadi. Ambillah kain itu dan kuharap hidupmu lebih baik." Setelah mengatakan itu, Jumin melewati [name] untuk pulang ke rumah.
[Name] yang mendengar perkataan Jumin menusuk dan tepat sasaran, membuat hatinya teriris sakit. Ia tidak menyangka bahwa Jumin tidak membawanya ke kantor polisi. Sesaat ia menoleh melihat lelaki itu, ia merasakan sebersit cahaya dalam tubuh Jumin. Aura yang dia keluarkan pun begitu hangat.
Sang gadis ingin mengejar Jumin, tetapi ia merasa sangat tidak pantas. Meremas kain yang menjadi bahan pencuriannya, ia telah memutuskan tekad. Tekad untuk merubah diri dan membuat hidupnya lebih baik mulai sekarang. Dia adalah inspirasi dan cahaya baginya. Ia akan memantaskan diri sampai dirinya bisa membalas kebaikan Jumin.
'Pasti.' Batin [Name] berjanji dalam hati.
.
.
.
.
.
End
.
.
A/N :
*colek HarukaNatsu*
Maafkan atas keterlambatan saya membuat drabble ini apalagi melewati batas kata huhuhu T_T Seharusnya bisa lebih cepat tetapi ini juga kesalahan saya sih :"")) Maafkan saya, Miu-san! Saya berharap challenge ini akan terus berlanjut sampai akhir bulan Ramadhan bersama Miu-san. Semangat ya! Aaamiiin ^^ Sampai jumpa part challenge selanjutnya.
.
.
.
[Challenge Day 1 - Done]
.
Cheer~
Dark_Reason
28/05/2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top