Dolphin Island [ III ]

Judul: Dolphin Island
Karya: Biji Salak

Cuba adalah seekor anak lumba-lumba. Cuba hidup bersama kawanannya di sebuah pulau bernama Pulau Lumba-Lumba.

Pulau itu letaknya sedikit tersembunyi, karena tertutupi oleh pulau-pulau kecil lainnya. Cuba paling suka berenang dan mencari ikan kecil sebagai makanannya sampai ke beberapa pulau terdekat. Hingga suatu hari Cuba yang terlalu menikmati waktu mencari makan tidak menyadari bahwa dirinya telah terpisah dari kawanannya.

"Hei, coba lihat aku dapat apa!" seru Cuba saat akhirnya mendapatkan hasil buruannya.

Sunyi, tidak ada satu kawanan pun yang menyahuti seruannya.

Cuba merasa heran, lalu berbalik arah untuk melihat kawanannya. Namun, yang Cuba lihat hanyalah kekosongan.

Sepi!

Seolah tersadar dari rasa herannya, Cuba pun berpikir bahwa dirinya kini tersesat dan terpisah dari kawanan. Cuba termenung meratapi nasibnya, Cuba merasa sedih dan sendirian.

Saat tengah termenung meratapi nasib, tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya.

"Sepertinya kamu bukan dari wilayah sini. Kamu siapa dan sedang apa di wilayahku ini?" tanya seekor ikan pari yang menelisik dan memperhatikan Cuba.

"Namaku Cuba, aku sedang mencari makan di wilayah ini bersama kawananku. Tapi, ternyata aku tersesat dan terpisah dari mereka." Dengan kepala menunduk, Cuba mencoba menghalau air mata yang hendak turun.

"Malang sekali nasibmu, Cuba. Sudah jangan bersedih, aku akan membantumu kembali pada kawananmu."

"Benarkah?" Mata Cuba berbinar mendapati seseorang yang baru dia temui ingin membantunya kembali bertemu kawanannya.

"Hmm, tentu saja. Tapi sebelumnya, aku perkanalkan dulu diriku. Namaku Ero dan aku anak ketua suku wilayah ini," jelasnya pada Cuba.

"Ayo, sebaiknya kita cepat bergegas mencari kawananmu. Sebelum mereka pergi terlalu jauh!" ajaknya berlalu mendahului.

"Emm ... Ero," ucapnya terhenti.

"Ada apa Cuba?" tanya Ero.

"I-itu ... apakah kamu tau Pulau Lumba-Lumba?" Cuba bertanya pada Ero.

"Hah, tentu saja tau. Aku bahkan pernah diajak ayahku pergi kesana mencari makanan untuk kawanan," terangnya sembari mengingat.

"Sebenarnya aku berasal dari pulau itu ...," terangnya sembari menatap Ero.

Hening, tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibir Ero.

"Sepertinya Ero marah," gumam Cuba yang masih dapat didengar oleh Ero.

"Ckk, aku tidak marah. Hanya sedikit kesal karena merasa bodoh, kenapa tidak sejak tadi aku bertanya tempat asalmu," terangnya lagi.

"Ma-af, Ero ...," cicitnya dengan kepala tertunduk.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Ayo, aku antar ke Pulau Lumba-Lumba dan bertemu kawananmu."

Ero dan Cuba terus berenang mengarungi lautan dan melewati beberapa pulau hingga akhirnya Cuba melihat kerumunan kawanannya dari jauh.

Ero yang melihat bahwa mereka sudah semakin dekat memutuskan bahwa ini saatnya dia kembali.

"Cuba, di depan sana adalah kawananmu. Jadi, aku rasa cukup sampai di sini saja aku mengantar."

"Kamu akan pulang? Tidak bertemu dulu dengan kawananku?" tanyanya lagi memastikan.

"Terima kasih tawarannya, Cuba. Tetapi aku sudah cukup lama pergi. Aku tidak mau kawananku cemas," tolaknya halus.

"Baiklah, Ero. Terima kasih, karena sudah mengantarku kembali pada kawananku."

"Hmm, tidak masalah. Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Cuba." Ero berlalu dari hadapan Cuba.

Walaupun cuma sebentar, tetapi Cuba merasa senang bisa betemu dengan orang sebaik Ero. Ini adalah pengalaman sekaligus petualangan yang tidak akan pernah dilupakan oleh Cuba.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top