3

Langkah Anna berderap cepat sekali. Langit menggelap beberapa jam yang lalu. Menyeru bulan purnama untuk muncul. Mengisi kesenjangan malam yang diisi oleh sedikitnya bintang. Separuh waktu telah berakhir, makhluk hidup melepaskan waktu istirahatnya. Tampak dari sunyinya yang tak seperti saat matahari menggila, dan memanggang mereka.

“Pst, itu Anna Lager! Apakah mesti kita tanyakan terhadap factionless?” Seseorang berbisik pada temannya. Anna tak menggubris, ia terus berjalan menyusuri jalanan kota yang mulai sepi.

“Kau tahu? Pria yang menjadi temannya itu tampan. Aku mengidamkannya!” Yang lain bercakap tentang Aaron. Sungguh sial bagi Anna.

Di gang kota yang sempit, Anna menerobos cepat dengan langkah santainya. Ada genangan air di sampingnya, juga pipa-pipa buangan yang mengarah tak terlalu tepat ke parit. Menjijikkan, tapi ia berusaha untuk tak menginjakinya. Itu sangat memuakkan.

“Hey! Berani-beraninya kau jalan di gang sepi seperti ini!” Suara yang cukup familiar berhasil mengejutkan Anna. Di hadapannya berlari seorang pria yang masih menyimpan egonya—Aaron Sanford. “Kau tak takut diculik?”

“Lagi pula, aku ini manusia aneh,” ucap Anna, “siapa juga yang akan tertarik padaku? Semua orang menakutiku.”

“I'm not.”

Entah apa maksud Aaron. Ia tak melanjutkan topik canggung itu. “Kau baru pulang, huh?”

“Ya.” Anna tak ingin menatap Aaron, dia masih menyimpan ego dalam benaknya hingga kini. “Permisi.” Ia kembali berjalan tanpa memikirkan Aaron yang telah berada di belakangnya.

“Anna!” panggil Aaron. Ia berlari menyusul gadis itu. “Kau mengutamakan kejujuranmu. Aku tahu hal itu sangat penting, tapi kita butuh waktu untuk menyatakannya.”

“Tapi Aaron ...." Anna menggantungkan kalimatnya sesaat. Kemudian berani memandang iris menawan pria muda itu. “Aku takut jika memang telat. Permisi, aku harus pulang.”

“Aku butuh waktu untuk seluruh kejujuranmu!”

Percuma saja, Anna tak ingin bicara lebih banyak. Ia telah tenggelam dalam egonya, begitu pula dengan Aaron. Sikap keduanya ternyata sama-sama keras kepala. Anna sendiri belum memikirkan bagaimana tentang lusa untuk kedatangan factionless sialan itu.

Anna kembali berpikir, apa yang dikatakan Aaron ada benarnya juga. Namun, ia tak tahu bagaimana menyusun waktu untuk memulai kejujuran saat hari itu menjalankan misinya.

Yaitu mengalahkan factionless dan mengamankan Chicago seperti tugasnya.

***

Hukuman diberikan kepada Anna dan Aaron, keduanya tak dijadikan partner selama satu hari. Biarlah, memikirkan opini masing-masing, memecahkan egonya masing-masing di bawah superego. Selebihnya, mereka saling diam saat berpapasan atau bahkan rapat bersama Anthony, dan lainnya yang berhubungan.

Sedari tadi, Aaron berpendapat benar. Anthony setuju, tetapi kurang setuju akan opini Anna yang entah kenapa kurang dihargai. Rasanya gadis itu merasa gila, dengan raut wajahnya yang keruh dan bibirnya yang terkunci rapat.

“Jadi, bagaimana balasanmu terhadap pendapat Tuan Sandford?” tanya Anthony, menatap jeli pada bawahannya.

Tatapan sebal jelas terpancar dari wajah Anna. Kepalanya miring, kemudian tangannya melipat di bawah dada, posenya tak nyaman, begitupula dengan ucapannya. “Setuju saja.”

Ah, Anthony tak suka pada hal seperti ini.

“Setuju bagaimana?” Alis Anthony menjadi miring seperti bentuk huruf V. Rasanya ia terpancing emosi oleh Anna. “Berikan pendapatmu.”

“Ya, kalian semua membela Aaron. Namun ketika aku berpendapat? Hell, semuanya seperti enggan menyetujui hal itu. Padahal, kejujuran adalah hal utama dalam aspek apa pun.”

“Begitpula dengan waktu.” Aaron memandang Anna dari meja yang menghalangi mereka berdua. “Jika kejujuran dengan waktu itu berpapasan negatif, maka keduanya akan sangat sulit bersatu. Mereka akan hancur dengan caranya masing-masing.”

Anna terpaku, benar yang diucapkan Aaron. Namun, rasa gengsinya lebih tinggi. Ia berusaha mengangguk tanpa ingin memikirkan lebih panjang tentang rapat sialan ini.

“Kalian telah saya beri waktu untuk memikirkan cara efektif untuk besok. Jika keinginan kalian hanya untuk mengukuhkan opini masing-masing, saya takkan ambil bagian jika kalian terluka besok.” Anthony mengangkat kedua tangannya ke udara. “Saya juga akan memikirkan lebih rinci tentang kontrakmu bekerja di sini, Anna. Begitupula denganmu, Aaron. Saya akan berbicara lagi dengan atasanmu.”

Sangat sial. Tiada yang ingin meminta maaf di antara keduanya. Saling berkutat opini masing-masing dan tak ingin menyerah terhadap hasil pemikirannya yang 'seharusnya' menjadi pemenang.

Lalu, bagaimana untuk kedatangan factionless besok?

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top