Hutan Terlarang [ III ]
Judul: Hutan Terlarang
Karya: SapphireBlue
"Ini kita di mana? Dari tadi muter-muter nggak jelas, Ar."
"Gue juga nggak tau, Sya. Jangan bilang kita nyasar?"
"Jangan sembarangan, deh, kalo ngomong. Kita cari jalan keluar buruan!"
Hutan. Tempat penuh bahaya yang mengancam nyawa. Arza dan Syakira justru terjebak di dalamnya. Bermula karena ingin berpetualang di hutan mencari pengalaman yang berbeda, keduanya justru tersesat di tempat antah brantah.
"Ck. Mana gue laper lagi. Bekal kita udah abis, Ar. Makan apa coba?" Syakira, gadis cerewet menyebalkan yang selalu saja menyusahkan Arza.
"Lo diem, deh. Gue tinggal tau rasa."
Hening. Syakira benar-benar menutup mulutnya setelah mendengar ancaman Arza. Keduanya melanjutkan perjalanan. Mereka harus segera pulang sebelum matahari kembali ke peraduan. Bermalam di dalam hutan adalah hal yang sama sekali tidak mereka bayangkan.
"Hutan terlarang," gumam Syakira, menatap sebuah papan yang tertempel pada pohon tua.
"Lo bilang apa tadi? Hutan terlarang?" tanya Arza memastikan jika pendengarannya masih berfungsi dengan benar.
"Liat ke pohon." Syakira menunjuk pohon yang terdapat papan tersebut.
Arza terkejut. Menatap tulisan pada papan dan membacanya berulang.
"Jadi ... kita di hutan terlarang? Makanya, kita gak nemuin jalan buat pulang?"
Baru saja Syakira akan menjawab, tiba -tiba mereka mendengar suara keributan tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Karena penasaran, mereka melangkah mendekati sumber suara. Semakin dekat, riuh kegaduhan itu semakin terdengar jelas dan ....
"Mereka ngapain?!" Syakira memekik dengan suara tertahan. Dia merasa ketakutan dan segera bersembunyi di belakang tubuh Arza.
Di sana, terlihat kerumunan orang memakai pakaian aneh berwarna hitam dengan pernak-pernik dari tulang belulang. Mereka membentuk lingkaran mengelilingi seseorang yang tengah duduk di sebuah kursi dari rotan dan kayu. Dia memiliki semacam tongkat dan memakai jubah dari kulit hewan. Mereka seperti sedang melakukan pemujaan.
Di sisi lain, sekelompok orang berpakaian sama tengah melakukan ritual aneh. Seseorang berdiri di depan pohon, lalu seorang lagi menghujamkan tombak ke tubuh orang tadi. Namun, tidak terjadi apa pun pada orang itu. Tombak itu lenyap. Hilang entah kemana.
Di tempatnya, Syakira semakin menggigil ketakutan. Ia bahkan sudah melangkah menjauhi tempat itu. Namun, dirinya menginjak ranting sehingga menimbulkan suara yang cukup keras. Orang-orang berpakaian aneh tadi seketika menghentikan kegiatan mereka. Lalu melihat keberadaan Syakira dan Arza. Keduanya segera berlari mencari tempat persembunyian.
Seseorang yang merupakan pemimpin mereka, memerintahkan pengikutnya untuk mengejar Arza dan Syakira. Dengan membawa senjata berupa tombak dengan ujung runcing yang siap menembus dada keduanya.
"Lari!" Arza menarik pergelangan tangan Syakira dan membawanya berlari, mencari tempat untuk bersembunyi.
"Kita ke sana! Ada pohon besar di sana!" seru Arza, sambil sesekali mengawasi sekitar. Takut jika saja orang berpakaian aneh tadi sudah dekat dengan mereka.
Dengan cepat, keduanya menuju pohon besar yang berlumut dan berlubang. Napas mereka memburu saling beradu. Keringat dingin mulai mengucur dari dahi. Syakira semakin erat menggenggam tangan Arza menyalurkan ketakutannya. Ini adalah kali pertama dirinya di posisi antara hidup dan mati.
"Gue takut, Ar. Gue nggak mau mati di hutan ini."
"Ssstt ... lo tenang. Kita udah aman. Manusia hutan tadi nggak akan nemuin kita," ucap Arza menenangkan. Ikut menggenggam jemari lentik milik Syakira.
Syakira terus merapal doa, dia semakin merapatkan diri ke sisi pohon. Tiba-tiba pohon itu memunculkan lubang besar yang membawa keduanya masuk ke dalamnya.
Mereka serasa menuruni wahana perosotan dengan kecepatan tinggi. Angin menerbangkan helaian surai panjang gadis itu. Syakira menjerit begitu keras, jantungnya seolah terbang dan ia serasa mati saat itu juga. Benar-benar menegangkan. Lain halnya dengan Arza yang hanya menunjukkan ekspresi datar. Mungkin dia terlalu syok sehingga tidak tahu harus mengekspresikan keterkejutannya bagaimana.
"Arrgh!!"
Keduanya terempas dari dalam pohon yang sama. Terguling beberapa kali sampai rasanya tubuh mereka remuk membentur tanah juga tergores semak belukar. Pohon tadi seperti sebuah portal yang menghubungkan dua tempat berbeda. Meskipun mereka masih berada di dalam hutan yang sama. Keduanya berusaha berdiri, membersihkan dedauan kering yang menempel pada pakaian mereka.
"Ar, bukannya ini jalan waktu kita masuk hutan?" tanya Syakira menatap sekeliling. Dia ingat betul jalan yang dilalui mereka sebelum akhirnya mereka tersesat.
"Iya, lo bener. Ayo, kita harus segera keluar dari hutan ini!" seru Arza semangat. Ya, mereka harus secepatnya keluar dari hutan terkutuk ini sebelum sesuatu yang burum terjadi. Mereka lantas berlari mengikuti jalur yang mereka lewati sebelumnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top