4
Perang semakin memanas. Semua tenaga dikerahkan. Ledakan dan lesatan anak panah ada di mana-mana. Kepulan asap dari pistol Factionless menyelimuti hutan. Treeant yang juga ikut beraksi menembakkan racun-racun dalam tubuhnya kepada lawan. Helikopter banyak berjatuhan karena dilempari racun oleh burung-burung Fraksi Amity, juga para kaum adam dengan pedang-pedangnya yang tak pernah gentar. Sedangkan kaum hawa hanya mampu menyerang dari kejauhan, mereka menggunakan sihirnya. Peperangan ini tentunya menyebabkan kematian satu persatu pasukan sekutu dan lawan.
Putri Valena pun memainkan serulingnya. Sesuatu yang indah mulai keluar dari persembunyiannya. Kunang-kunang dan kelompok bunga bernama Florest. Jumlah kunang-kunang itu sangat banyak dan berkelompok. Mereka lantas berterbangan untuk menyerang. Kunang-kunang itu terlihat memengangi tongkat kecil yang bisa mengeluarkan racun mematikan. Sedangkan kelompok bunga bernama Florest itu, mereka bisa berjalan dan memiliki tangan berupa batang-batang pohon. Mereka memiliki bentuk yang mirip seperti bunga Raflesia dan mempunyai bau yang amat tak sedap yang digunakan sebagai senjata utama.
Terlihat sejauh ini Faksi Amity yang lebih unggul untuk memenangkan perang.
Putri Valena yang menyaksikan itu dari atas menara kayu di tengah hutan merasa senang karena rencananya berjalan dengan mulus, sebelum dilihatnya blokade Faksi Amity ditembus. Parit-parit yang digali di sekitar hutan berhasil di sebrangi. Racun-racun mematikan yang ada di parit tersebut lenyap seketika.
Para Factionless memasuki hutan dengan sisa-sisa kekuatan dan senjatanya. Tank-tank mereka menyebabkan pepohonan rusak. Tembakan-tembakan yang merobek udara kian merajalela. Dan tak disangka, pasukan baru Factionless datang dari luar hutan dengan motor dan helikopter. Hal itu membuat para Faksi Amity yang sudah kehabisan daya untuk melawan jadi kewalahan.
Putri Valena seketika gelisah sekaligus heran karena yang mengetahui kelemahan agar bisa menembus blokade hanya Faksi Amity itu sendiri. Mantra sihir.
Ditengah kegelisahannya, tiba-tiba putra pemimpin dari salah satu 4 klan besar menghampiri Putri Valena yang berada di atas menara kayu dari belakang.
“Apa maumu datang menemuiku, Forst?” tanya Putri Valena yang tanpa melihatpun bisa merasakan kehadiran Forst.
“Menikahlah denganku,” jawabnya.
“Kau sudah tahu jawabannya,” kata Putri Valena dingin. "Lagi pula kita dalam perang!"
“Ya. Itu sebabnya aku datang kemari, untuk mengubah jawabanmu. Aku sudah lama menaruh rasa padamu. Kau tahu itu. Aku tidak suka kau dekat dengan penjagamu yang sialan itu! Kau tahu tentang blokade itu? Tadi aku bertemu dengan Factionless. Mereka bodoh mau menyetujuinya. Jadi, jika Fraksi ini ditaklukkan, aku yang akan menjadi pemimpin baru hu—.”
“Penghianat rupanya,” potong Putri Valena sembari menyibakkan selendang putihnya.
“Menikahlah denganku dan kita akan memimpin hutan bersama!”
“Di tengah Fraksi Amity yang sedang seperti ini, kau masih ... aku tak habis pikir. Kau ini putra pemimpin salah satu klan besar Faksi Amity! Mana wibawamu?!”
Forst meraih paksa pergelangan kiri Putri Valena dengan cepat. Hal itu membuat Putri Valena menarik tangan kirinya dan melayangkan tangan kanannya ke udara. Tiba-tiba muncul sulur-sulur tanaman mawar rambat dari menara kayu tempat ia berada. Salah satu sulur mawar itu memanjang dan melilit badan Forst hingga terlempar kuat ke atas tanah.
Forst bangkit dan melihat ke arah Valena, ia tersenyum kecut lalu berkata, “Sialan.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top