Tertinggal
Penulis: PilTablet
Judul: Tertinggal
Hawa dingin dan rasa kantuk mungkin sudah menjadi hal biasa, yang harus mereka lawan setiap paginya. Begitulah, kehidupan yang harus mereka lewati di setiap pagi hari.
Jam masih menunjukan pukul 3 dini hari. Tapi, suara dan teriakan para santri sudah terdengar sejak tadi. Ada yang berteriak minta bantuan ataupun mengobrol satu dengan yang lainnya.
Dan, di setiap kamar pasti ada yang harus bangun lebih dulu untuk membangunkan yang lainnya. Agar mereka tidak terlambat dan juga kebagian kamar mandi.
"Mbak Dea, bangun!" panggil Hanna.
"Hmm," gumam Dea masih menutup matanya.
"Mbak bangun, keburu ada pengurus," ancam Hanna.
"Iya," jawab Dea masih masih mengantuk.
"Ayok, ke kamar mandi," ajak Hanna kepada Dea.
"Rame nggak?" tanya Dea.
"Seperti biasa," jawab Hanna.
"Kau sudah mendapat antrian?" tanya Dea sambil merapikan bantal dan selimut nya.
"Belum," kekeh Hanna.
Beginilah, kehidupan di pondok selalu mengantri. Apapun, entah itu makan ataupun mandi.
"Hanna," panggil Dea.
"Kenapa Mbak?" tanya Hanna.
"Kamu lihat tepak mandi aku?" tanya Dea.
"Lah, 'kan, biasanya ditaruh di lemari depan," jawab Hanna.
"Iya tapi ini nggak ada."
"Kebiasaan, sih," gerutu Hanna meninggalkan Dea, menuju ke kamar mandi.
Dea masih saja mencari tepak mandi, yang sampai saat ini belum juga ketemu.
"Ihh, dimana, sih," kesal Dea.
"Mbak," panggil seseorang mengagetkan Dea.
"Astaghfirullah," kaget Dea. "Eh, Nisa." Ternyata orang yang memanggil Dea adalah Nisa, anak kamar sebelahnya.
"Mbak, lagi ngapain?" tanya Nisa.
"Lagi nyari tepak mandi," ujar Dea masih mencari tepak mandinya.
"Di lemari depan nggak ada?" tanya Nisa.
"Nggak ada, aku udah nyari dari tadi," jawab Dea sambil mengobrak-abrik lemari depan kamar nya.
"Coba, Mbak cari di ember cucian kotor," saran Nisa.
"Barang kali, keselip pas lagi nyuci baju," tambah Nisa.
"Mbak Dea!" panggil Hanna dari kamar mandi.
"Apa?" jawab Dea.
"Mau mandi, nggak? Cepetan ke sini, nanti keburu ada pengurus ngontrol malah nggak jadi mandi," omel Hanna dari arah kamar mandi.
"Tepak mandi aku belum ketemu," balas Dea menghampiri Hanna.
"Dari tadi belum ketemu, makannya Mbak kalo naruh jangan sembarangan, kalo udah ilang baru di cariin," ucap Hanna sambil menyuruh Dea masuk ke kamar mandi.
"Tuh." Hanna menunjuk ke atas pembatas setiap bilik kamar mandi. "Dari kemarin tepak mandi Mbak di sini."
"Kenapa nggak bilang?" kesal Dea.
"Sengaja bikin Mbak nyariin dulu," kekeh Hanna, lalu masuk ke salah satu bilik kamar mandi.
"Hanna, awas kamu!" teriak Dea.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top