Cermin #5: Lihatlah
"Berhenti bicara dan lihatlah bahasa tubuhnya. Dia mencintaimu, Shana!" Bentakan itu membuatku tersentak. Tubuhku bergetar, ujung kaki seakan membeku. Hawa dingin itu merambat naik membius dadaku. Aku tak bisa merasakan apa pun lagi. Perkataan Nawa sangat menusukku. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu. Padahal dia tahu, Resha hanya sahabat baikku dan selamanya akan tetap seperti itu. "Nggak perlu jadi genius untuk tahu hal itu, apa kamu memang nggak merasakannya atau pura-pura tidak merasakannya."
Aku kesulitan menelan ludah, selama ini tak pernah terlintas hal itu.
"Nggak ada persahabatan yang murni antara cewek dan cowok," lanjutnya.
Aku berdiri di ruang tamu. Sementara Nawa terus berbicara. Dia mengelilingiku, menelanjangiku dengan tatapannya yang tajam.
"Caranya memandangmu ... nggak ada sahabat menatap dengan cara seperti itu."
Aku mendongak, mencoba menahan air mata yang hampir terjatuh. Dia kembali berkata, "Cara dia menyentuhmu, caranya menggenggam tanganmu. Sial!"
Dia memukul udara. Aku berjingkat. Aku merasa sangat takut. Nawa sudah marah dia bisa memukul kapan saja. Mendorong sesukanya. Aku menatap waspada. Aku sudah memintanya menjauh setiap kali dia marah dan dia sepertinya menurutinya.
Dia berjalan tergesa sambil mengumpat kejam, "Berengsek!"
29 oktober 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top